FITNESS & HEALTH
Pentingnya Edukasi Penyakit Ginjal Kronis untuk Pasien dan Pendamping Pasien
Raka Lestari
Rabu 10 Maret 2021 / 16:09
Jakarta: Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan penyakit yang bisa menyebabkan penurunan kualitas hidup pada pasien jika tidak ditangani dengan baik. Selain pengobatan, edukasi mengenai PGK ini juga harus dilakukan baik pada pasien atau pendamping pasien.
“Sekitar sepertiga pasien dengan PGK belum mengetahui benar mengenai penyakitnya, progresifitas/perjalananpenyakitnya serta modalitas terapi yang ada setelah mengalami penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) atau gagal ginjal terminal," ujar Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Aida Lydia,PhD., SpPD, K-GH, dalam Virtual Press Conference "Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2021" pada Rabu, 10 Maret 2021.
Ia menjelaskan bahwa umumnya pasien datang dalam kondisi yang sudah lanjut, dimana fungsi ginjal sudah sangat rendah dan telah terjadi komplikasi akut dari PGK itu sendiri sehingga pilihan pengobatanyang ditawarkan saat itu juga terbatas.
Ketua Umum PERNEFRI itu menekankan pentingnya edukasi mengenai penyakit ginjal, komplikasi, tatalaksana dan pilihan pengobatanpada pasien PGK sebelummencapai PGTA.
Pasien dan/atau keluarganya harus dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan atas kondisi kesehatannya dengan mengedepankan peran, nilai, prioritas serta tujuan dari pasien itu sendiri. Pendekatan ini disebut dengan Patient-Oriented Outcomes.
Dr. Aida juga menambahkan ada banyak manfaat yang didapat dengan mengedepankan kualitas hidup pasien dalam pengelolaan pasien PGK.
“Pasien dengan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pengobatan penyakit ginjal yang dideritanya mempunyai kepatuhan berobat dan luaran klinis yang lebih baik, hingga pengeluaran biaya pengobatan yang lebih sedikit," ujarnya.
"Untuk dapat hidup berkualitas dengan PGK, pasien harus dapat tetap berperan dalam kehidupannya. Peran dalam hidup ini diartikan sebagai kemampuan untuk terlibat dalam aktivitas hidup yang bermakna, diantaranya bekerja, belajar, bertanggung jawab pada keluarga, berpergian, berolahraga, beraktivitas sosial dan berekreasi, dan lainnya," ujar dr. Aida.
Strategi yang digunakan dalam upaya mencapai keberhasilan pengobatan berbasis Patient-Oriented Outcomes ini berbasis pada kemitraan, pemberdayaan pasien dan pendekatan berbasis kekuatan.
Pasien dan pendampingnya harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan serta harus mengerti mengenai konsekuensi yang muncul akibat keputusan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
“Sekitar sepertiga pasien dengan PGK belum mengetahui benar mengenai penyakitnya, progresifitas/perjalananpenyakitnya serta modalitas terapi yang ada setelah mengalami penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) atau gagal ginjal terminal," ujar Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Aida Lydia,PhD., SpPD, K-GH, dalam Virtual Press Conference "Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2021" pada Rabu, 10 Maret 2021.
Ia menjelaskan bahwa umumnya pasien datang dalam kondisi yang sudah lanjut, dimana fungsi ginjal sudah sangat rendah dan telah terjadi komplikasi akut dari PGK itu sendiri sehingga pilihan pengobatanyang ditawarkan saat itu juga terbatas.
Ketua Umum PERNEFRI itu menekankan pentingnya edukasi mengenai penyakit ginjal, komplikasi, tatalaksana dan pilihan pengobatanpada pasien PGK sebelummencapai PGTA.
Pasien dan/atau keluarganya harus dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan atas kondisi kesehatannya dengan mengedepankan peran, nilai, prioritas serta tujuan dari pasien itu sendiri. Pendekatan ini disebut dengan Patient-Oriented Outcomes.
Dr. Aida juga menambahkan ada banyak manfaat yang didapat dengan mengedepankan kualitas hidup pasien dalam pengelolaan pasien PGK.
“Pasien dengan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pengobatan penyakit ginjal yang dideritanya mempunyai kepatuhan berobat dan luaran klinis yang lebih baik, hingga pengeluaran biaya pengobatan yang lebih sedikit," ujarnya.
"Untuk dapat hidup berkualitas dengan PGK, pasien harus dapat tetap berperan dalam kehidupannya. Peran dalam hidup ini diartikan sebagai kemampuan untuk terlibat dalam aktivitas hidup yang bermakna, diantaranya bekerja, belajar, bertanggung jawab pada keluarga, berpergian, berolahraga, beraktivitas sosial dan berekreasi, dan lainnya," ujar dr. Aida.
Strategi yang digunakan dalam upaya mencapai keberhasilan pengobatan berbasis Patient-Oriented Outcomes ini berbasis pada kemitraan, pemberdayaan pasien dan pendekatan berbasis kekuatan.
Pasien dan pendampingnya harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan serta harus mengerti mengenai konsekuensi yang muncul akibat keputusan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)