Jakarta: Joging merupakan cara mudah dan efisien untuk melatih jantung dan tubuh. Ditambah lagi, kamu dapat menyesuaikannya dengan gaya hidup. Lakukan joging cepat selama 15 menit jika kamu tidak punya waktu. Tapi bagaimana jika kamu dalam kondisi hamil, masih bisakah melakukan joging?
Selama kehamilan, tubuh bumil memproduksi hormon relaksin, yang mengendurkan sendi-sendi tubuh. Hal ini membuat bumil lebih rentan terhadap cedera.
Baca juga: 6 Cara Joging yang Aman bagi Penderita Asma
Jika bumil bukan pelari yang berpengalaman, tetaplah berjalan kaki atau bentuk olahraga lain yang direkomendasikan. Ingat, joging bisa memberi banyak tekanan pada otot dasar panggul. Lakukan latihan dasar panggul secara teratur untuk mengencangkannya.

(Bumil sebaiknya memilih medan yang aman untuk joging dan selalu menjaga kecepatan. Perhatikan bagaimana permukaan lintasan lari terasa pada persendian selama dan setelah berlari. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Pastikan bumil tidak terlalu memaksakan diri dan dapat dengan nyaman melakukan percakapan sambil joging. Jika persendian tidak terasa sakit dan merasa siap untuk berlari lebih jauh, bumil dapat secara bertahap menambah kecepatan atau joging lebih jauh setiap minggu.
Saat daya tahan tubuh bumil meningkat, bergantianlah antara berjalan dan berlari jika itu terasa paling baik bagi bumil. Nah, ikuti tips dari Baby Center agar joging lancar, kehamilanmu pun aman.
Jika bumil baru dalam joging, mulailah dengan perlahan. Lakukan pemanasan selama 5 - 10 menit dengan melakukan peregangan dan berjalan, lalu joging dengan kecepatan yang lambat dan santai selama berkisar 5 menit, dan lakukan pendinginan dengan berjalan selama lima hingga 10 menit lagi.
Jangan berhenti berlari tiba-tiba dan berdiri diam. Hal ini menurut Hanna Dabbour, seorang Fisioterapis senior, dapat menyebabkan darah mengumpul di kaki, yang dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi aliran darah ke rahim dan jantung. Sebagai gantinya, jalan santailah sebentar setelah joging untuk mendinginkan tubuh.
Minum banyak air sebelum, selama, dan setelah berlari. Bumil kehilangan cairan saat berkeringat, jadi harus memastikan bahwa cairan yang hilang akan terganti dengan cairan yang cukup.
Cara terbaik untuk memantau hidrasi adalah dengan memeriksa warna urine. Jika berwarna kuning tua, bumil perlu minum lebih banyak. Urine harus berwarna kuning pucat hingga hampir bening.
Kenakan topi bertepi lebar untuk mencegah atau meminimalkan melasma (penggelapan kulit akibat kehamilan). Selalu gunakan tabir surya berspektrum luas dengan SPF 30 atau lebih tinggi pada semua kulit yang terpapar.
Kala hamil, biasanya bumil lebih mudah kepanasan, jadi hindari joging saat cuaca panas atau lembap. Kenakan pakaian longgar yang terbuat dari bahan ringan dan menyerap keringat untuk membantu bumil tetap sejuk. Saat cuaca panas, larilah di pagi atau sore hari. Selain pakaian, pakaian dalam juga harus diperhatikan.
Selama kehamilan, bumil bakal merasakan perubahan pada beberapa tubuhnya, tak terkecuali bagian payudara. Payudara saat hamil akan terasa sakit, bengkak, geli, gatal, tidak nyaman, atau lebih sensitif ketimbang biasanya. Oleh karena itu, disarankan memilih bra yang sesuai. Saat akan olahraga, bumil sebaiknya juga mengenakan brasport.
Bumil sebaiknya memilih medan yang aman untuk joging dan selalu menjaga kecepatan. Perhatikan bagaimana permukaan lintasan lari terasa pada persendian selama dan setelah berlari.
Apa pun jenis lintasan yang dipilih, pastikan bumil berada di area yang aman dan selalu membawa ponsel. Sementara untuk jumlah waktu, bumil dianjurkan untuk olahraga 20 - 30 menit dengan intensitas sedang 2 - 3 kali dalam seminggu.
Carilah sepatu yang pas dan memberikan banyak dukungan pada kaki, terutama di sekitar lengkungan, dan bantalan ekstra untuk menyerap guncangan jika bumil berlari di permukaan yang keras. Saat hamil, biasanya kaki akan melebar atau membengkak, sehingga carilah sepatu dengan ukuran pas.
Baca juga: Joging Bisa Turunkan Berat Badan? Begini Aturan Mainnya!
Jika bumil merasa terlalu lelah untuk joging, atau sudah menjadi tidak nyaman, beristirahatlah! Joging ringan atau jalan cepat mungkin lebih cocok saat hari persalinan semakin dekat.
Seperti biasa, dengarkan tubuh bumil dan jangan berlebihan. Jika merasakan kontraksi saat joging, berhentilah, minum air, dan dinginkan tubuh. Jika kontraksi berlanjut setelah bumil beristirahat, minum air, dan dinginkan tubuh, dan segera periksakan ke dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Selama kehamilan, tubuh bumil memproduksi hormon relaksin, yang mengendurkan sendi-sendi tubuh. Hal ini membuat bumil lebih rentan terhadap cedera.
Baca juga: 6 Cara Joging yang Aman bagi Penderita Asma
Jika bumil bukan pelari yang berpengalaman, tetaplah berjalan kaki atau bentuk olahraga lain yang direkomendasikan. Ingat, joging bisa memberi banyak tekanan pada otot dasar panggul. Lakukan latihan dasar panggul secara teratur untuk mengencangkannya.
Tips joging aman bagi bumil

(Bumil sebaiknya memilih medan yang aman untuk joging dan selalu menjaga kecepatan. Perhatikan bagaimana permukaan lintasan lari terasa pada persendian selama dan setelah berlari. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Pastikan bumil tidak terlalu memaksakan diri dan dapat dengan nyaman melakukan percakapan sambil joging. Jika persendian tidak terasa sakit dan merasa siap untuk berlari lebih jauh, bumil dapat secara bertahap menambah kecepatan atau joging lebih jauh setiap minggu.
Saat daya tahan tubuh bumil meningkat, bergantianlah antara berjalan dan berlari jika itu terasa paling baik bagi bumil. Nah, ikuti tips dari Baby Center agar joging lancar, kehamilanmu pun aman.
Lakukan pemanasan dan pendinginan
Jika bumil baru dalam joging, mulailah dengan perlahan. Lakukan pemanasan selama 5 - 10 menit dengan melakukan peregangan dan berjalan, lalu joging dengan kecepatan yang lambat dan santai selama berkisar 5 menit, dan lakukan pendinginan dengan berjalan selama lima hingga 10 menit lagi.
Jangan berhenti berlari tiba-tiba dan berdiri diam. Hal ini menurut Hanna Dabbour, seorang Fisioterapis senior, dapat menyebabkan darah mengumpul di kaki, yang dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi aliran darah ke rahim dan jantung. Sebagai gantinya, jalan santailah sebentar setelah joging untuk mendinginkan tubuh.
Tetap terhidrasi
Minum banyak air sebelum, selama, dan setelah berlari. Bumil kehilangan cairan saat berkeringat, jadi harus memastikan bahwa cairan yang hilang akan terganti dengan cairan yang cukup.
Cara terbaik untuk memantau hidrasi adalah dengan memeriksa warna urine. Jika berwarna kuning tua, bumil perlu minum lebih banyak. Urine harus berwarna kuning pucat hingga hampir bening.
Lindungi kulit
Kenakan topi bertepi lebar untuk mencegah atau meminimalkan melasma (penggelapan kulit akibat kehamilan). Selalu gunakan tabir surya berspektrum luas dengan SPF 30 atau lebih tinggi pada semua kulit yang terpapar.
Kenakan pakaian yang nyaman
Kala hamil, biasanya bumil lebih mudah kepanasan, jadi hindari joging saat cuaca panas atau lembap. Kenakan pakaian longgar yang terbuat dari bahan ringan dan menyerap keringat untuk membantu bumil tetap sejuk. Saat cuaca panas, larilah di pagi atau sore hari. Selain pakaian, pakaian dalam juga harus diperhatikan.
Selama kehamilan, bumil bakal merasakan perubahan pada beberapa tubuhnya, tak terkecuali bagian payudara. Payudara saat hamil akan terasa sakit, bengkak, geli, gatal, tidak nyaman, atau lebih sensitif ketimbang biasanya. Oleh karena itu, disarankan memilih bra yang sesuai. Saat akan olahraga, bumil sebaiknya juga mengenakan brasport.
Tempat dan waktu saat lari
Bumil sebaiknya memilih medan yang aman untuk joging dan selalu menjaga kecepatan. Perhatikan bagaimana permukaan lintasan lari terasa pada persendian selama dan setelah berlari.
Apa pun jenis lintasan yang dipilih, pastikan bumil berada di area yang aman dan selalu membawa ponsel. Sementara untuk jumlah waktu, bumil dianjurkan untuk olahraga 20 - 30 menit dengan intensitas sedang 2 - 3 kali dalam seminggu.
Kenakan sepatu yang tepat
Carilah sepatu yang pas dan memberikan banyak dukungan pada kaki, terutama di sekitar lengkungan, dan bantalan ekstra untuk menyerap guncangan jika bumil berlari di permukaan yang keras. Saat hamil, biasanya kaki akan melebar atau membengkak, sehingga carilah sepatu dengan ukuran pas.
Baca juga: Joging Bisa Turunkan Berat Badan? Begini Aturan Mainnya!
Jika bumil merasa terlalu lelah untuk joging, atau sudah menjadi tidak nyaman, beristirahatlah! Joging ringan atau jalan cepat mungkin lebih cocok saat hari persalinan semakin dekat.
Seperti biasa, dengarkan tubuh bumil dan jangan berlebihan. Jika merasakan kontraksi saat joging, berhentilah, minum air, dan dinginkan tubuh. Jika kontraksi berlanjut setelah bumil beristirahat, minum air, dan dinginkan tubuh, dan segera periksakan ke dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)