FAMILY
Bagaimana Memprediksi Tinggi Badan Anak di Masa Depan?
Yatin Suleha
Rabu 22 Oktober 2025 / 18:00
Jakarta: Ada berbagai cara untuk memperkirakan tinggi badan anak saat dewasa, berdasarkan data seperti tinggi dan berat badan saat ini, serta faktor keturunan.
Metode ini berguna untuk orang tua yang penasaran, tetapi ingat prediksi ini tidak pasti karena tinggi badan juga dipengaruhi oleh makanan sehat, olahraga, dan kesehatan secara keseluruhan.
Dilansir dari BabyCenter, berikut adalah tiga metode yang dapat memprediksi tinggi badan anak di masa depan.
Metode ini menghitung tinggi badan prediksi anak pada usia 18 tahun dengan mempertimbangkan tinggi dan berat badan anak saat ini, ditambah tinggi rata-rata kedua orang tua.
Peneliti menggunakan rasio matematis sederhana dari data tersebut untuk membuat perkiraan sebagai contoh, jika anak berusia 7 tahun memiliki tinggi 120 cm, berat 25 kg, dan orang tua masing-masing 160 cm dan 170 cm, metode ini bisa menghitung rata-rata dan menambahkan faktor pertumbuhan untuk memperkirakan hasil akhir.
Kelebihannya adalah mudah digunakan tanpa alat khusus, tetapi keterbatasannya adalah hasilnya bisa berubah jika anak mengalami masalah kesehatan atau kurang gizi, jadi prediksi ini hanya sebagai acuan awal.
.jpg)
(Prediksi tinggi badan tidak mutlak dan tinggi badan akhir anak dipengaruhi oleh berbagai faktor lain salah satunya nutrisi. Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tulang. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Cara ini adalah pendekatan sederhana yang mengukur tinggi badan anak pada usia 2 tahun untuk laki-laki atau 18 bulan untuk perempuan, kemudian mengalikan angka itu dengan dua untuk mendapatkan perkiraan tinggi dewasa.
Misalnya, jika anak laki-laki berusia 2 tahun tingginya 85 cm, perkiraan tinggi dewasa adalah 170 cm. Perempuan sering tumbuh lebih cepat, jadi metode ini disesuaikan untuk mereka.
Kekurangannya adalah tidak didasarkan pada penelitian ilmiah yang kuat, sehingga hasilnya kurang akurat jika anak memiliki kondisi khusus seperti penyakit atau pola makan buruk yang bisa memengaruhi pertumbuhan lebih lanjut.
Pendekatan ini memperkirakan tinggi badan anak dengan menjumlahkan tinggi kedua orang tua, lalu membagi hasilnya dengan dua untuk mendapatkan angka tengah.
Contohnya, jika orang tua satu tinggi 165 cm dan yang lain 175 cm, rata-rata adalah 170 cm yang bisa menjadi perkiraan untuk anak.
Metode ini bergantung pada faktor genetika, tetapi bisa berbeda jika ada pengaruh lingkungan seperti olahraga rutin atau asupan nutrisi yang baik yang membantu anak tumbuh lebih optimal.
Namun, metode ini tidak memperhitungkan variasi seperti jenis kelamin anak atau kondisi kesehatan, jadi hasilnya hanya sebagai gambaran kasar dan perlu dikombinasikan dengan metode lain untuk lebih akurat.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Metode ini berguna untuk orang tua yang penasaran, tetapi ingat prediksi ini tidak pasti karena tinggi badan juga dipengaruhi oleh makanan sehat, olahraga, dan kesehatan secara keseluruhan.
Dilansir dari BabyCenter, berikut adalah tiga metode yang dapat memprediksi tinggi badan anak di masa depan.
1. Metode Khamis-Roche secara lebih detail
Metode ini menghitung tinggi badan prediksi anak pada usia 18 tahun dengan mempertimbangkan tinggi dan berat badan anak saat ini, ditambah tinggi rata-rata kedua orang tua.
Peneliti menggunakan rasio matematis sederhana dari data tersebut untuk membuat perkiraan sebagai contoh, jika anak berusia 7 tahun memiliki tinggi 120 cm, berat 25 kg, dan orang tua masing-masing 160 cm dan 170 cm, metode ini bisa menghitung rata-rata dan menambahkan faktor pertumbuhan untuk memperkirakan hasil akhir.
Kelebihannya adalah mudah digunakan tanpa alat khusus, tetapi keterbatasannya adalah hasilnya bisa berubah jika anak mengalami masalah kesehatan atau kurang gizi, jadi prediksi ini hanya sebagai acuan awal.
2. Metode dua tahun kali dua dengan penjelasan tambahan
.jpg)
(Prediksi tinggi badan tidak mutlak dan tinggi badan akhir anak dipengaruhi oleh berbagai faktor lain salah satunya nutrisi. Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tulang. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Cara ini adalah pendekatan sederhana yang mengukur tinggi badan anak pada usia 2 tahun untuk laki-laki atau 18 bulan untuk perempuan, kemudian mengalikan angka itu dengan dua untuk mendapatkan perkiraan tinggi dewasa.
Misalnya, jika anak laki-laki berusia 2 tahun tingginya 85 cm, perkiraan tinggi dewasa adalah 170 cm. Perempuan sering tumbuh lebih cepat, jadi metode ini disesuaikan untuk mereka.
Kekurangannya adalah tidak didasarkan pada penelitian ilmiah yang kuat, sehingga hasilnya kurang akurat jika anak memiliki kondisi khusus seperti penyakit atau pola makan buruk yang bisa memengaruhi pertumbuhan lebih lanjut.
3. Metode rata-rata orang tua dengan rincian lebih lanjut
Pendekatan ini memperkirakan tinggi badan anak dengan menjumlahkan tinggi kedua orang tua, lalu membagi hasilnya dengan dua untuk mendapatkan angka tengah.
Contohnya, jika orang tua satu tinggi 165 cm dan yang lain 175 cm, rata-rata adalah 170 cm yang bisa menjadi perkiraan untuk anak.
Metode ini bergantung pada faktor genetika, tetapi bisa berbeda jika ada pengaruh lingkungan seperti olahraga rutin atau asupan nutrisi yang baik yang membantu anak tumbuh lebih optimal.
Namun, metode ini tidak memperhitungkan variasi seperti jenis kelamin anak atau kondisi kesehatan, jadi hasilnya hanya sebagai gambaran kasar dan perlu dikombinasikan dengan metode lain untuk lebih akurat.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)