FITNESS & HEALTH
Tips Agar tak Terlarut Melakukan Hustle Culture secara Berlebihan
Raka Lestari
Jumat 20 Agustus 2021 / 18:08
Jakarta: Belakangan ini hustle culture menjadi tren di dunia kerja. Kesibukan tiada henti membuat seseorang bekerja dengan mengesampingkan quality time.
Ada suatu tujuan penting yang harus tercapai karena bisa saja terpengaruh dari tokoh inspiratif, motivasi, dan ambisi sebagai prinsip hidup. Jika terus dilakukan secara berulang, hal itu dapat menjadi budaya baru pada sistem kerja. Bukannya berhasil, justru dampak buruk yang mengancam kesehatan mental karena kegilaan bekerja.
Agar tidak melakukanya secara berlebihan, kamu bisa memerhatikan hal-hal berikut ini:
Terkadang sebagian orang mendedikasikan hidup untuk bekerja secara totalitas. Kalau berlangsung diluar batas, waktu akan terbuang secara cuma-cuma tanpa sempat memenuhi aktivitas lainya. Selesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, tidak perlu berlebihan. Gunakan waktu luang selepas bekerja untuk beristirahat.
Apapun pencapaian selama bekerja, patut untuk disyukuri. Membandingkan terhadap orang lain hanya menambah rasa iri yang berujung ambisi tanpa memikirkan risiko. Mensyukuri pencapaian saat ini bisa membuat kamu lebih bahagia dalam hidup.
Waktu menjadi sangat penting terutama ketika sedang libur dari rutinitas pekerjaan. Gunakan untuk aktivitas pribadi yang bermanfaat. Seperti melakukan olahraga, membaca buku, membersihhkan rumah, dan sebagainya.
Belum ada jaminan kalau bekerja keras melebihi waktu normal bisa menjadikan seseorang sukses berkarier. Nyatanya, definisi sukses juga berbeda-beda berdasarkan tujuan hidup. Carilah kesuksesan di luar pekerjaan, berbagi pengalaman yang unik telah menanti sebagai pelajaran hidup.
Masing-masing pekerjaan memiliki target yang wajib dicapai. Tidak usah menyusahkan diri sendiri demi melampaui takaran beban kerja. Kesehatan tubuh, mental, dan emosional perlu dijaga agar menjalani rutinitas tetap maksimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Ada suatu tujuan penting yang harus tercapai karena bisa saja terpengaruh dari tokoh inspiratif, motivasi, dan ambisi sebagai prinsip hidup. Jika terus dilakukan secara berulang, hal itu dapat menjadi budaya baru pada sistem kerja. Bukannya berhasil, justru dampak buruk yang mengancam kesehatan mental karena kegilaan bekerja.
Agar tidak melakukanya secara berlebihan, kamu bisa memerhatikan hal-hal berikut ini:
Bekerjalah untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja
Terkadang sebagian orang mendedikasikan hidup untuk bekerja secara totalitas. Kalau berlangsung diluar batas, waktu akan terbuang secara cuma-cuma tanpa sempat memenuhi aktivitas lainya. Selesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, tidak perlu berlebihan. Gunakan waktu luang selepas bekerja untuk beristirahat.
Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Apapun pencapaian selama bekerja, patut untuk disyukuri. Membandingkan terhadap orang lain hanya menambah rasa iri yang berujung ambisi tanpa memikirkan risiko. Mensyukuri pencapaian saat ini bisa membuat kamu lebih bahagia dalam hidup.
Hargai dan gunakan waktu luang untuk bersantai
Waktu menjadi sangat penting terutama ketika sedang libur dari rutinitas pekerjaan. Gunakan untuk aktivitas pribadi yang bermanfaat. Seperti melakukan olahraga, membaca buku, membersihhkan rumah, dan sebagainya.
Sukses bukan hanya sekadar bekerja
Belum ada jaminan kalau bekerja keras melebihi waktu normal bisa menjadikan seseorang sukses berkarier. Nyatanya, definisi sukses juga berbeda-beda berdasarkan tujuan hidup. Carilah kesuksesan di luar pekerjaan, berbagi pengalaman yang unik telah menanti sebagai pelajaran hidup.
Kesehatan diri sendiri lebih penting
Masing-masing pekerjaan memiliki target yang wajib dicapai. Tidak usah menyusahkan diri sendiri demi melampaui takaran beban kerja. Kesehatan tubuh, mental, dan emosional perlu dijaga agar menjalani rutinitas tetap maksimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)
RELATED ARTICLE
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0104 [53]
