FITNESS & HEALTH
Apa Penyebab Sekresi Vagina yang Berair?
Yatin Suleha
Selasa 14 Oktober 2025 / 09:46
Jakarta: Cairan vagina yang encer biasanya normal dan dapat disebabkan oleh fluktuasi hormonal alami selama proses reproduksi tubuh, seperti ovulasi dan kehamilan.
Hal ini juga dapat terjadi selama rangsangan seksual atau menopause. Namun, perubahan pada cairan vagina dapat terjadi ketika keseimbangan bakteri sehat di vagina terganggu.
Saat hormon seperti estrogen naik-turun, cairan jadi lebih encer untuk memudahkan pergerakan sperma selama masa subur atau untuk melindungi selama kehamilan.
Faktor-faktor yang dapat mengganggu keseimbangan di vagina termasuk douching, semprotan feminin, dan sabun atau mandi busa tertentu. Bakteri sehat di vagina juga dapat terpengaruh oleh penggunaan antibiotik, infeksi, atau diabetes.
Hindari produk kimia keras yang bisa rusak keseimbangan alami karena vagina punya kemampuan membersihkan diri sendiri. Minum air cukup dan makan makanan bergizi juga bantu jaga kesehatan vagina secara keseluruhan.
“Sekresi cair biasanya tidak perlu dikhawatirkan dan merupakan tanda vagina yang sehat,” kata Darren Salinger, M.D., seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi (OB-GYN) yang bersertifikat.
“Ini bisa menjadi indikasi bahwa vagina sedang membersihkan dirinya sendiri dan juga bisa menjadi indikasi ovulasi. Jika disertai gejala lain seperti gatal atau nyeri pada vagina, hal itu mungkin disebabkan oleh infeksi atau kondisi lain. Perhatikan pola harian untuk bedakan normal dari yang tidak biasa,” tambahnya.
.jpg)
(Sekresi vagina (keputihan) yang normal adalah yang berwarna bening hingga keputihan, tidak berbau, dan tidak disertai gatal, nyeri, atau luka. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Namun, pada orang tua, cairan vagina yang encer kadang-kadang meskipun jarang dapat menjadi tanda kanker, tambah dr. Salinger.
Jika sedang mengalami menopause atau pasca-menopause, periksa oleh tenaga kesehatan untuk menyingkirkan kemungkinan tersebut, terutama jika cairan vagina telah berubah dengan cara tertentu.
Keputihan normal selama kehamilan juga dikenal sebagai leukorrhea adalah cairan tipis, bening, atau putih susu dengan bau ringan.
Menurut para peneliti, ini adalah salah satu tanda awal kehamilan dan jumlahnya secara bertahap meningkat dan terus berlanjut selama tiga trimester. Leukorrhea ini bantu lindungi janin dari infeksi dengan membentuk lapisan pelindung di vagina.
Dikutip dari Parents kata dr. Salinger mengatakan namun, tidak semua cairan bening dan encer menandakan kehamilan. Meskipun produksi leukorrhea meningkat selama kehamilan, biasanya tidak terasa hingga sekitar minggu ke-8–6 setelah melewatkan menstruasi dan menunjukkan tanda-tanda kehamilan lainnya.
Jika curiga hamil atau jika berhubungan seks tanpa kontrasepsi dan melewatkan menstruasi, lakukan tes kehamilan.
Sekresi cairan bening dapat menandakan masalah jika muncul pada tahap kehamilan yang lebih lanjut.
“Sekresi cairan bening selama kehamilan terutama setelah minggu ke-20 atau lebih dapat menjadi tanda kebocoran cairan ketuban,” kata Lauren Demosthenes, M.D., seorang dokter kandungan dan direktur medis senior di Babyscripts.
Jika khawatir, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan tentang gejala. Selama kehamilan, perubahan hormon besar, jadi pantau gejala dan ikuti saran dokter untuk jaga kesehatan ibu dan bayi.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Hal ini juga dapat terjadi selama rangsangan seksual atau menopause. Namun, perubahan pada cairan vagina dapat terjadi ketika keseimbangan bakteri sehat di vagina terganggu.
Saat hormon seperti estrogen naik-turun, cairan jadi lebih encer untuk memudahkan pergerakan sperma selama masa subur atau untuk melindungi selama kehamilan.
Faktor-faktor yang dapat mengganggu keseimbangan di vagina termasuk douching, semprotan feminin, dan sabun atau mandi busa tertentu. Bakteri sehat di vagina juga dapat terpengaruh oleh penggunaan antibiotik, infeksi, atau diabetes.
Hindari produk kimia keras yang bisa rusak keseimbangan alami karena vagina punya kemampuan membersihkan diri sendiri. Minum air cukup dan makan makanan bergizi juga bantu jaga kesehatan vagina secara keseluruhan.
“Sekresi cair biasanya tidak perlu dikhawatirkan dan merupakan tanda vagina yang sehat,” kata Darren Salinger, M.D., seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi (OB-GYN) yang bersertifikat.
“Ini bisa menjadi indikasi bahwa vagina sedang membersihkan dirinya sendiri dan juga bisa menjadi indikasi ovulasi. Jika disertai gejala lain seperti gatal atau nyeri pada vagina, hal itu mungkin disebabkan oleh infeksi atau kondisi lain. Perhatikan pola harian untuk bedakan normal dari yang tidak biasa,” tambahnya.
.jpg)
(Sekresi vagina (keputihan) yang normal adalah yang berwarna bening hingga keputihan, tidak berbau, dan tidak disertai gatal, nyeri, atau luka. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Namun, pada orang tua, cairan vagina yang encer kadang-kadang meskipun jarang dapat menjadi tanda kanker, tambah dr. Salinger.
Jika sedang mengalami menopause atau pasca-menopause, periksa oleh tenaga kesehatan untuk menyingkirkan kemungkinan tersebut, terutama jika cairan vagina telah berubah dengan cara tertentu.
Apakah keputihan berair menandakan kehamilan?
Keputihan normal selama kehamilan juga dikenal sebagai leukorrhea adalah cairan tipis, bening, atau putih susu dengan bau ringan.
Menurut para peneliti, ini adalah salah satu tanda awal kehamilan dan jumlahnya secara bertahap meningkat dan terus berlanjut selama tiga trimester. Leukorrhea ini bantu lindungi janin dari infeksi dengan membentuk lapisan pelindung di vagina.
Dikutip dari Parents kata dr. Salinger mengatakan namun, tidak semua cairan bening dan encer menandakan kehamilan. Meskipun produksi leukorrhea meningkat selama kehamilan, biasanya tidak terasa hingga sekitar minggu ke-8–6 setelah melewatkan menstruasi dan menunjukkan tanda-tanda kehamilan lainnya.
Jika curiga hamil atau jika berhubungan seks tanpa kontrasepsi dan melewatkan menstruasi, lakukan tes kehamilan.
Sekresi cairan bening dapat menandakan masalah jika muncul pada tahap kehamilan yang lebih lanjut.
“Sekresi cairan bening selama kehamilan terutama setelah minggu ke-20 atau lebih dapat menjadi tanda kebocoran cairan ketuban,” kata Lauren Demosthenes, M.D., seorang dokter kandungan dan direktur medis senior di Babyscripts.
Jika khawatir, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan tentang gejala. Selama kehamilan, perubahan hormon besar, jadi pantau gejala dan ikuti saran dokter untuk jaga kesehatan ibu dan bayi.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)