Inara mengaku baru mengetahui Insanul belum resmi bercerai dari Wardatina Mawa saat menikahinya secara siri. Baru-baru ini, Insanul terlihat mendampingi Inara saat menemui kuasa hukumnya.
Kedekatan keduanya, termasuk terlihat bergandengan tangan di hadapan publik memicu spekulasi dari warganet. Aksi tersebut membuat sebagian netizen menuding Inara playing victim.
Banyak yang menilai tindakan Inara kini bertolak belakang dengan pengakuannya sebelumnya, sehingga memicu perdebatan di media sosial. Sobat Medcom pasti sudah tidak asing dengan sebutan playing victim. Tapi, sudahkah kamu memahami apa yang dimaksud dengan playing victim? Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Mengutip laman Halodoc, playing victim merujuk pada kondisi ketika seseorang memposisikan diri sebagai korban dan cenderung menyalahkan pihak lain atas berbagai persoalan yang terjadi dalam hidupnya.
Pengertian playing victim
Playing victim berkaitan dengan masalah kesehatan mental yang dapat memengaruhi hubungan sosial, kehidupan pekerjaan, hingga kondisi psikologis seseorang. Pola pikir ini umumnya berkembang sebagai mekanisme bertahan dari pengalaman traumatis di masa lalu.Kondisi tersebut dapat muncul, antara lain, pada individu yang kerap berada dalam situasi tanpa kendali, mengalami luka emosional berkepanjangan hingga merasa tidak berdaya, atau pernah mengalami pengkhianatan dari orang terdekat.
Ciri-ciri playing victim
Berikut beberapa ciri-ciri orang yang memiliki karakteristik playing victim, antara lain:Tanda-tanda perilaku
- Cenderung menyalahkan pihak lain saat terjadi masalah.
- Sulit bertanggung jawab atas diri sendiri karena takut disalahkan.
- Bersikap terlalu keras atau kritis terhadap diri sendiri maupun orang lain.
- Membatasi pergaulan hanya dengan orang yang memiliki pandangan serupa.
Baca Juga :
Insanul Fahmi Gandeng Tangan Inara Rusli di Depan Publik, Begini Tanggapan Denny Sumargo
Tanda-tanda mental dan kognitif
- Memandang lingkungan sekitar sebagai sesuatu yang tidak adil atau mengancam.
- Mengalami distorsi cara berpikir sehingga menafsirkan situasi secara tidak akurat.
- Memiliki pola pikir negatif atau pesimistis.
- Terus mengingat kesalahan dan pengalaman menyakitkan di masa lalu.
- Muncul pikiran untuk melukai diri sendiri atau mengakhiri hidup.
Tanda-tanda hubungan
- Mengalami hambatan dalam membangun kedekatan dan kepercayaan.
- Kurang mampu menunjukkan empati kepada orang lain.
- Sulit menerima kritik yang bertujuan membangun.
Tanda-tanda emosional
- Mengalami rasa cemas.
- Mengalami depresi.
- Merasa diabaikan.
- Memiliki rasa percaya diri yang rendah.
- Merasa dibenci oleh lingkungan sekitar.
- Menarik diri dari pergaulan sosial.
Sabotase diri sendiri
Orang dengan mentalitas playing victim kerap melakukan sabotase diri melalui pola pikir seperti:- “Semua hal buruk selalu menimpaku.”
- “Aku tidak mampu melakukan apa pun, jadi untuk apa mencoba.”
- “Aku layak menerima semua penderitaan ini.”
- “Tidak ada seorang pun yang peduli padaku.”
Cara mencegah playing victim
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah Playing Victim:- Membangun harga diri dan rasa percaya diri yang sehat.
- Melatih keterampilan mengatasi masalah secara efektif dan konstruktif.
- Mendorong komunikasi yang terbuka, jujur, dan asertif.
- Memberikan dukungan emosional dan empati yang cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News