FITNESS & HEALTH

Tidur Ayam, Ketika Seseorang Tidak Bisa Menikmati Tidur Nyenyak

Mia Vale
Selasa 28 Mei 2024 / 23:17
Jakarta: Bagi sebagian orang, ketika mereka merasa lelah, yang dilakukannya adalah tidur. Tapi ada juga sebagian orang yang justru tidak bisa tidur ketika merasa lelah. Tapi bagaimana jika yang dialami, seseorang tidak merasa lelah, tapi ketika dia tidur tidak merasa nyenyak atau baru tidur, dirinya sudah terbangun lagi. 

Begitu terus siklusnya. Kondisi ini tentu bisa membuat orang yang mengalami merasa frustasi. Pasalnya, bukan merasa segar setelah tidur, dirinya tetap merasa letih, walaupun sudah tidur.

Ya, hal di atas telah dialami oleh seorang pria di Garut yang mengaku tidak tidur selama empat tahun terakhir. Dan apa yang dialaminya menjadi viral di sosial media. Pria ini mengaku, sudah mengalami tidur tidak nyenyak sejak tahun 2020. 

Ia mengaku kondisi tersebut berawal dari telinga kanannya yang mengalami mampet dan mendengung. Bahkan, dirinya sudah mengonsumsi berbagai obat tidur tetapi tidak membuahkan hasil. Sebenarnya apa yang terjadi?
 

Tidak nyenyak tidur



(Stres, kecemasan, dan perasaan depresi bisa menyebabkan gangguan mood yang bisa menyebabkan situasi mental jadi terganggu. Dan kondisi ini bisa menyebabkan tidur jadi terganggu dan waktu istirahat jadi berkurang. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

Apa yang terjadi pada pria di Garut tersebut termasuk pada kondisi tidur ayam, atau dalam bahasa medisnya insomnia paradoks. Insomnia paradoks dianggap sebagai subtipe dari insomnia kronis. 

Pada insomnia paradoks, kamu merasa seolah-olah tidak bisa tertidur atau tidak mendapatkan tidur yang cukup, dan hal ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. 

Kelelahan dan kantuk berlebihan di siang hari juga biasanya lebih terasa pada insomnia, yang dianggap sebagai defisit tidur sebenarnya.
 

Gejala insomnia paradoks


Mengutip laman Healthline, gejala yang mungkin kamu alami pada insomnia paradoks adalah sebagai berikut:
 
  • - Tidur yang tidak segar
  • - Merasa seperti terjaga hampir sepanjang malam
  • - Pikiran atau perenungan terus-menerus ketika mencoba untuk tidur
  • - Kantuk di siang hari
  • - Kesadaran konstan terhadap lingkungan sekitar  saat mencoba untuk tidur
  • - Kesulitan berfungsi di tempat kerja atau sosial

Selain lelah dan membuat frustasi, insomnia paradoks juga dapat menambah beban kesehatan mental secara keseluruhan, terutama jika kamu menderita gangguan kecemasan.
 

Ini dia penyebabnya


Sebuah studi kecil pada tahun 2021 meneliti beberapa struktur otak bagi mereka yang menderita insomnia paradoks. Perubahan tercatat di area utama otak yang terlibat dalam persepsi tidur dan pengaturan siklus tidur-bangun. Jika kamu rentan terhadap kecemasan atau depresi, hal ini mungkin membuat lebih mungkin mengalami insomnia paradoks.

Lebih lanjut, studi terpisah pada tahun 2021 menunjukkan bahwa insomnia paradoks sering kali terjadi bersamaan dengan kondisi kejiwaan seperti, skizofrenia, gangguan bipolar, ketergantungan alkohol. Apa pun penyebabnya, tampaknya insomnia paradoks memiliki komponen psikologis yang kuat.
 

Pengobatan yang dilakukan


Saat ini, tidak ada pedoman pengobatan yang diterima untuk insomnia paradoks. Namun, ada teori yang menyatakan bahwa kombinasi hal berikut mungkin efektif, pengobatan, psikoterapi, pendidikan tidur. 

Pengobatan untuk insomnia biasanya mencakup obat penenang dan hipnotis, yang bertujuan membantu kamu tertidur atau tetap tertidur. Namun, obat-obatan tersebut dapat membuat ketagihan, itulah salah satu alasan mengapa terapi biasanya direkomendasikan terlebih dahulu.

Terapi perilaku kognitif adalah jenis psikoterapi yang terkadang direkomendasikan untuk insomnia paradoks. Tidak banyak penelitian yang mendukung efektivitasnya. Namun, ini adalah rekomendasi yang masuk akal karena dapat membantu memulihkan keyakinan dan perspektif yang lebih sehat seputar tidur.

Meskipun gangguan ini masih belum banyak diketahui, namun insomnia paradoks merupakan gangguan tidur yang nyata dan mengganggu.  Jika kamu menderita insomnia paradoks, ketahuilah bahwa ada pengobatan yang dapat membantu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH