FITNESS & HEALTH
Ini Alergi yang Paling Sering dialami Anak-anak
Raka Lestari
Selasa 29 Juni 2021 / 16:04
Jakarta: Ada berbagai jenis alergi yang sering dialami anak-anak ataupun balita. Mulai dari alergi susu sapi, alergi kacang, alergi debu, dan masih banyak lagi. Dan memang, alergi susu sapi adalah jenis alergi yang paling umum terjadi pada anak-anak.
“Alergi susu sapi merupakan salah satu alergi makanan yang paling sering dialami anak-anak di Asia. Kejadian alergi susu sapi pada anak-anak di Indonesia yaitu 0,5 - 7,5 persen," ujar Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes, Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak dalam Webinar: Atasi Alergi si Kecil dengan Deteksi Dini pada Sabtu, 26 Juni 2021.
Menurut Prof. Budi, meskipun sebagian besar anak-anak pulih dari gejala saat meninggalkan periode balita, tetapi bukan berarti alergi ini bisa disepelekan. Jika kondisi alergi terdiagnosis sejak awal dan segera dikonsultasikan ke dokter, maka dapat dilakukan tata laksana yang tepat sehingga tumbuh kembangnya optimal.
"Sebaliknya, jika terlambat didiagnosis dan orang tua mendiagnosis sendiri, maka bisa muncul dampak-dampak tidak diinginkan, yaitu dampak kesehatan yaitu tumbuh kembang anak, serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi atau sakit jantung di kemudian hari," jelas Prof. Budi.
Selain itu, Prof. Budi juga menyebutkan kemungkinan adanya dampak ekonomi karena harus sering berobat ke dokter, serta dampak psikologis karena bisa timbul stress pada ibu dan anaknya. Ia juga mengatakan gejala yang bisa terjadi jika anak mengalami alergi susu sapi sangatlah beragam.
“Gejala alergi susu sapi dapat muncul dengan gejala ringan, sedang sampai berat, dan dapat mengenai tiga organ. Kejadian yang paling sering yaitu keluhan di saluran cerna seperti diare sebanyak, kemudian kolik. Gejala susu sapi bisa juga bisa mengenai di saluran napas, misalnya batuk-batuk di malam hari ke arah pagi hari," ujarnya.
Kejadian gejala di saluran napas, kata Prof. Budi yaitu asma dan rinitis. Gejala alergi bisa muncul di kulit, kebanyakan berupa eksim atau dermatitis atopik sebanyak, bisa juga biduran atau urtikaria. Gejala yang berat berupa sistemik yaitu timbulnya anafilaksis sebesar.
Faktor risiko berkembangnya alergi pada anak dapat berasal dari faktor genetik atau keturunan yaitu dari keluarga dengan riwayat alergi. Adapun kasus alergi protein susu sapi umumnya terjadi pada anak yang tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI). Oleh karena itu, pencegahan alergi protein susu sapi dapat dilakukan dengan cara memberikan ASI eksklusif bagi anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Alergi susu sapi merupakan salah satu alergi makanan yang paling sering dialami anak-anak di Asia. Kejadian alergi susu sapi pada anak-anak di Indonesia yaitu 0,5 - 7,5 persen," ujar Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes, Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak dalam Webinar: Atasi Alergi si Kecil dengan Deteksi Dini pada Sabtu, 26 Juni 2021.
Menurut Prof. Budi, meskipun sebagian besar anak-anak pulih dari gejala saat meninggalkan periode balita, tetapi bukan berarti alergi ini bisa disepelekan. Jika kondisi alergi terdiagnosis sejak awal dan segera dikonsultasikan ke dokter, maka dapat dilakukan tata laksana yang tepat sehingga tumbuh kembangnya optimal.
"Sebaliknya, jika terlambat didiagnosis dan orang tua mendiagnosis sendiri, maka bisa muncul dampak-dampak tidak diinginkan, yaitu dampak kesehatan yaitu tumbuh kembang anak, serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi atau sakit jantung di kemudian hari," jelas Prof. Budi.
Selain itu, Prof. Budi juga menyebutkan kemungkinan adanya dampak ekonomi karena harus sering berobat ke dokter, serta dampak psikologis karena bisa timbul stress pada ibu dan anaknya. Ia juga mengatakan gejala yang bisa terjadi jika anak mengalami alergi susu sapi sangatlah beragam.
“Gejala alergi susu sapi dapat muncul dengan gejala ringan, sedang sampai berat, dan dapat mengenai tiga organ. Kejadian yang paling sering yaitu keluhan di saluran cerna seperti diare sebanyak, kemudian kolik. Gejala susu sapi bisa juga bisa mengenai di saluran napas, misalnya batuk-batuk di malam hari ke arah pagi hari," ujarnya.
Kejadian gejala di saluran napas, kata Prof. Budi yaitu asma dan rinitis. Gejala alergi bisa muncul di kulit, kebanyakan berupa eksim atau dermatitis atopik sebanyak, bisa juga biduran atau urtikaria. Gejala yang berat berupa sistemik yaitu timbulnya anafilaksis sebesar.
Faktor risiko berkembangnya alergi pada anak dapat berasal dari faktor genetik atau keturunan yaitu dari keluarga dengan riwayat alergi. Adapun kasus alergi protein susu sapi umumnya terjadi pada anak yang tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI). Oleh karena itu, pencegahan alergi protein susu sapi dapat dilakukan dengan cara memberikan ASI eksklusif bagi anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)