FITNESS & HEALTH

5 Tanda Fisik 'Keracunan' Vitamin D yang Harus Kamu Ketahui

Mia Vale
Minggu 14 Desember 2025 / 12:11
Jakarta: Suplemen yang kita konsumsi bertujuan untuk kesehatan yang lebih baik. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, suplemen justru dapat membuat tubuh berada dalam kondisi yang sama sekali tidak sehat. 

Vitamin D, misalnya. Vitamin ini dipasarkan sebagai sahabat terbaik kekebalan tubuh dan pelindung kekuatan tulang. Sayangnya, garis antara "cukup" dan "terlalu banyak" bisa sangat tipis bagi sebagian orang. 

Keracunan memang tidak umum, tetapi ketika terjadi, tubuh bereaksi dengan cara yang sangat fisik dan mudah terlihat. Memelajari tanda-tanda fisik keracunan vitamin D itu penting. 
 
Ini bukan tentang rasa takut atau pembatasan, tetapi tentang mengenal tubuh dengan cukup baik untuk menangkap tanda-tanda bahaya sejak dini, jauh sebelum memburuk. Inilah tanda-tanda yang bisa terjadi saat kamu "keracunan" vitamin D!

Mual, muntah, sakit perut, nafsu makan buruk Kelebihan vitamin D meningkatkan kalsium darah (hiperkalsemia). Kalsium tinggi mengiritasi usus dan memperlambat motilitas lambung, menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan anoreksia. 

Menurut Times of India, ini adalah beberapa gejala awal yang paling sering terjadi. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Endocrinology mencatat muntah berulang, sakit perut, dan anoreksia sebagai gejala umum defisiensi vitamin D.
 

Sering buang air kecil dan dehidrasi 


Hiperkalsemia menyebabkan fisiologi tipe diabetes insipidus nefrogenik (ginjal menjadi kurang responsif terhadap ADH), menghasilkan volume urine yang tinggi dan rasa haus, poliuria persisten dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit. 

Serangkaian kasus pada orang dewasa, yang diterbitkan di Oman Medical Journal, dengan hiperkalsemia terkait Vitamin D di mana poliuria, polidipsia, dan dehidrasi merupakan keluhan utama yang muncul.
 

Kelemahan otot, kelelahan, lesu 



(Jika vitamin D berlebihan maka kalsium darah juga dapat meningkat sehingga menyebabkan gejala yang membahayakan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Kadar kalsium serum yang tinggi mengganggu rangsangan neuromuskular dan keseimbangan cairan/elektrolit, menyebabkan kelemahan otot, energi rendah, dan rasa tidak enak badan, yang umum terjadi, terkadang merupakan keluhan nonspesifik pertama.

Cedera ginjal, nefrolitiasis atau nefrokalsinosis Kelebihan kalsium yang beredar dan hiperkalsiuria dapat memicu pembentukan batu kalsium, kalsifikasi jaringan ginjal (nefrokalsinosis) dan bahkan gangguan fungsi ginjal akut atau kronis. 

Seiring waktu, hal ini dapat memburuk atau menjadi ireversibel jika tidak diobati. Beberapa tinjauan klinis menunjukkan adanya hubungan antara peningkatan vitamin D kronis (dan hiperkalsiuria yang dihasilkan) dengan risiko pembentukan batu ginjal dan nefrokalsinosis yang lebih tinggi.

Kebingungan, perubahan status mental, stupor Hiperkalsemia berat memengaruhi fungsi neuron dan perfusi serebral, menyebabkan kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, apatis, kantuk, dan dalam kasus ekstrem stupor atau koma. Tanda-tanda ini menunjukkan toksisitas serius dan biasanya memerlukan perawatan darurat. 
 
Meski begitu, vitamin D tetap merupakan nutrisi penting, yang sebenarnya dibutuhkan lebih banyak orang, bukan kurang. Tetapi seperti suplemen lainnya, vitamin D bekerja paling baik jika dikonsumsi dengan kesadaran. 

Memerhatikan tubuh kamu, mengetahui kapan ada sesuatu yang terasa "tidak beres," dan memeriksakan kadar vitamin D ketika gejalanya menetap dapat mencegah masalah langka menjadi masalah yang lebih besar. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memulai pengobatan atau perawatan baru apa pun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH