FITNESS & HEALTH
DBD Masih Mengancam Anak, Bagaimana Penularannya Terjadi dan Cara Pencegahan yang Efektif di Rumah?
A. Firdaus
Kamis 18 September 2025 / 12:15
Tangerang: Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia pada semua kelompok usia, termasuk anak-anak.
Penyakit infeksi akut ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (paling banyak), nyamuk belang hitam putih yang kerap menggigit pada pagi hingga sore hari.
Data menunjukkan, 73% kasus dengue terjadi pada usia 5–44 tahun, dan kasus kematian terbanyak dialami kelompok usia 5–14 tahun. Fakta ini menegaskan pentingnya perhatian khusus orang tua dalam mengenali, mencegah, sekaligus melindungi anak dari ancaman DBD.
Baca juga: Kemenkes: Gigitan Nyamuk Meningkat 2,5 Kali Lipat saat Cuaca Panas
DBD menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk betina menghisap darah untuk mematangkan telur, dan uniknya, ia bisa menggigit berulang-ulang sekaligus ke banyak orang dalam satu waktu. Jarak terbangnya relatif dekat, sekitar 100–200 meter, sehingga penularan cepat terjadi di lingkungan rumah atau sekitar tempat tinggal.
Nyamuk ini senang bersembunyi di tempat gelap seperti pakaian yang tergantung di balik pintu, kolong meja, atau kursi. Mereka juga berkembang biak di penampungan air bersih yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah seperti di tong penampungan air hujan dan barang bekas.
Proses telur hingga menjadi nyamuk dewasa hanya memerlukan waktu sekitar 7–10 hari. Karena itu, pengurasan tempat air minimal setiap 7 hari menjadi langkah penting untuk memutus siklus hidup nyamuk. Jika telur bersentuhan dengan air, ia akan berubah menjadi jentik (larva), kemudian kepompong, lalu akhirnya nyamuk dewasa yang siap menularkan virus dengue.
Jika anak demam dan dicurigai DBD, orang tua perlu:
- Memberikan cairan cukup agar tidak dehidrasi.
- Mengompres dengan air hangat.
- Memberikan obat penurun panas sesuai anjuran dokter.
- Memantau kondisi dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan bila ada tanda bahaya.
Keberhasilan pengobatan sangat ditentukan oleh diagnosis dini, pemantauan klinis, dan pemberian cairan yang tepat.
"DBD pada anak seringkali berkembang cepat. Orang tua harus peka terhadap gejala awal dan jangan menunda pemeriksaan. Deteksi dini dan pemberian cairan yang cukup bisa sangat membantu mencegah kondisi menjadi lebih berat," ujar dr. Venty, Sp.A, CIMI, Dokter Spesialis Anak di Bethsaida Hospital Gading Serpong.
Nyamuk Aedes Aegypti cepat berkembang biak di air bersih. Untuk memutus siklusnya, keluarga perlu rutin melakukan 3M Plus:
- Menguras tempat penampungan air.
- Menutup rapat tempat penampungan air.
- Mengubur atau mendaur ulang barang bekas.
- Plus langkah lain seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menaburkan larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela & pemakaian kelambu
Melibatkan anak dalam menjaga kebersihan rumah bisa menjadi edukasi yang menyenangkan sekaligus melindungi keluarga dari DBD.
"Selain 3M Plus, perlindungan tambahan terhadap DBD dapat diberikan melalui vaksinasi dengue. Vaksin ini bekerja membentuk kekebalan tubuh terhadap virus dengue dan direkomendasikan untuk anak dari usia 4 tahun sampai dewasa usia 60 tahun," tambah dr. Venty.
DBD bisa menyerang kapan saja, termasuk anak-anak. Dengan langkah pencegahan mulai dari pemutusan siklus hidup nyamuk, menjaga kebersihan rumah, serta perlindungan vaksinasi, orang tua dapat membantu melindungi buah hati dari ancaman serius penyakit ini.
"Bethsaida Hospital Gading Serpong hadir dengan layanan klinik Anak yang lengkap, mulai dari konsultasi dengan dokter spesialis anak berpengalaman, fasilitas diagnostik yang modern, hingga ketersediaan vaksinasi termasuk vaksin Dengue. Kami berkomitmen memberikan layanan optimal agar anak-anak tumbuh sehat dan terlindungi," tutup dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Penyakit infeksi akut ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (paling banyak), nyamuk belang hitam putih yang kerap menggigit pada pagi hingga sore hari.
