Tidak tanggung-ranggung, ratusan siswa dari beberapa sekolah menjadi korban. Berikut ini fakta-fakta kasus keracunan MBG di Bogor.
1. Jumlah korban mencapai 210 orang
Berdasarkan keterangan Dinas Kesehatan Kota Bogor, tercatat hingga 9 Mei 2025 total korban mencapai 210 orang yang tersebar di delapan sekolah.
Korban yang masih dirawat di rumah sakit yakni berjumlah 34 orang, sedangkan korban rawat jalan 47 orang dan 129 mengalami gejala ringan.
2. Asuransi bagi korban
Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan tetap akan bertanggung jawab dalam penanganan medis dan pembiayaan perawatan para korban.
"Kemudian yang kedua, yang menjadi korban, diberikan asuransi untuk membayar biaya kesehatannya. Kita bekerja sama dengan Puskesmas dengan menanggung seluruh biaya pengobatan itu oleh BGN," ujar Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional, Tigor Pangaribuan.
Selain itu, Pemerintah Kota Bogor juga menegaskan biaya pengobatan korban keracunan MBG ditanggung oleh pemda. Adapun siswa yang belum menjadi anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ataupun asuransi, akan dibiayai Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Keracunan Makanan, Salah Satunya Minum Air Jahe |
3. Ditemukan bakteri E.Coli dan Samonella pada menu MBG
Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menyampaikan keracunan diduga karena adanya temuan bakteri E.coli dan Salmonella pada menu makanan yang dikonsumsi oleh para siswa.
Hal itu diketahui dari hasil uji laboratorium pada sisa makanan MBG. "Hasil pemeriksaan dari Labkesda Kota Bogor, terkait beberapa sampel pemeriksaan. Sisa makanan yang pada saat kejadian terjadinya keracunan itu masih tersisa," kata Dedie.
Makanan yang diperiksa di laboratorium, antara lain nasi, telur ceplok, tahu serta toge tumis.
Dedie mengatakan hasil laboratorium menunjukkan beberapa bahan tersebut mengandung bakteri E.coli dan Samonella. Dugaan kuat mengarah pada telur ceplok berbumbu yang dimasak pada malam hari kemudian baru didistribusikan keesokan harinya.
"Intinya bakteri ini datang dari ceplok telur yang dikasih bumbu barbeque. Ada tumis tahu dan toge, yang terindikasi mengandung Samonella," tegas Dedie.
4. Pemasok makanan terancam sanksi
BGN mengancam akan menyetop pemasok bahan makanan tersebut apabila ditemukan ketidaksegaran atau kejanggalan lainnya.
"Penjamah makanannya yang dia kurang waspada dalam membeli bahan makanan. Membeli bahan makanan kan itu dengan supplier ya. Nah dia harus cek supplier itu dari mana dia dapatnya," jelas Tigor.
"Kalau sumbernya itu dari bahan makanan, jadi bahan makanannya harus kita cek dari mana asal suppliernya. Begitu kita tahu suppliernya maka kita akan berikan teguran ke supplier tersebut. Kalau dia tidak ada perbaikan kita stop supplier tersebut," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News