FITNESS & HEALTH
APVI Sebut Berita Rokok Elektrik Timbulkan Gagal Ginjal Akut Tidak Benar
Medcom
Senin 31 Oktober 2022 / 11:26
Jakarta: Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Aryo Andrianto menyayangkan beredarnya berita hoaks yang menyebut rokok elektrik yang dinilai berpotensi menimbulkan gagal ginjal akut seperti pada kasus obat batuk sirop.
Aryo menjelaskan bahwa Propilen Glikol (PG) yang terdapat pada cairan rokok elektrik berbeda dengan Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG) pada kasus obat sirop yang sedang ramai dibicarakan.
"Belakangan ini kita dihadapkan pemberitaan yang menuduh rokok elektrik tidak aman karena mengandung zat yang tidak baik. Penjelasan ini ditujukan untuk pemberitaan yang tidak dipertanggungjawabkan tersebut," kata Aryo di Instagram miliknya @aryoandrianto.
Menurut Aryo, berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (U.S. Centers for Disease Control), PG adalah zat cair sintetis yang menyerap air. Kandungan ini digunakan oleh industri kimia, makanan, dan farmasi. PG juga digunakan untuk menyerap air sekaligus menjaga kelembapan pada obat-obatan, kosmetik, atau produk makanan tertentu.
Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (U.S. Food and Drug Administration) mengklasifikasikan PG sebagai zat yang secara umum diakui aman untuk digunakan dalam makanan.
Selain itu, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) menginformasikan zat ini telah dievaluasi untuk asupan harian yang dapat diterima oleh komite gabungan dari WHO dan Badan Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization) tentang zat adiktif pada makanan.
“Isinya menyebutkan bahwa Propilen Glikol tidak berpengaruh pada metabolisme basal (fungsi organ tubuh). Maka, Propilen Gliol tidak sama dengan Dietilen Glikol dan Etilen Glikol,” tegas Aryo.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Penghantar Nikotin Indonesia (APPNINDO), Teguh B Ariwibowo, mengatakan bahwa asumsi mengenai rokok elektrik memiliki potensi gagal ginjal akut bagi penggunanya seperti pada kasus obat batuk sirop sangat tidak berdasar. Sebab, asumsi yang tersebar di publik tidak berdasarkan sumber kredibel dan hasil kajian ilmiah komprehensif.
“Pemerintah saat ini tengah berkerja keras untuk mencari tahu penyebab kasus gagal ginjal akut yang sedang mewabah di Indonesia. Alangkah bijaknya jika kita bersama-sama mendukung pemerintah menyelesaikan permasalahan ini dengan tidak mengembangkan asumsi yang tidak berdasar mengenai rokok elektrik sebagai salah satu pemicu gagal ginjal akut," paparnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
Aryo menjelaskan bahwa Propilen Glikol (PG) yang terdapat pada cairan rokok elektrik berbeda dengan Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG) pada kasus obat sirop yang sedang ramai dibicarakan.
"Belakangan ini kita dihadapkan pemberitaan yang menuduh rokok elektrik tidak aman karena mengandung zat yang tidak baik. Penjelasan ini ditujukan untuk pemberitaan yang tidak dipertanggungjawabkan tersebut," kata Aryo di Instagram miliknya @aryoandrianto.
Menurut Aryo, berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (U.S. Centers for Disease Control), PG adalah zat cair sintetis yang menyerap air. Kandungan ini digunakan oleh industri kimia, makanan, dan farmasi. PG juga digunakan untuk menyerap air sekaligus menjaga kelembapan pada obat-obatan, kosmetik, atau produk makanan tertentu.
Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (U.S. Food and Drug Administration) mengklasifikasikan PG sebagai zat yang secara umum diakui aman untuk digunakan dalam makanan.
Selain itu, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) menginformasikan zat ini telah dievaluasi untuk asupan harian yang dapat diterima oleh komite gabungan dari WHO dan Badan Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization) tentang zat adiktif pada makanan.
“Isinya menyebutkan bahwa Propilen Glikol tidak berpengaruh pada metabolisme basal (fungsi organ tubuh). Maka, Propilen Gliol tidak sama dengan Dietilen Glikol dan Etilen Glikol,” tegas Aryo.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Penghantar Nikotin Indonesia (APPNINDO), Teguh B Ariwibowo, mengatakan bahwa asumsi mengenai rokok elektrik memiliki potensi gagal ginjal akut bagi penggunanya seperti pada kasus obat batuk sirop sangat tidak berdasar. Sebab, asumsi yang tersebar di publik tidak berdasarkan sumber kredibel dan hasil kajian ilmiah komprehensif.
“Pemerintah saat ini tengah berkerja keras untuk mencari tahu penyebab kasus gagal ginjal akut yang sedang mewabah di Indonesia. Alangkah bijaknya jika kita bersama-sama mendukung pemerintah menyelesaikan permasalahan ini dengan tidak mengembangkan asumsi yang tidak berdasar mengenai rokok elektrik sebagai salah satu pemicu gagal ginjal akut," paparnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)