FITNESS & HEALTH

Pria Lebih Berisiko terkena Fibrilasi Atrium, Ini Alasannya

A. Firdaus
Kamis 09 Januari 2025 / 16:42
Jakarta: Aritmia adalah gangguan irama jantung yang menyebabkan detak jantung tidak teratur, terlalu cepat atau melambat. Kondisi ini terjadi karena impuls listrik yang mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik.

Aritmia yang paling banyak ditemukan di masyarakat adalah fibrilasi atrium (FA). Diperkirakan jumlah penderita fibrilasi atrium di Indonesia mencapai lebih dari tiga juta, dengan prevalensi yang meningkat seiring bertambahnya usia.

Fibrilasi atrium adalah kondisi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut sangat cepat dan tidak beraturan. Normalnya, jantung akan berdenyut sekitar 60-100 kali per menit saat kita sedang santai, namun pada fibrilasi atrium, serambi jantung bisa berdenyut lebih dari 400 kali per menit.

Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah dan gagal jantung. Penggumpalan darah yang terbentuk dapat mengakibatkan terjadinya stroke.

Beberapa penyebab FA di antaranya; gangguan elektrolit, gangguan tiroid, stres berlebihan, hingga hipertensi. Penyebab FA lain dilihat dari jenis kelamin, di mana pria lebih berisiko mengalami penyakit jantung koroner dan kondisi hormon yang berbeda ketimbang wanita.

Baca juga: Penanganan Fibrilasi Atrium dengan PFA, Keunggulan dan Cara Kerjanya

"Ada banyak faktor terjadinya FA, salah satunya penyakit jantung koroner yang lebih dini dibanding perempuan yang menyebabkan pengapuran di jantung lebih tinggi pada laki-laki," ungkap Ahli Aritmia di Heartology Cardiovascular Hospital, Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), dalam temu media.

"Itu juga menimbulkan hipertensi, kakunya pembuluh darah, yang tidak dilindungi oleh hormonal yang ada pada perempuan. Perlindungan hormonal ini bermakna sehingga pembuluh darah lebih elastis," sambungnya.

Meski pria lebih berisiko dibandingkan dengan wanita, bukan berarti kaum hawa tak sedikit mengalami fibrilasi atrium. Faktor usia juga menjadi peranan penting, yang mana semakin tua juga risiko terkena FA juga semakin tinggi.

"Belum lagi faktor gaya hidup seperti merokok. Intinya semua tergantung gaya hidup. Jadi bukan berarti wanita tidak berisiko, hanya saja pria lebih punya risiko lebih tinggi," pungkas Dr. Dicky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH