FITNESS & HEALTH

Hubungan Depresi dan Penyakit Jantung Koroner

Mia Vale
Jumat 31 Januari 2025 / 06:05
Jakarta: Depresi merupakan masalah kesehatan yang berdampak signifikan pada kehidupan masyarakat, termasuk mereka yang mengalami Penyakit Jantung Koroner (PJK).

Studi telah menemukan korelasi yang kuat antara depresi dan PJK, sehingga penting untuk memahami hubungan ini untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Depresi dan PJK memiliki hubungan dua arah yang kompleks, saling memengaruhi satu sama lain.

Depresi dapat menjadi faktor risiko PJK karena memicu pelepasan hormon stres (kortisol), yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, peningkatan kadar gula darah, penumpukan plak pada arteri jantung (aterosklerosis), pembekuan darah yang lebih mudah.

Selain itu, depresi dapat menyebabkan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga, merokok, dan makan tidak sehat, yang juga meningkatkan risiko PJK.

Depresi dapat memperburuk kondisi PJK dengan beberapa cara misalnya:
 

1. Meningkatkan risiko kejadian buruk


Pasien depresi yang menderita PJK memiliki risiko lebih tinggi mengalami peristiwa jantung yang merugikan, seperti serangan jantung atau pembentukan bekuan darah.
 

2. Memperburuk fungsi jantung


Depresi dapat melemahkan fungsi otot jantung, sehingga meningkatkan risiko gagal jantung.
 

3. Menurunkan variabilitas denyut jantung


Depresi dapat menurunkan variabilitas denyut jantung, yang meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung.

Dengan demikian, depresi menjadi faktor risiko yang signifikan untuk kejadian dan hasil PJK yang buruk. Penting untuk menyadari hubungan ini dan melakukan tindakan untuk mengatasi depresi pada pasien PJK.
 

Lalu, bagaimana penatalaksanaan depresi pada pasien PJK?



(Depresi juga bisa mengganggu ritme jantung, mendorong pembengkakan dan pembekuan darah, dan menyerang tubuh dengan hormon stres. Hormon stres ini bisa menaikkan tekanan darah dan mengeraskan pembuluh darah arteri. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Penatalaksanaan depresi pada pasien PJK sangat penting untuk meningkatkan hasil kesehatan. Beberapa pendekatan yang efektif meliputi:
 
  1. - Terapi: Terapi kognitif-perilaku (CBT) dan terapi interpersonal (IPT) telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala depresi pada pasien PJK
  2. - Obat-obatan: Antidepresan dapat membantu mengobati depresi dan meningkatkan fungsi jantung pada pasien PJK
  3. - Intervensi gaya hidup: Promosi gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur, pola makan sehat, dan manajemen stres, dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi risiko PJK

Baca juga: Dampak Kesepian dan Isolasi Sosial pada Kesehatan Jantung
 

Pencegahan depresi pada pasien PJK



Selain penatalaksanaan depresi, pencegahan juga merupakan aspek penting. Beberapa strategi pencegahan meliputi:


1. Deteksi dini: Pemeriksaan rutin untuk depresi sangat penting, terutama pada pasien PJK yang mengalami gejala depresi.

2. Intervensi dini: Intervensi dini, seperti CBT atau IPT, dapat membantu mencegah depresi memburuk dan meningkatkan hasil kesehatan.

3. Dukungan sosial: Dukungan sosial yang kuat dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan dapat membantu mengurangi risiko depresi pada pasien PJK.

Hubungan antara depresi dan penyakit jantung koroner sangat penting untuk dipahami. Depresi dapat memperburuk kondisi PJK, sehingga meningkatkan risiko kejadian buruk dan hasil yang buruk.

Dengan mengatasi depresi melalui strategi pengobatan dan pencegahan yang efektif, kita dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien PJK.

Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyimaknya dalam program Go Healthy di Metro TV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH