FITNESS & HEALTH

Waspada Asthenozoospermia Ketika Laju Sperma Tidak Lincah

Mia Vale
Kamis 20 Oktober 2022 / 19:00
Jakarta: Setiap pasangan yang sudah menikah pasti menginginkan buah hati dalam keluarganya. Namun sayangnya, berkisar 15 persen pasangan yang mencoba untuk bisa hamil pada tahun pertama pernikanan mengalami infertilitas. Dan berkisar 33-50 persen disumbang oleh kaum pria dan kelainan sperma yang paling banyak.

Seperti yang dijelaskan dari laman Halodoc, salah satu kelainan sperma yang tersering adalah asthenozoospermia. Ini merupakan gangguan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan pergerakan sperma menuju sel telur. Sebagai informasi, sperma yang sehat bergerak sejauh 25 mikrometer per detik.

Bila bergerak dalam kecepatan tersebut, wanita akan cepat hamil, karena sel telurnya cepat dibuahi. Namun, jika pergerakannya lambat, sperma akan mati sebelum sampai ke sel telur. Pun pria yang mengalami hal itu, bisa mengalami penurunan volume sperma.

Pemicu dari asthenozoospermia bisa disebabkan oleh kerusakan pada testis yakni tempat memproduksi dan menyimpan sperma. Faktor lainnya termasuk keturunan, merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan dan beberapa penyakit, seperti:

- Varikokel di mana seseorang mengalami pembengkakan pada pembuluh darah vena dalam buah zakar (skrotum). Ini berdampak pada menurunnya kualitas dan kuantitas sperma.

- Kanker testis, ditandai dengan tumbuhnya benjolan tumor ganas di salah satu buah zakar dan tidak menimbulkan rasa nyeri.

- Infeksi testis (orchitis), yakni peradangan pada salah satu atau kedua testis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus.

- Operasi di bagian testis, tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki bentuk testis yang tidak normal atau mengangkat sel abnormal dalam testis.

- Cedera testis, di mana terjadi ketika buah zakar mengalami robekan atau perdarahan.

- Selain itu, risiko asthenozoospermia semakin tinggi jika mengonsumsi steroid anabolik (obat hormon).
 

Cara mengobati asthenozoospermia

Langkah pertama mengobati asthenozoospermia adalah mendapatkan evaluasi menyeluruh terhadap hasil analisis cairan sperma yang abnormal. Perlu dilihat apakah terdapat penyebab-penyebab yang bisa dikoreksi, seperti varikokel, infeksi maupun kondisi medis lainnya.

Seperti diunglapkan laman Bocah Indonesia, kaum pria juga perlu melakukan perubahan gaya hidup yang dapat membantu memperbaiki kualitas sperma, di antaranya:

- Mempertahankan berat badan yang ideal. Pasalnya, obesitas berhubungan dengan menurunnya jumlah sperma dan pergerakan sperma.

- Konsumsi beragam sayur dan buah yang kaya antioksidan.

- Mengelola stres dengan terapi relaksasi, meditasi, yoga, atau tai chi.

- Rutin berolahraga, yakni 30 menit per hari atau 150 menit per minggu.

- Berhenti merokok dan minum alkohol.
 
- Selalu menggunakan pakaian dan alat pelindung apabila harus berkontakan dengan bahan-bahan kimia.

- Gunakan pakaian dalam yang tidak ketat.

- Kurangi waktu duduk, hindari sauna, serta membatasi paparan testis terhadap benda-benda hangat (seperti laptop).

Beberapa studi menyebutkan bahwa konsumsi antioksidan yang mengandung zinc, asam folat, n-acetylcysteine, co-enzyme Q10, vitamin C, vitamin E, dan karnitin dapat membantu memperbaiki kualitas sperma dengan menurunkan kadar radikal bebas yang terbentuk. Namun, baiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH