FITNESS & HEALTH
Ini Alasan Warga yang Tinggal di Lereng Gunung Berisiko Gangguan Tiroid
Aulia Putriningtias
Rabu 06 November 2024 / 15:10
Jakarta: Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi penyakit tiroid yang terdiagnosis oleh dokter sebesar 0,4 persen. Salah satu yang berisiko tinggi adalah warga yang tinggal di lereng gunung.
Menurut Ketua Umum Indonesian Thyroid Association (InaTA), Tjokorda Gde Dalem Pemayun, alasan mengapa masyarakat yang tinggal di lereng gunung berisiko tinggi mengalami gangguan tiroid. Hal ini dikarenakan kadar yodium yang rendah dalam makanan mereka sehari-hari.
Yodium yang cukup dapat membantu tiroid bekerja sesuai dengan kebutuhan tubuh. Namun, jika kekurangan hal ini di dalam makanan, dapat mengganggu produksi hormon tiroid yang dibutuhkan.
"Yodium yang rendah dalam makanan, seperti sayuran yang tumbuh di lereng gunung, menyebabkan kurangnya mikronutrien seperti natrium, kalium, dan potasium. Kondisi ini dapat memicu gangguan tiroid," jelas Tjokorda dalam konferensi pers penyerahan White Paper Tiroid di Jakarta, Selasa, 5 November 2024.
Yodium sendiri diperlukan untuk pembentukan hormon tiroksin dalam kelenjar tiroid. Jika kandungan yodium tidak tercukupi, proses pembentukan hormon terganggu, dan dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tiroid.
Para ibu hamil yang tinggal di daerah pegunungan juga diingatkan untuk mengonsumsi makanan kaya akan yodium. Hal ini penting agar kebutuhan yodium pada ibu dan janin terpenuhi, terutama bagi wanita yang memiliki riwayat penyakit tiroid.
Pun, ia menyarankan jika calon ibu memiliki riwayat penyakit tiroid dan masih belum memenuhi kadar yodium, sebaiknya menunda kehamilan. Dikhawatirkan akan membuat janin menjadi cacat ataupun memiliki IQ di bawah rata-rata.
"Ibu yang pernah menjalani operasi tiroid atau terapi ablasi harus memastikan kebutuhan yodiumnya terpenuhi sebelum hamil. Janin tidak dapat memproduksi hormon sendiri di awal kehamilan, karena kelenjar tiroidnya belum terbentuk," jelasnya.
Bagi para ibu yang sudah melahirkan bayi, penting untuk selalu melakukan cek dini terhadap anak. Skrining sederhana bisa dilakukan dengan meraba leher untuk mendeteksi benjolan, atau menggunakan aplikasi kesehatan untuk melakukan penilaian tiroid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut Ketua Umum Indonesian Thyroid Association (InaTA), Tjokorda Gde Dalem Pemayun, alasan mengapa masyarakat yang tinggal di lereng gunung berisiko tinggi mengalami gangguan tiroid. Hal ini dikarenakan kadar yodium yang rendah dalam makanan mereka sehari-hari.
Yodium yang cukup dapat membantu tiroid bekerja sesuai dengan kebutuhan tubuh. Namun, jika kekurangan hal ini di dalam makanan, dapat mengganggu produksi hormon tiroid yang dibutuhkan.
"Yodium yang rendah dalam makanan, seperti sayuran yang tumbuh di lereng gunung, menyebabkan kurangnya mikronutrien seperti natrium, kalium, dan potasium. Kondisi ini dapat memicu gangguan tiroid," jelas Tjokorda dalam konferensi pers penyerahan White Paper Tiroid di Jakarta, Selasa, 5 November 2024.
Yodium sendiri diperlukan untuk pembentukan hormon tiroksin dalam kelenjar tiroid. Jika kandungan yodium tidak tercukupi, proses pembentukan hormon terganggu, dan dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tiroid.
Para ibu hamil yang tinggal di daerah pegunungan juga diingatkan untuk mengonsumsi makanan kaya akan yodium. Hal ini penting agar kebutuhan yodium pada ibu dan janin terpenuhi, terutama bagi wanita yang memiliki riwayat penyakit tiroid.
Pun, ia menyarankan jika calon ibu memiliki riwayat penyakit tiroid dan masih belum memenuhi kadar yodium, sebaiknya menunda kehamilan. Dikhawatirkan akan membuat janin menjadi cacat ataupun memiliki IQ di bawah rata-rata.
"Ibu yang pernah menjalani operasi tiroid atau terapi ablasi harus memastikan kebutuhan yodiumnya terpenuhi sebelum hamil. Janin tidak dapat memproduksi hormon sendiri di awal kehamilan, karena kelenjar tiroidnya belum terbentuk," jelasnya.
Bagi para ibu yang sudah melahirkan bayi, penting untuk selalu melakukan cek dini terhadap anak. Skrining sederhana bisa dilakukan dengan meraba leher untuk mendeteksi benjolan, atau menggunakan aplikasi kesehatan untuk melakukan penilaian tiroid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)