FITNESS & HEALTH
Bahaya Keracunan Makanan: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Yatin Suleha
Rabu 24 September 2025 / 21:06
Jakarta: Keracunan makanan adalah penyakit yang timbul dari konsumsi makanan atau minuman terkontaminasi oleh patogen atau toksin, yang memicu reaksi negatif di sistem pencernaan.
Kondisi ini termasuk penyakit menular melalui makanan, sering disebabkan oleh kontaminasi selama produksi, penyimpanan, atau penanganan.
Baca juga: Ini Langkah Pertolongan Pertama Saat Keracunan Makanan
Dampaknya bervariasi, dari ringan hingga berbahaya, dan dapat menyerang siapa saja, terutama jika hygiene kurang diperhatikan.
Penyebab utama melibatkan kontaminan berbahaya yang masuk ke rantai makanan. Beberapa jenis kontaminan umum mencakup:
1. Bakteri, seperti salmonella, E. coli, dan listeria yang berkembang di makanan mentah atau tidak dimasak matang, memproduksi racun yang mengiritasi usus.
2. Virus, termasuk norovirus atau hepatitis A yang menular via air limbah atau tangan kotor, menyebabkan infeksi pencernaan cepat.
3. Parasit usus, seperti giardia atau cryptosporidium biasanya dari makanan mentah atau air tercemar, bertahan lama dan mengganggu penyerapan nutrisi.
4. Toksin kimia, dari pestisida, logam berat, dan aditif rusak yang memicu gejala neurologis cepat.
5. Bakteri penghasil toksin, contohnya clostridium botulinum atau staphylococcus aureus yang berisiko tinggi pada makanan kaleng atau mayones terpapar panas.
6. Jamur toksik, seperti aspergillus pada biji-bijian lembap dan menghasilkan aflatoksin yang merusak hati.

(Penderita keracunan makanan disarankan berada di posisi yang tegak, demi mencegah muntah masuk ke dalam saluran pernapasan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Gejala biasanya muncul dalam hitungan jam hingga hari setelah konsumsi, meliputi mual, muntah, diare, kram perut, demam, kelelahan, dan dehidrasi.
Intensitas bergantung pada jenis kontaminan dan infeksi bakteri sering lebih parah daripada virus. Pemantauan penting, khususnya pada anak-anak, lansia, atau orang dengan imun lemah, untuk mencegah komplikasi.
Keracunan makanan dapat dicegah melalui kebiasaan higiene dan penanganan makanan yang benar. Fokus utama meliputi pembersihan rutin dan prosedur persiapan, konsumsi, serta penyimpanan yang aman.
1. Cuci tangan. Gunakan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, terutama setelah toilet, sebelum makan, dan saat memegang makanan.
2. Cuci buah dan sayur. Bilas di bawah air mengalir sebelum dimakan, dikupas, dan dimasak.
3. Cuci peralatan dapur. Bersihkan talenan, pisau, dan alat lain dengan air panas berbusa setelah kontak dengan daging mentah atau bahan belum dicuci.
4. Bersihkan kulkas. Lap interior setiap beberapa bulan menggunakan larutan soda kue (1 sdm per liter air), hapus jamur dengan campuran pemutih (1 sdm per liter air).
Baca juga: Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Ini 4 Fakta Ratusan Siswa di Bogor Keracunan
1. Pisahkan makanan mentah. Simpan daging, unggas, seafood, dan telur terpisah dari sayur, buah, makanan lain di kulkas, dan gunakan papan potong berbeda.
2. Cairkan dan masak aman. Cairkan makanan beku di microwave, kulkas semalaman, atau air dingin dalam wadah kedap. Masak hingga 74°C untuk sisa makanan, daging utuh/ikan hingga 63°C (istirahat 3 menit), daging giling hingga 71°C, unggas hingga 74°C. Hindari daging/ikan mentah.
3. Simpan sisa. Masukkan ke wadah tertutup di kulkas segera setelah makan (maksimal 3-4 hari) dan bekukan jika lebih lama.
4. Buang jika ragu. Singkirkan makanan yang penanganannya tidak pasti, meski tampak baik.
5. Tangani jamur. Buang makanan berjamur seperti roti, buah atau sayur lunak, dan kacang. Kemudian, potong jamur dari bahan keras (wortel, keju) minimal 2,5 cm di sekitarnya.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Kondisi ini termasuk penyakit menular melalui makanan, sering disebabkan oleh kontaminasi selama produksi, penyimpanan, atau penanganan.
