FAMILY
Tanda-tanda Balita Belum Siap untuk Transisi Tempat Tidur
Yatin Suleha
Rabu 22 Oktober 2025 / 16:05
Jakarta: Tidak semua anak siap beralih sekaligus dan itu normal. Jika transisi sudah dicoba, tapi anak tampak gelisah atau sulit beradaptasi, mundur selangkah tidak masalah.
Beberapa balita butuh waktu lebih lama untuk memahami batas-batas imajiner di tempat tidur terbuka yang memerlukan perkembangan kognitif tertentu.
Dilansir dari BabyCenter, berikut tanda-tanda bahwa anak mungkin belum siap berpindah tempat tidur:
1. Tiba-tiba membutuhkan waktu lama untuk tertidur di malam hari. Ini bisa menandakan ketidaknyamanan atau kebingungan dengan perubahan.
2. Sering keluar dari tempat tidur sepanjang malam. Anak mungkin belum paham aturan baru dan terus menguji batas.
3. Berjalan-jalan di sekitar rumah di malam hari. Kebebasan ini bisa membuat mereka penasaran menjelajah, bukan tidur.
4. Sedang mengalami transisi kehidupan yang signifikan, seperti pindah rumah, sekolah baru, atau kedatangan saudara baru. Perubahan besar lain bisa membuat anak merasa tidak aman, jadi tunda transisi tidur.
.jpg)
(Satu dan anak lainnya fase berpindah tempat tidur tidak sama ya Moms. Ikuti alur si kecil jika ia telah siap berpindah tempat tidur. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
5. Sering terbangun di tengah malam. Gangguan tidur yang lebih sering menunjukkan mereka butuh kestabilan dari tempat tidur lama.
6. Kesulitan mengendalikan diri. Jika anak masih impulsif, tempat tidur terbuka bisa menambah tantangan.
7. Tidak memenuhi sebagian besar tanda kesiapan yang dijelaskan di atas. Jika hanya satu atau dua tanda yang muncul, tunggu lebih lama.
“Saya menyarankan untuk tetap menggunakan tempat tidur bayi selama mereka mampu, karena mobilitas di malam hari sering kali disertai dengan masalah tambahan,” kata Chandani DeZure, M.D., FAAP, seorang dokter anak bersertifikat dan anggota Dewan Penasihat Medis BabyCenter.
Coba lagi setelah beberapa bulan, saat anak lebih matang. Ini membantu membangun kepercayaan diri mereka tanpa tekanan.
Keputusan ini sepenuhnya tergantung situasi keluarga. Banyak orang tua memilih beralih karena butuh tempat tidur bayi untuk bayi baru atau ingin anak yang lebih tua merasa seperti "kakak besar" sebelum adik lahir.
Jika bayi baru akan lahir, pindahkan anak yang lebih tua beberapa bulan sebelumnya. Ini memberi waktu adaptasi, sehingga mereka tidak merasa "kehilangan" tempat tidur saat melihat adik menggunakannya.
Alternatifnya, tunda transisi hingga bayi baru berusia tiga sampai empat bulan. Pada usia itu, bayi baru biasanya masih tidur di keranjang di kamar orang tua dan memberi anak yang lebih tua ruang untuk menyesuaikan diri dengan perubahan keluarga.
Lebih baik meminjam atau membeli tempat tidur bayi tambahan daripada memaksa transisi prematur.
Anak sulung sering menolak perubahan ini karena merasa tempat tidur bayi adalah milik mereka, sementara anak kedua atau ketiga cenderung lebih mudah karena ingin meniru kakak.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Beberapa balita butuh waktu lebih lama untuk memahami batas-batas imajiner di tempat tidur terbuka yang memerlukan perkembangan kognitif tertentu.
Dilansir dari BabyCenter, berikut tanda-tanda bahwa anak mungkin belum siap berpindah tempat tidur:
1. Tiba-tiba membutuhkan waktu lama untuk tertidur di malam hari. Ini bisa menandakan ketidaknyamanan atau kebingungan dengan perubahan.
2. Sering keluar dari tempat tidur sepanjang malam. Anak mungkin belum paham aturan baru dan terus menguji batas.
3. Berjalan-jalan di sekitar rumah di malam hari. Kebebasan ini bisa membuat mereka penasaran menjelajah, bukan tidur.
4. Sedang mengalami transisi kehidupan yang signifikan, seperti pindah rumah, sekolah baru, atau kedatangan saudara baru. Perubahan besar lain bisa membuat anak merasa tidak aman, jadi tunda transisi tidur.
.jpg)
(Satu dan anak lainnya fase berpindah tempat tidur tidak sama ya Moms. Ikuti alur si kecil jika ia telah siap berpindah tempat tidur. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
5. Sering terbangun di tengah malam. Gangguan tidur yang lebih sering menunjukkan mereka butuh kestabilan dari tempat tidur lama.
6. Kesulitan mengendalikan diri. Jika anak masih impulsif, tempat tidur terbuka bisa menambah tantangan.
7. Tidak memenuhi sebagian besar tanda kesiapan yang dijelaskan di atas. Jika hanya satu atau dua tanda yang muncul, tunggu lebih lama.
“Saya menyarankan untuk tetap menggunakan tempat tidur bayi selama mereka mampu, karena mobilitas di malam hari sering kali disertai dengan masalah tambahan,” kata Chandani DeZure, M.D., FAAP, seorang dokter anak bersertifikat dan anggota Dewan Penasihat Medis BabyCenter.
Coba lagi setelah beberapa bulan, saat anak lebih matang. Ini membantu membangun kepercayaan diri mereka tanpa tekanan.
Apakah anak balita harus pindah dari tempat tidur bayi sebelum saudara kandung baru lahir?
Keputusan ini sepenuhnya tergantung situasi keluarga. Banyak orang tua memilih beralih karena butuh tempat tidur bayi untuk bayi baru atau ingin anak yang lebih tua merasa seperti "kakak besar" sebelum adik lahir.
Jika bayi baru akan lahir, pindahkan anak yang lebih tua beberapa bulan sebelumnya. Ini memberi waktu adaptasi, sehingga mereka tidak merasa "kehilangan" tempat tidur saat melihat adik menggunakannya.
Baca Juga :
5 Tips Keamanan untuk Tempat Tidur Balita
Alternatifnya, tunda transisi hingga bayi baru berusia tiga sampai empat bulan. Pada usia itu, bayi baru biasanya masih tidur di keranjang di kamar orang tua dan memberi anak yang lebih tua ruang untuk menyesuaikan diri dengan perubahan keluarga.
Lebih baik meminjam atau membeli tempat tidur bayi tambahan daripada memaksa transisi prematur.
Anak sulung sering menolak perubahan ini karena merasa tempat tidur bayi adalah milik mereka, sementara anak kedua atau ketiga cenderung lebih mudah karena ingin meniru kakak.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)