FITNESS & HEALTH
Seni Melepaskan: 5 Cara Sederhana Jalani Hidup yang Menyenangkan dan Bahagia
Mia Vale
Minggu 02 November 2025 / 13:47
Jakarta: Mungkin banyak yang berpikir, kebahagiaan adakah sesuatu yang bisa saya dibangun, seperti menumpuk balok. Padahal, seiring waktu, kita akan menyadari bahwa semakin mencoba memegang kendali atas orang lain, rencana, dan hasil hidup terasa semakin berat. Di sinilah kita butuh melepaskan.
Melepaskan bukan berarti menyerah, melainkan berarti melepaskan ilusi, di mana bisa memaksakan segalanya berjalan sesuai keinginan kamu.
Ingat, ini tentang menciptakan ruang untuk kedamaian, kegembiraan, dan spontanitas. Berikut beberapa caranya menurut Vegout Mag.
Kita merencanakan, memprediksi, dan mempersiapkan diri untuk setiap kemungkinan, berharap jika kita terus mengendalikannya, tidak akan ada yang salah. Namun, kendali hanyalah ilusi.
Hidup memiliki ritmenya sendiri. Ketika melonggarkan cengkeraman, sesuatu yang indah terjadi, kamu mulai mengalir bersama kehidupan, alih-alih melawannya. Daripada terobsesi dengan apa yang tidak dapat kamu kendalikan, fokuslah pada apa yang dapat dikendalikan, seperti, pola pikir, reaksi, dan welas asih kamu.
.jpg)
(Lepaskan narasi lamamu. Kamu diizinkan untuk menulis ulang kisahmu, lagi dan lagi. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Salah satu hambatan terbesar menuju kebahagiaan adalah kebutuhan kita untuk dianggap "cukup." Kita mengejar persetujuan, suka, pengakuan, berharap dunia luar akan menegaskan harga diri kita. Faktanya, pujian sebanyak apa pun tak dapat mengisi kekosongan batin.
Rasa percaya diri sejati tidak datang dari orang lain yang menganggap kamu hebat. Kepercayaan diri sejati datang dari menerima diri sendiri apa adanya yang tidak sempurna, terus berkembang, dan manusiawi. Lepaskan hasrat terus-menerus akan validasi dan mulai hidup dari stabilitas batin, alih-alih pujian eksternal.
Ini menjadi sekutu terbesar atau musuh terburuk kamu. Overthinking membuat kamu terjebak dalam analisis, ketakutan, dan keraguan diri. Kamu terlalu membayangkan skenario terburuk dan meragukan keputusan hingga hidup terasa berat.
Sebenarnya, kamu hanya perlu melihat pikiran apa adanya. Bila pikiran berputar-putar, berhentilah! Tarik napas dalam-dalam, lalu dengan lembut kembali ke saat ini, satu-satunya tempat di mana kedamaian ada.
Melepaskan bukan hanya masalah internal, terkadang itu berarti menjauh dari orang-orang yang terus-menerus menguras energi. Apalagi, hubungan yang dibangun di atas rasa bersalah, manipulasi, atau upaya sepihak jarang menghasilkan pertumbuhan.
Ketika kamu melindungi energi sendiri, itu tidak egois, tapi menjaga kedamaian diri. Ingat, orang-orang yang ditakdirkan untuk ada dalam hidup kamu, tidak akan pernah mengharuskan dirimu untuk menyusut demi bertahan.
Perfeksionisme adalah pencuri diam-diam. Ia meyakinkan bahwa kebahagiaan terletak tepat di balik pencapaian kamu berikutnya, di mana setelah melakukan satu hal lagi, kamu akhirnya akan merasa cukup baik.
Tetapi kesempurnaan itu tidak ada. Perjuangan yang terus-menerus hanya mengarah pada kelelahan dan kritik diri. Hidup bukanlah pertunjukan, melainkan latihan.
Yang harus diingat, saat mempraktikkan seni melepaskan, kamu berhenti mencoba "memperbaiki" hidup, dan mulai mengalir bersamanya.
Melepaskan bukan tentang kehilangan kendali, ini tentang mendapatkan perspektif. Dan semakin kamu melepaskan apa yang membebani, semakin banyak ruang yang kamu ciptakan untuk kedamaian, kreativitas, dan koneksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Melepaskan bukan berarti menyerah, melainkan berarti melepaskan ilusi, di mana bisa memaksakan segalanya berjalan sesuai keinginan kamu.
Ingat, ini tentang menciptakan ruang untuk kedamaian, kegembiraan, dan spontanitas. Berikut beberapa caranya menurut Vegout Mag.
Baca Juga :
Skuter Bermanfaat untuk Tingkatkan Rasa PD Anak
1. Lepaskan keinginan mengendalikan setiap hasil
Kita merencanakan, memprediksi, dan mempersiapkan diri untuk setiap kemungkinan, berharap jika kita terus mengendalikannya, tidak akan ada yang salah. Namun, kendali hanyalah ilusi.
Hidup memiliki ritmenya sendiri. Ketika melonggarkan cengkeraman, sesuatu yang indah terjadi, kamu mulai mengalir bersama kehidupan, alih-alih melawannya. Daripada terobsesi dengan apa yang tidak dapat kamu kendalikan, fokuslah pada apa yang dapat dikendalikan, seperti, pola pikir, reaksi, dan welas asih kamu.
2. Lepaskan ego untuk validasi
.jpg)
(Lepaskan narasi lamamu. Kamu diizinkan untuk menulis ulang kisahmu, lagi dan lagi. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Salah satu hambatan terbesar menuju kebahagiaan adalah kebutuhan kita untuk dianggap "cukup." Kita mengejar persetujuan, suka, pengakuan, berharap dunia luar akan menegaskan harga diri kita. Faktanya, pujian sebanyak apa pun tak dapat mengisi kekosongan batin.
Rasa percaya diri sejati tidak datang dari orang lain yang menganggap kamu hebat. Kepercayaan diri sejati datang dari menerima diri sendiri apa adanya yang tidak sempurna, terus berkembang, dan manusiawi. Lepaskan hasrat terus-menerus akan validasi dan mulai hidup dari stabilitas batin, alih-alih pujian eksternal.
3. Lepaskan pikiran berlebihan
Ini menjadi sekutu terbesar atau musuh terburuk kamu. Overthinking membuat kamu terjebak dalam analisis, ketakutan, dan keraguan diri. Kamu terlalu membayangkan skenario terburuk dan meragukan keputusan hingga hidup terasa berat.
Sebenarnya, kamu hanya perlu melihat pikiran apa adanya. Bila pikiran berputar-putar, berhentilah! Tarik napas dalam-dalam, lalu dengan lembut kembali ke saat ini, satu-satunya tempat di mana kedamaian ada.
4. Lepaskan hubungan toksik
Melepaskan bukan hanya masalah internal, terkadang itu berarti menjauh dari orang-orang yang terus-menerus menguras energi. Apalagi, hubungan yang dibangun di atas rasa bersalah, manipulasi, atau upaya sepihak jarang menghasilkan pertumbuhan.
Ketika kamu melindungi energi sendiri, itu tidak egois, tapi menjaga kedamaian diri. Ingat, orang-orang yang ditakdirkan untuk ada dalam hidup kamu, tidak akan pernah mengharuskan dirimu untuk menyusut demi bertahan.
5. Lepaskan perfeksionisme
Perfeksionisme adalah pencuri diam-diam. Ia meyakinkan bahwa kebahagiaan terletak tepat di balik pencapaian kamu berikutnya, di mana setelah melakukan satu hal lagi, kamu akhirnya akan merasa cukup baik.
Tetapi kesempurnaan itu tidak ada. Perjuangan yang terus-menerus hanya mengarah pada kelelahan dan kritik diri. Hidup bukanlah pertunjukan, melainkan latihan.
Yang harus diingat, saat mempraktikkan seni melepaskan, kamu berhenti mencoba "memperbaiki" hidup, dan mulai mengalir bersamanya.
Melepaskan bukan tentang kehilangan kendali, ini tentang mendapatkan perspektif. Dan semakin kamu melepaskan apa yang membebani, semakin banyak ruang yang kamu ciptakan untuk kedamaian, kreativitas, dan koneksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)