FITNESS & HEALTH
Ini Tanggapan ASI IDAI mengenai Viralnya Metode ASI Bubuk
Aulia Putriningtias
Jumat 10 Mei 2024 / 16:08
Jakarta: Belakangan ini telah viral di media sosial mengenai metode freeze drying Air Susu Ibu (ASI) atau bubuk. Satuan Tugas (Satgas) ASI IDAI menyampaikan pesan tentang tujuan, kesesuaian manfaat, dan risiko penggunaannya untuk bayi.
Ketua Satgas ASI IDAI, Dr. dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K), mengatakan pengeringan beku pada komponen penting ASI saat ini masih belum diketahui. Proses ini dinyatakan dapat mempertahankan struktur molekul susu.
Namun, mengingat penggunaan suhu tinggi saat proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI.
Baca juga: Ke-6 Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Saat Ibu Sedang Menyusui
“Tanpa bukti penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah freeze-dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan bayi, berikut zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,” kata dr. Naomi.
Dr. Naomi pun menjelaskan bahwa dalam memberikan ASI secara langsung, tidak hanya sekadar membuat Si Kecil mengonsumsinya. Namun, ada pembentukan kedekatan dan ikatan batin antara ibu dan anak.
"Menyusui langsung dari payudara ibu sangat direkomendasikan agar dapat terjalin kontak erat antara ibu dan bayi, menumbuhkan rasa aman dan meningkatkan ikatan orangtua-anak. Menyusui bukan sekadar memberikan ASI,” ingat dr. Naomi.
Dr. Naomi pun mengimbau untuk tidak sembarangan dalam melakukan promosi terkait ASI metode bubuk ini. Terutama pada orang tua yang memiliki bayi dengan kondisi medis tertentu, seperti prematur atau bayi yang mengalami gangguan kekebalan tubuh atau penyakit kronis.
"Zat aktif yang menjadi keunggulan ASI hilang dalam proses freeze-drying. Produk susu bubuk ini tidak steril proses pembuatannya, ditambah adanya risiko multiplikasi bakteri selama penyimpanan," tegasnya.
Selain itu, pembuatan ASI bubuk yang sembarang secara mandiri telah diteliti dapat menimbulkan serangkaian perubahan fisik pada komponen utama ASI. Hal ini seperti pecahnya membran gumpalan lemak dan perubahan misel kasein, serta penurunan komposisi faktor bioaktif protein seiring lamanya penyimpanan beku.
Metode pembekuan ASI menjadi bubuk yang dikenal sebagai lyophilization bertujuan untuk memperpanjang umur simpan ASI selama tiga tahun. Metode ini digunakan bagi target pengguna ibu yang sibuk dengan aktivitas mereka.
Proses ini meliputi pembekuan ASI pada suhu ekstrim -50 celcius selama 3 sampai 5 jam. Lalu mengubah ASI beku menjadi susu bubuk menggunakan teknik sublimasi, yaitu transisi ekstraksi air selama dua hari langsung dari bentuk padat (es) ke gas (uap air) tanpa fase cair. Umumnya, satu liter ASI akan menghasilkan sekitar 140 gram susu bubuk.
Metode freeze-drying juga tidak melalui prosedur pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri berbahaya. Dalam hal ini, pasteurisasi sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI.
Metode freeze-drying ASI dianggap memiliki potensi untuk meringkas ruang penyimpanan dan mungkin lebih praktis untuk pemberian ASI di saat bayi tidak bersama ibu. Namun, metode ini adalah temuan yang relatif masih sangat baru, belum lengkap pembuktian melalui riset ilmiah.
Metode ASI bubuk sendiri pun juga belum ada aturan atau rekomendasi penggunaannya oleh organisasi kesehatan seperti CDC, AAP, atau FDA. Beberapa risiko perlu diperhatikan, seperti apakah susu kering beku dapat terkontaminasi bakteri, dan apakah susu tersebut dapat mempertahankan keamanan nutrisinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Ketua Satgas ASI IDAI, Dr. dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K), mengatakan pengeringan beku pada komponen penting ASI saat ini masih belum diketahui. Proses ini dinyatakan dapat mempertahankan struktur molekul susu.
Namun, mengingat penggunaan suhu tinggi saat proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI.
Baca juga: Ke-6 Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Saat Ibu Sedang Menyusui
“Tanpa bukti penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah freeze-dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan bayi, berikut zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,” kata dr. Naomi.
Dr. Naomi pun menjelaskan bahwa dalam memberikan ASI secara langsung, tidak hanya sekadar membuat Si Kecil mengonsumsinya. Namun, ada pembentukan kedekatan dan ikatan batin antara ibu dan anak.
"Menyusui langsung dari payudara ibu sangat direkomendasikan agar dapat terjalin kontak erat antara ibu dan bayi, menumbuhkan rasa aman dan meningkatkan ikatan orangtua-anak. Menyusui bukan sekadar memberikan ASI,” ingat dr. Naomi.
Dr. Naomi pun mengimbau untuk tidak sembarangan dalam melakukan promosi terkait ASI metode bubuk ini. Terutama pada orang tua yang memiliki bayi dengan kondisi medis tertentu, seperti prematur atau bayi yang mengalami gangguan kekebalan tubuh atau penyakit kronis.
"Zat aktif yang menjadi keunggulan ASI hilang dalam proses freeze-drying. Produk susu bubuk ini tidak steril proses pembuatannya, ditambah adanya risiko multiplikasi bakteri selama penyimpanan," tegasnya.
Selain itu, pembuatan ASI bubuk yang sembarang secara mandiri telah diteliti dapat menimbulkan serangkaian perubahan fisik pada komponen utama ASI. Hal ini seperti pecahnya membran gumpalan lemak dan perubahan misel kasein, serta penurunan komposisi faktor bioaktif protein seiring lamanya penyimpanan beku.
Apakah itu metode pembekuan atau bubuk pada ASI?
Metode pembekuan ASI menjadi bubuk yang dikenal sebagai lyophilization bertujuan untuk memperpanjang umur simpan ASI selama tiga tahun. Metode ini digunakan bagi target pengguna ibu yang sibuk dengan aktivitas mereka.
Proses ini meliputi pembekuan ASI pada suhu ekstrim -50 celcius selama 3 sampai 5 jam. Lalu mengubah ASI beku menjadi susu bubuk menggunakan teknik sublimasi, yaitu transisi ekstraksi air selama dua hari langsung dari bentuk padat (es) ke gas (uap air) tanpa fase cair. Umumnya, satu liter ASI akan menghasilkan sekitar 140 gram susu bubuk.
Metode freeze-drying juga tidak melalui prosedur pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri berbahaya. Dalam hal ini, pasteurisasi sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI.
Metode freeze-drying ASI dianggap memiliki potensi untuk meringkas ruang penyimpanan dan mungkin lebih praktis untuk pemberian ASI di saat bayi tidak bersama ibu. Namun, metode ini adalah temuan yang relatif masih sangat baru, belum lengkap pembuktian melalui riset ilmiah.
Metode ASI bubuk sendiri pun juga belum ada aturan atau rekomendasi penggunaannya oleh organisasi kesehatan seperti CDC, AAP, atau FDA. Beberapa risiko perlu diperhatikan, seperti apakah susu kering beku dapat terkontaminasi bakteri, dan apakah susu tersebut dapat mempertahankan keamanan nutrisinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)