FITNESS & HEALTH
6 Cara Mengatasi Masalah Kesehatan Mental bagi Generasi Sandwich
Raka Lestari
Rabu 18 Agustus 2021 / 13:41
Jakarta: Banyak orang mungkin sudah sering mengenal istilah generasi sandwich. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh dua orang pekerja sosial yaitu Dorothy Miller dan Elaine Broody pada 1981 untuk menggambarkan pelaku rawat (caregiver) yang terjepit di antara dua generasi.
Namun, sayangnya generasi sandwich ini rentan mengalami masalah kesehatan mental. Survei di Amerika Serikat pada 2007 menunjukkan bahwa generasi sandwich yang terdiri dari usia 35 – 54 tahun, mengalami tingkat stres lebih tinggi. Sebab mereka dituntut untuk menyeimbangkan peran dalam perawatan anak dan juga orangtua mereka.
Sementara itu dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di RS Pondok Indah memberikan tips untuk mengurangi stres bagi generasi sandwich:
Tidak jarang, generasi sandwich mengerjakan banyak hal seorang diri. Carilah bantuan untuk mengerjakan beberapa tugas rumah tangga, pengaturan pengurusan anak dan orang tua, dan sebagainya. Meminta bantuan bukanlah sebuah tanda kelemahan, namun kekuatan diri dalam hal mengelola tugas yang perlu dikerjakan.
Kesibukan menjalankan peran mengurus dua generasi kadang membuat seorang wanita generasi sandwich tidak memiliki waktu untuk diri sendiri. Ambil waktu khusus untuk melakukan hal bagi diri sendiri, misalnya mengerjakan hobi atau sekedar bersantai, dan memanjakan diri.
Pertemuan keluarga dapat menjadi suatu wadah untuk saling mencurahkan isi hati serta memberi dukungan satu sama lain. Pertemuan keluarga juga dapat digunakan untuk mendiskusikan berbagai masalah yang dihadapi dan bersam fokus mencari solusi. Hal ini juga dapat meningkatkan kedekatan antar anggota keluarga dan memperkuat dukungan sosial bagi generasi sandwich.
Saat lelah dan stres, pola komunikasi dapat sangat terpengaruh dan cenderung mengarah pada pola komunikasi yang lebih emosional. Ketika pola komunikasi diwarnai ketidaknyamanan dan konflik, tingkat stres cenderung meningkat. Pelajarilah cara komunikasi yang asertif dan baik untuk tetap menjaga suasana tenang dan nyaman dalam menjalankan peran sebagai generasi sandwich.
Sesekali, lepaskan kendali terhadap segala sesuatu. Perfeksionisme dapat menghasilkan stres yang lebih tinggi. Pelajari cara untuk tidak selalu mengatur semua hal di kehidupan. Lakukan delegasi atau menyerahkan tugas tertentu pada orang lain.
Upayakan untuk dapat menikmati momen yang dimiliki saat ini. Nikmati peran dalam merawat anak dan melihat pertumbuhan serta perkembangan anak, serta nikmati peran dalam merawat orang tua sebagai wujud kasih sayang dan bakti pada orang tua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Namun, sayangnya generasi sandwich ini rentan mengalami masalah kesehatan mental. Survei di Amerika Serikat pada 2007 menunjukkan bahwa generasi sandwich yang terdiri dari usia 35 – 54 tahun, mengalami tingkat stres lebih tinggi. Sebab mereka dituntut untuk menyeimbangkan peran dalam perawatan anak dan juga orangtua mereka.
Sementara itu dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di RS Pondok Indah memberikan tips untuk mengurangi stres bagi generasi sandwich:
1. Meminta bantuan
Tidak jarang, generasi sandwich mengerjakan banyak hal seorang diri. Carilah bantuan untuk mengerjakan beberapa tugas rumah tangga, pengaturan pengurusan anak dan orang tua, dan sebagainya. Meminta bantuan bukanlah sebuah tanda kelemahan, namun kekuatan diri dalam hal mengelola tugas yang perlu dikerjakan.
2. Lakukan me time
Kesibukan menjalankan peran mengurus dua generasi kadang membuat seorang wanita generasi sandwich tidak memiliki waktu untuk diri sendiri. Ambil waktu khusus untuk melakukan hal bagi diri sendiri, misalnya mengerjakan hobi atau sekedar bersantai, dan memanjakan diri.
3. Adakan pertemuan keluarga
Pertemuan keluarga dapat menjadi suatu wadah untuk saling mencurahkan isi hati serta memberi dukungan satu sama lain. Pertemuan keluarga juga dapat digunakan untuk mendiskusikan berbagai masalah yang dihadapi dan bersam fokus mencari solusi. Hal ini juga dapat meningkatkan kedekatan antar anggota keluarga dan memperkuat dukungan sosial bagi generasi sandwich.
4. Pertahankan komunikasi yang baik
Saat lelah dan stres, pola komunikasi dapat sangat terpengaruh dan cenderung mengarah pada pola komunikasi yang lebih emosional. Ketika pola komunikasi diwarnai ketidaknyamanan dan konflik, tingkat stres cenderung meningkat. Pelajarilah cara komunikasi yang asertif dan baik untuk tetap menjaga suasana tenang dan nyaman dalam menjalankan peran sebagai generasi sandwich.
5. Lepaskan kendali
Sesekali, lepaskan kendali terhadap segala sesuatu. Perfeksionisme dapat menghasilkan stres yang lebih tinggi. Pelajari cara untuk tidak selalu mengatur semua hal di kehidupan. Lakukan delegasi atau menyerahkan tugas tertentu pada orang lain.
6. Nikmati momen yang ada
Upayakan untuk dapat menikmati momen yang dimiliki saat ini. Nikmati peran dalam merawat anak dan melihat pertumbuhan serta perkembangan anak, serta nikmati peran dalam merawat orang tua sebagai wujud kasih sayang dan bakti pada orang tua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)