FITNESS & HEALTH
5 Tanda Kamu Harus Istirahat Bermain Media Sosial
Aulia Putriningtias
Rabu 03 Januari 2024 / 13:28
Jakarta: Di zaman ini, media sosial menjadi penting sekali untuk kehidupan. Namun, tak bisa dipungkiri jika media sosial dapat membuat lelah juga. Bagaimana tandanya jika harus beristirahat?
Menurut psikolog klinis, Mimansa Singh Talwar, dalam Healthshots, media sosial membuatmu berlomba-lomba untuk siapa yang lebih unggul. Iri hati kerap muncul ketika media sosial menampilkan hal-hal yang menarik dan justru membuat keinginan bertambah.
Media sosial memang membawa manfaat, seperti dapat berkomunikasi secara jarak jauh, membuat pertemanan, relasi, hingga berbagai ilmu. Namun, tak jarang media sosial juga membawa kecemasan, ketidakpercayaan diri, hingga depresi.
"Mengingat kehadiran gadget di sekitar kita, kini menjadi lebih refleksif bagi seseorang untuk menggunakan ponsel pintar dan mulai melakukan scrolling tanpa berpikir panjang," papar Slingh Talwar.
Keterlibatan terus-menerus di media sosial dapat memberikan pengaruh negatif dalam banyak hal. Inilah beberapa tanda bahwa perlunya istirahat dari media sosial adalah:
Saat kamu berada di ruang, di mana tidak lagi menggunakan media sosial sebagai sarana hiburan, melainkan terjebak dalam lingkaran perbandingan terus-menerus, maka kamu harus berhenti sejenak. Kamu perlu keluar dari media sosial untuk sementara waktu.
"Ketika semakin membandingkan diri dengan apa yang dilihat di media sosial, kamu merasa tidak puas dengan diri sendiri atau hidup,” ungkapnya.
Baca juga: Kenali Gejala dan Penyebab ADHD yang Diidap Fuji
FOMO atau fear of missing out atau dalam bahasa Indonesia adalah takut ketinggalan menjadi salah satu sikap yang sering muncul dalam bermedia sosial. Perasaan tidak ingin ketinggalan membuatmu bisa saja mengalami kecemasan.
Ketika terus-menerus memahami apa yang dimiliki orang lain, kamu gagal menyadari betapa berharganya momen berharga ini. Jika tak ingin berlanjut, sebaiknya beristirahat.
Karena tren yang berubah-ubah secara cepat, hidup bisa saja terpengaruh. Jika positif, tidak masalah. Jika negatif? Kamu perlu untuk beristirahat dari media sosial. Terlebih, jika kamu merasa bahwa kepercayaan diri menurun, sebaiknya sejenak tidak memainkan media sosial.
Menelusuri media sosial menjadi kebiasaan buruk, sehingga sering memeriksa ponsel tanpa menyadarinya. Bahkan di waktu istirahat kecil, kita merasakan dorongan terus-menerus untuk membukanya tanpa berpikir panjang.
Saat itulah kamu perlu menghentikan kebiasaan ini dengan mengatakan TIDAK pada media sosial untuk sementara waktu. Terlebih, jika kamu mengalami kecemasan dalam tidak mengecek media sosial dalam waktu singkat.
Berkaitan dengan tren dan FOMO, mengecek keterlibatan dalam hal ini juga menjadi perhatian. Jika kamu merasa tingkat keterlibatan, dan keterlibatan yang negatif atau kurang akan menyebabkan suasana hati yang tidak menyenangkan, segeralah beristirahat dari media sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut psikolog klinis, Mimansa Singh Talwar, dalam Healthshots, media sosial membuatmu berlomba-lomba untuk siapa yang lebih unggul. Iri hati kerap muncul ketika media sosial menampilkan hal-hal yang menarik dan justru membuat keinginan bertambah.
Media sosial memang membawa manfaat, seperti dapat berkomunikasi secara jarak jauh, membuat pertemanan, relasi, hingga berbagai ilmu. Namun, tak jarang media sosial juga membawa kecemasan, ketidakpercayaan diri, hingga depresi.
"Mengingat kehadiran gadget di sekitar kita, kini menjadi lebih refleksif bagi seseorang untuk menggunakan ponsel pintar dan mulai melakukan scrolling tanpa berpikir panjang," papar Slingh Talwar.
Keterlibatan terus-menerus di media sosial dapat memberikan pengaruh negatif dalam banyak hal. Inilah beberapa tanda bahwa perlunya istirahat dari media sosial adalah:
1. Perbandingan terus menerus
Saat kamu berada di ruang, di mana tidak lagi menggunakan media sosial sebagai sarana hiburan, melainkan terjebak dalam lingkaran perbandingan terus-menerus, maka kamu harus berhenti sejenak. Kamu perlu keluar dari media sosial untuk sementara waktu.
"Ketika semakin membandingkan diri dengan apa yang dilihat di media sosial, kamu merasa tidak puas dengan diri sendiri atau hidup,” ungkapnya.
Baca juga: Kenali Gejala dan Penyebab ADHD yang Diidap Fuji
2. Takut ketinggalan (FOMO)
FOMO atau fear of missing out atau dalam bahasa Indonesia adalah takut ketinggalan menjadi salah satu sikap yang sering muncul dalam bermedia sosial. Perasaan tidak ingin ketinggalan membuatmu bisa saja mengalami kecemasan.
Ketika terus-menerus memahami apa yang dimiliki orang lain, kamu gagal menyadari betapa berharganya momen berharga ini. Jika tak ingin berlanjut, sebaiknya beristirahat.
3. Hidup mulai terpengaruh
Karena tren yang berubah-ubah secara cepat, hidup bisa saja terpengaruh. Jika positif, tidak masalah. Jika negatif? Kamu perlu untuk beristirahat dari media sosial. Terlebih, jika kamu merasa bahwa kepercayaan diri menurun, sebaiknya sejenak tidak memainkan media sosial.
4. Menggulir tanpa berpikir
Menelusuri media sosial menjadi kebiasaan buruk, sehingga sering memeriksa ponsel tanpa menyadarinya. Bahkan di waktu istirahat kecil, kita merasakan dorongan terus-menerus untuk membukanya tanpa berpikir panjang.
Saat itulah kamu perlu menghentikan kebiasaan ini dengan mengatakan TIDAK pada media sosial untuk sementara waktu. Terlebih, jika kamu mengalami kecemasan dalam tidak mengecek media sosial dalam waktu singkat.
5. Mengecek terus menerus keterlibatan
Berkaitan dengan tren dan FOMO, mengecek keterlibatan dalam hal ini juga menjadi perhatian. Jika kamu merasa tingkat keterlibatan, dan keterlibatan yang negatif atau kurang akan menyebabkan suasana hati yang tidak menyenangkan, segeralah beristirahat dari media sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)