Baca juga: Ini Langkah Pertolongan Pertama Saat Keracunan Makanan
Dampaknya bervariasi, dari ringan hingga berbahaya, dan dapat menyerang siapa saja, terutama jika hygiene kurang diperhatikan.
Penyebab keracunan makanan
Penyebab utama melibatkan kontaminan berbahaya yang masuk ke rantai makanan. Beberapa jenis kontaminan umum mencakup:
1. Bakteri, seperti salmonella, E. coli, dan listeria yang berkembang di makanan mentah atau tidak dimasak matang, memproduksi racun yang mengiritasi usus.
2. Virus, termasuk norovirus atau hepatitis A yang menular via air limbah atau tangan kotor, menyebabkan infeksi pencernaan cepat.
3. Parasit usus, seperti giardia atau cryptosporidium biasanya dari makanan mentah atau air tercemar, bertahan lama dan mengganggu penyerapan nutrisi.
4. Toksin kimia, dari pestisida, logam berat, dan aditif rusak yang memicu gejala neurologis cepat.
5. Bakteri penghasil toksin, contohnya clostridium botulinum atau staphylococcus aureus yang berisiko tinggi pada makanan kaleng atau mayones terpapar panas.
6. Jamur toksik, seperti aspergillus pada biji-bijian lembap dan menghasilkan aflatoksin yang merusak hati.
Gejala keracunan makanan

(Penderita keracunan makanan disarankan berada di posisi yang tegak, demi mencegah muntah masuk ke dalam saluran pernapasan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Gejala biasanya muncul dalam hitungan jam hingga hari setelah konsumsi, meliputi mual, muntah, diare, kram perut, demam, kelelahan, dan dehidrasi.
Intensitas bergantung pada jenis kontaminan dan infeksi bakteri sering lebih parah daripada virus. Pemantauan penting, khususnya pada anak-anak, lansia, atau orang dengan imun lemah, untuk mencegah komplikasi.
Cara mencegah agar tidak keracunan makanan
Keracunan makanan dapat dicegah melalui kebiasaan higiene dan penanganan makanan yang benar. Fokus utama meliputi pembersihan rutin dan prosedur persiapan, konsumsi, serta penyimpanan yang aman.
4 langkah pembersihan
1. Cuci tangan. Gunakan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, terutama setelah toilet, sebelum makan, dan saat memegang makanan.
2. Cuci buah dan sayur. Bilas di bawah air mengalir sebelum dimakan, dikupas, dan dimasak.
3. Cuci peralatan dapur. Bersihkan talenan, pisau, dan alat lain dengan air panas berbusa setelah kontak dengan daging mentah atau bahan belum dicuci.
4. Bersihkan kulkas. Lap interior setiap beberapa bulan menggunakan larutan soda kue (1 sdm per liter air), hapus jamur dengan campuran pemutih (1 sdm per liter air).
Baca juga: Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Ini 4 Fakta Ratusan Siswa di Bogor Keracunan
5 langkah persiapan, konsumsi, dan penyimpanan
1. Pisahkan makanan mentah. Simpan daging, unggas, seafood, dan telur terpisah dari sayur, buah, makanan lain di kulkas, dan gunakan papan potong berbeda.
2. Cairkan dan masak aman. Cairkan makanan beku di microwave, kulkas semalaman, atau air dingin dalam wadah kedap. Masak hingga 74°C untuk sisa makanan, daging utuh/ikan hingga 63°C (istirahat 3 menit), daging giling hingga 71°C, unggas hingga 74°C. Hindari daging/ikan mentah.
3. Simpan sisa. Masukkan ke wadah tertutup di kulkas segera setelah makan (maksimal 3-4 hari) dan bekukan jika lebih lama.
4. Buang jika ragu. Singkirkan makanan yang penanganannya tidak pasti, meski tampak baik.
5. Tangani jamur. Buang makanan berjamur seperti roti, buah atau sayur lunak, dan kacang. Kemudian, potong jamur dari bahan keras (wortel, keju) minimal 2,5 cm di sekitarnya.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)