FITNESS & HEALTH
Jantung Berhenti Saat Olahraga? Ini yang Harus Kamu Ketahui!
Mia Vale
Sabtu 24 Agustus 2024 / 10:17
Jakarta: Beberapa bulan lalu, berkisar bulan Juni 2024, sempat diberitakan ada seorang pelari dalam acara Makassar Half Marathon 2024, Andi Pallawagau Galigo, meninggal dunia saat mengikuti ajang tersebut. Diduga pria berusia 42 tahun itu meninggal karena mengalami cardiac arrest (henti jantung).
Saat itu, Andi Pallawagau tiba-tiba terjatuh saat berlari di kilometer 5,68. Korban pun dilarikan ke RS Primaya Makassar. Sayangnya, beberapa saat kemudian, Andi Pallawagau dinyatakan meninggal dunia.
Bila dipikir, orang yang tampaknya sehat, bahkan diizinkan oleh pihak penyelenggara maraton untuk ikut serta pada momen itu, artinya dia sehat. Tapi ternyata, orang itu tiba-tiba jatuh dan jantungnya berhenti berdetak. Ya, henti jantung bisa sering terjadi tanpa peringatan.
Henti jantung sendiri merupakan kerusakan listrik di mana jantung tiba-tiba berhenti berdetak, bahkan saat wedang olahraga yang notabene justru menyehatkan jantung.
Andrew Krahn, pakar aritmia jantung dan kepala kardiologi di Fakultas Kedokteran Universitas British Columbia yang diakui secara internasional, menjelaskan fenomena menakutkan ini.
Seperti kita tahu, olahraga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Artinya, menurunkan salah satu faktor risiko penyakit jantung, yakni hipertensi (tekanan darah tinggi tidak terkendali). Namun, laman Heart and Stroke menerangkan bahwa henti jantung bisa terjadi saat olahraga berat pada orang yang memiliki masalah jantung.
(2).jpg)
(Selama terjadinya masalah jantung yang menyebabkan jantung berhenti berdetak secara efisien, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kejadian henti jantung (sudden cardiac arrest) merupakan suatu kondisi di mana jantung secara mendadak berhenti memompa darah. Dalam beberapa menit jantung berhenti berdetak, organ vital di dalam tubuh tidak mendapatkan darah kaya oksigen. Akibatnya, kerusakan pada otak dan kematian bisa terjadi.
Studi yang diterbitkan pada jurnal Circulation, meninjau kejadian henti jantung saat olahraga. Hasilnya, menunjukkan bahwa kasus henti jantung dapat terjadi selama latihan dan kurang lebih satu jam setelah olahraga dilakukan, meskipun angka kejadiannya cukup jarang.
Dan jenis latihan yang paling umum menyebabkan henti jantung adalah latihan di gym, lari, bersepeda, berenang, bermain bola basket, dan menari.
Umumnya, henti jantung akan membuat seseorang tiba-tiba terjatuh ambruk, pingsan, dengan napas yang terhenti. Namun pada beberapa kasus, menukil dari Hello Sehat, sebelum jatuh ambruk akan muncul tanda peringatan seperti penyakit jantung pada umumnya, yakni rasa tidak nyaman atau nyeri dada dan sesak napas.
Keluhan yang sering dirasakan lainnya, seperti, pusing, tidak enak badan atau kejang sebelum pingsan.
Jika kamu pernah pingsan, coba periksakan ke dokter karena mungkin merupakan tanda peringatan adanya gangguan ritme yang dapat menyebabkan serangan jantung. Meskipun pingsan merupakan kejadian yang relatif umum, jika terjadi selama aktivitas fisik atau karena kegembiraan emosional, hal ini dapat menjadi tanda peringatan sindrom kematian aritmia mendadak (SADS).
Ingat, mengenali gejala henti jantung menjadi tips penting bagi pasien yang memiliki masalah jantung. Pasalnya, henti jantung dapat menyerang selama atau setelah olahraga dilakukan. Dengan mengenali gejalanya, kamu akan lebih cepat mendapatkan pertolongan.
