FITNESS & HEALTH
Perhatikan 5 Hal Ini Saat Olahraga, Cegah Serangan Jantung
Aulia Putriningtias
Senin 01 Juli 2024 / 21:45
Jakarta: Tak sedikit kita melihat para atlet yang terlatih dalam bidang olahraga seperti sepak bola atau badminton mengalami serangan jantung mendadak. Lantas, bagaimana tips berolahraga yang tepat?
Kondisi serangan jantung tentunya tak bisa dianggap remeh. Serangan jantung adalah kondisi medis serius yang terjadi etika pasokan darah ke jantung terhambat atau terhenti sama sekali.
Pada prinsipnya, olahraga adalah salah satu cara mencegah berbagai macam penyakit jantung. Namun, olahraga pun juga ada aturannya dan tidak boleh sembarangan melakukannya.
Saat olahraga, jantung memerlukan darah dan oksigen lebih banyak. Orang yang memiliki masalah pada arteri koronernya akan kesulitan mengatur permintaan dan pasokan darah ke jantung.
Olahraga juga memicu peningkatan tekanan darah menambah beban kerja jantung. Makin keras olahraga, makin tinggi tekanan darah dan beban kerja jantung.
Menurut dr. Fadhli Rizal Makarim dalam Halodoc, serangan jantung umumnya spontan dan tanpa gejala apa-apa. Namun, tanda-tanda ini bisa membawa kamu untuk segera berhenti berolahraga, yakni:

(Pada prinsipnya, olahraga adalah salah satu cara mencegah berbagai macam penyakit jantung. Namun, olahraga pun juga ada aturannya dan tidak boleh sembarangan melakukannya. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Nyeri atau tidak nyaman pada bagian dada tengah atau kiri. Rasa tidak nyaman meliputi tekanan, tertekan, atau nyeri. Kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa menit dan kemudian menghilang.
Keringat dingin bisa bermunculan dan berujung kepada kelelahan. Kelelahan ini bisa menyebabkan pusing, bahkan pingsan di tempat.
Selain sakit di bagian dada, nyeri dan ketidaknyamanan juga bisa menyasar bagian tubuh lain. Misalnya, rahang, leher, hingga ke bagian punggung.
Sesak napas dapat terjadi akibat detak jantung yang tidak teratur. Sebaiknya untuk segera berhenti jika terjadi hal ini.
Olahraga adalah kewajiban bagi yang ingin hidup sehat. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan demi mencegah serangan jantung saat olahraga:
Jagalah intensitas olahraga tidak terlalu berat, dengan sesuaikan dengan kemampuan tubuh. Jangan terlalu memaksakan olahraga ekstrem.
Berolahraga dengan intensitas ringan hingga sedang selama 30 menit tiap hari sudah cukup. Jangan terlalu berlarut melakukan olahraga dalam waktu lama, terlebih jika tak diawasi ahli.
Berikan waktu istirahat bagi tubuh agar bisa pulih sebelum olahraga lagi. Jika terlalu dipaksakan, tubuh akan mengalami kelelahan hebat dan berujung bermasalah pada kesehatan.
Meskipun sedang berolahraga, tetap perlu terhidrasi. Hal ini dikarenakan tubuh mengeluarkan cairan keringat dan air dapat menggantikannya. Sehingga, kamu tak akan mengalami dehidrasi.
Lakukanlah upaya pencegahan serangan jantung lainnya. Contohnya adalah menerapkan pola makan sehat, mengendalikan stres, sering memantau tekanan darah, berhenti merokok dan batasi minum alkohol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Kondisi serangan jantung tentunya tak bisa dianggap remeh. Serangan jantung adalah kondisi medis serius yang terjadi etika pasokan darah ke jantung terhambat atau terhenti sama sekali.
Pada prinsipnya, olahraga adalah salah satu cara mencegah berbagai macam penyakit jantung. Namun, olahraga pun juga ada aturannya dan tidak boleh sembarangan melakukannya.
Saat olahraga, jantung memerlukan darah dan oksigen lebih banyak. Orang yang memiliki masalah pada arteri koronernya akan kesulitan mengatur permintaan dan pasokan darah ke jantung.
Olahraga juga memicu peningkatan tekanan darah menambah beban kerja jantung. Makin keras olahraga, makin tinggi tekanan darah dan beban kerja jantung.
Apa saja tanda-tanda dari serangan jantung saat berolahraga?
Menurut dr. Fadhli Rizal Makarim dalam Halodoc, serangan jantung umumnya spontan dan tanpa gejala apa-apa. Namun, tanda-tanda ini bisa membawa kamu untuk segera berhenti berolahraga, yakni:

(Pada prinsipnya, olahraga adalah salah satu cara mencegah berbagai macam penyakit jantung. Namun, olahraga pun juga ada aturannya dan tidak boleh sembarangan melakukannya. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
1. Nyeri pada dada
Nyeri atau tidak nyaman pada bagian dada tengah atau kiri. Rasa tidak nyaman meliputi tekanan, tertekan, atau nyeri. Kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa menit dan kemudian menghilang.
2. Keringat dingin berujung kelelahan
Keringat dingin bisa bermunculan dan berujung kepada kelelahan. Kelelahan ini bisa menyebabkan pusing, bahkan pingsan di tempat.
3. Tidak nyaman pada tubuh lain
Selain sakit di bagian dada, nyeri dan ketidaknyamanan juga bisa menyasar bagian tubuh lain. Misalnya, rahang, leher, hingga ke bagian punggung.
4. Sesak napas
Sesak napas dapat terjadi akibat detak jantung yang tidak teratur. Sebaiknya untuk segera berhenti jika terjadi hal ini.
Bagaimana menghindari serangan jantung saat berolahraga?
Olahraga adalah kewajiban bagi yang ingin hidup sehat. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan demi mencegah serangan jantung saat olahraga:
1. Menjaga intensitas olahraga
Jagalah intensitas olahraga tidak terlalu berat, dengan sesuaikan dengan kemampuan tubuh. Jangan terlalu memaksakan olahraga ekstrem.
2. Olahraga sesuai waktunya
Berolahraga dengan intensitas ringan hingga sedang selama 30 menit tiap hari sudah cukup. Jangan terlalu berlarut melakukan olahraga dalam waktu lama, terlebih jika tak diawasi ahli.
3. Beri waktu istirahat
Berikan waktu istirahat bagi tubuh agar bisa pulih sebelum olahraga lagi. Jika terlalu dipaksakan, tubuh akan mengalami kelelahan hebat dan berujung bermasalah pada kesehatan.
4. Tetap terhidrasi
Meskipun sedang berolahraga, tetap perlu terhidrasi. Hal ini dikarenakan tubuh mengeluarkan cairan keringat dan air dapat menggantikannya. Sehingga, kamu tak akan mengalami dehidrasi.
5. Lakukan upaya pencegahan serangan jantung
Lakukanlah upaya pencegahan serangan jantung lainnya. Contohnya adalah menerapkan pola makan sehat, mengendalikan stres, sering memantau tekanan darah, berhenti merokok dan batasi minum alkohol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)