Data menunjukkan, 73% kasus dengue terjadi pada usia 5–44 tahun, dan kasus kematian terbanyak dialami kelompok usia 5–14 tahun. Fakta ini menegaskan pentingnya perhatian khusus orang tua dalam mengenali, mencegah, sekaligus melindungi anak dari ancaman DBD.
Baca juga: Kemenkes: Gigitan Nyamuk Meningkat 2,5 Kali Lipat saat Cuaca Panas
Bagaimana penularan DBD terjadi?
DBD menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk betina menghisap darah untuk mematangkan telur, dan uniknya, ia bisa menggigit berulang-ulang sekaligus ke banyak orang dalam satu waktu. Jarak terbangnya relatif dekat, sekitar 100–200 meter, sehingga penularan cepat terjadi di lingkungan rumah atau sekitar tempat tinggal.
Nyamuk ini senang bersembunyi di tempat gelap seperti pakaian yang tergantung di balik pintu, kolong meja, atau kursi. Mereka juga berkembang biak di penampungan air bersih yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah seperti di tong penampungan air hujan dan barang bekas.
Siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti
Proses telur hingga menjadi nyamuk dewasa hanya memerlukan waktu sekitar 7–10 hari. Karena itu, pengurasan tempat air minimal setiap 7 hari menjadi langkah penting untuk memutus siklus hidup nyamuk. Jika telur bersentuhan dengan air, ia akan berubah menjadi jentik (larva), kemudian kepompong, lalu akhirnya nyamuk dewasa yang siap menularkan virus dengue.
Penanganan awal di rumah
Jika anak demam dan dicurigai DBD, orang tua perlu:
- Memberikan cairan cukup agar tidak dehidrasi.
- Mengompres dengan air hangat.
- Memberikan obat penurun panas sesuai anjuran dokter.
- Memantau kondisi dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan bila ada tanda bahaya.
Keberhasilan pengobatan sangat ditentukan oleh diagnosis dini, pemantauan klinis, dan pemberian cairan yang tepat.
"DBD pada anak seringkali berkembang cepat. Orang tua harus peka terhadap gejala awal dan jangan menunda pemeriksaan. Deteksi dini dan pemberian cairan yang cukup bisa sangat membantu mencegah kondisi menjadi lebih berat," ujar dr. Venty, Sp.A, CIMI, Dokter Spesialis Anak di Bethsaida Hospital Gading Serpong.
Pencegahan di lingkungan rumah
Nyamuk Aedes Aegypti cepat berkembang biak di air bersih. Untuk memutus siklusnya, keluarga perlu rutin melakukan 3M Plus:
- Menguras tempat penampungan air.
- Menutup rapat tempat penampungan air.
- Mengubur atau mendaur ulang barang bekas.
- Plus langkah lain seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menaburkan larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela & pemakaian kelambu
Melibatkan anak dalam menjaga kebersihan rumah bisa menjadi edukasi yang menyenangkan sekaligus melindungi keluarga dari DBD.
Vaksinasi Dengue sebagai perisai anak
"Selain 3M Plus, perlindungan tambahan terhadap DBD dapat diberikan melalui vaksinasi dengue. Vaksin ini bekerja membentuk kekebalan tubuh terhadap virus dengue dan direkomendasikan untuk anak dari usia 4 tahun sampai dewasa usia 60 tahun," tambah dr. Venty.
DBD bisa menyerang kapan saja, termasuk anak-anak. Dengan langkah pencegahan mulai dari pemutusan siklus hidup nyamuk, menjaga kebersihan rumah, serta perlindungan vaksinasi, orang tua dapat membantu melindungi buah hati dari ancaman serius penyakit ini.
"Bethsaida Hospital Gading Serpong hadir dengan layanan klinik Anak yang lengkap, mulai dari konsultasi dengan dokter spesialis anak berpengalaman, fasilitas diagnostik yang modern, hingga ketersediaan vaksinasi termasuk vaksin Dengue. Kami berkomitmen memberikan layanan optimal agar anak-anak tumbuh sehat dan terlindungi," tutup dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)