Olahraga yang pas
Orang yang memiliki sakit jantung boleh berolahraga, asalkam sesuai dengan kondisi mereka. Adapun beberapa olahraga yang dimaksud adalah jalan santai, bersepeda, berenang, atau taichi. Jika kami masih ragu dengan pilihan jenisnya maupun rencana olahraga yang aman, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis jantung yang menangani kondisi kamu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Saat itu, Andi Pallawagau tiba-tiba terjatuh saat berlari di kilometer 5,68. Korban pun dilarikan ke RS Primaya Makassar. Sayangnya, beberapa saat kemudian, Andi Pallawagau dinyatakan meninggal dunia.
Bila dipikir, orang yang tampaknya sehat, bahkan diizinkan oleh pihak penyelenggara maraton untuk ikut serta pada momen itu, artinya dia sehat. Tapi ternyata, orang itu tiba-tiba jatuh dan jantungnya berhenti berdetak. Ya, henti jantung bisa sering terjadi tanpa peringatan.
Henti jantung sendiri merupakan kerusakan listrik di mana jantung tiba-tiba berhenti berdetak, bahkan saat wedang olahraga yang notabene justru menyehatkan jantung.
Andrew Krahn, pakar aritmia jantung dan kepala kardiologi di Fakultas Kedokteran Universitas British Columbia yang diakui secara internasional, menjelaskan fenomena menakutkan ini.
Penyebab henti jantung saat olahraga
Seperti kita tahu, olahraga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Artinya, menurunkan salah satu faktor risiko penyakit jantung, yakni hipertensi (tekanan darah tinggi tidak terkendali). Namun, laman Heart and Stroke menerangkan bahwa henti jantung bisa terjadi saat olahraga berat pada orang yang memiliki masalah jantung.
(2).jpg)
(Selama terjadinya masalah jantung yang menyebabkan jantung berhenti berdetak secara efisien, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kejadian henti jantung (sudden cardiac arrest) merupakan suatu kondisi di mana jantung secara mendadak berhenti memompa darah. Dalam beberapa menit jantung berhenti berdetak, organ vital di dalam tubuh tidak mendapatkan darah kaya oksigen. Akibatnya, kerusakan pada otak dan kematian bisa terjadi.
Studi yang diterbitkan pada jurnal Circulation, meninjau kejadian henti jantung saat olahraga. Hasilnya, menunjukkan bahwa kasus henti jantung dapat terjadi selama latihan dan kurang lebih satu jam setelah olahraga dilakukan, meskipun angka kejadiannya cukup jarang.
Dan jenis latihan yang paling umum menyebabkan henti jantung adalah latihan di gym, lari, bersepeda, berenang, bermain bola basket, dan menari.
Apakah ada tanda-tanda peringatan?
Umumnya, henti jantung akan membuat seseorang tiba-tiba terjatuh ambruk, pingsan, dengan napas yang terhenti. Namun pada beberapa kasus, menukil dari Hello Sehat, sebelum jatuh ambruk akan muncul tanda peringatan seperti penyakit jantung pada umumnya, yakni rasa tidak nyaman atau nyeri dada dan sesak napas.
Keluhan yang sering dirasakan lainnya, seperti, pusing, tidak enak badan atau kejang sebelum pingsan.
Jika kamu pernah pingsan, coba periksakan ke dokter karena mungkin merupakan tanda peringatan adanya gangguan ritme yang dapat menyebabkan serangan jantung. Meskipun pingsan merupakan kejadian yang relatif umum, jika terjadi selama aktivitas fisik atau karena kegembiraan emosional, hal ini dapat menjadi tanda peringatan sindrom kematian aritmia mendadak (SADS).
Ingat, mengenali gejala henti jantung menjadi tips penting bagi pasien yang memiliki masalah jantung. Pasalnya, henti jantung dapat menyerang selama atau setelah olahraga dilakukan. Dengan mengenali gejalanya, kamu akan lebih cepat mendapatkan pertolongan.
Olahraga yang pas
Orang yang memiliki sakit jantung boleh berolahraga, asalkam sesuai dengan kondisi mereka. Adapun beberapa olahraga yang dimaksud adalah jalan santai, bersepeda, berenang, atau taichi. Jika kami masih ragu dengan pilihan jenisnya maupun rencana olahraga yang aman, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis jantung yang menangani kondisi kamu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)