FITNESS & HEALTH

Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin D

Yatin Suleha
Kamis 18 September 2025 / 21:06
Jakarta: Kekurangan vitamin D dapat menimbulkan berbagai tanda dan gejala yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan dan usia seseorang.

Pada anak-anak, kekurangan vitamin D yang parah dapat menyebabkan kondisi yang disebut rakhitis. Rakhitis ditandai dengan beberapa gejala, antara lain:

- Pertumbuhan yang tidak normal akibat tulang yang bengkok atau melengkung
- Kelemahan otot yang membuat anak merasa lemas
- Nyeri pada tulang yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
- Kelainan pada sendi yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan keterbatasan gerak

Baca juga: Vitamin D, Rahasia Kulit Awet Muda Wanita 25 Tahun ke Atas

Meskipun rakhitis merupakan kondisi yang serius, kejadian ini sangat jarang ditemukan. Pada anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin D dalam tingkat ringan, gejala yang muncul biasanya lebih sederhana, seperti otot yang terasa lemah, nyeri, dan terkadang nyeri otot.


(Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan gangguan tulang seperti osteoporosis dan rakhitis, yang meningkatkan risiko patah tulang dan kelemahan otot. Foto: Ilustrasi/Unsplash.com)

Pada orang dewasa, tanda dan gejala kekurangan vitamin D tidak selalu jelas dan bisa sulit dikenali. Beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:

1. Rasa kelelahan yang berkepanjangan tanpa sebab yang jelas
2. Nyeri pada tulang yang terasa terus-menerus
3. Lemah otot, nyeri otot, atau kram otot yang sering terjadi
4. Perubahan suasana hati, seperti depresi atau perasaan sedih yang tidak biasa.

Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua orang yang kekurangan vitamin D akan mengalami tanda atau gejala tersebut. Ada kemungkinan seseorang mengalami kekurangan vitamin D tanpa merasakan gejala apapun.
 

Kondisi medis yang dapat menyebabkan kekurangan vitamin D


Beberapa kondisi medis tertentu dapat menyebabkan tubuh mengalami kesulitan dalam menyerap atau memproses vitamin D dengan baik, sehingga meningkatkan risiko kekurangan vitamin D. Kondisi-kondisi tersebut antara lain:
 

1. Fibrosis kistik, penyakit Crohn, dan penyakit celiac 


Kondisi-kondisi ini dapat menghambat usus dalam menyerap vitamin D secara efektif, terutama jika penyakit tersebut tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.

Akibatnya, meskipun vitamin D dikonsumsi melalui suplemen atau makanan, tubuh tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
 

2. Obesitas


Orang dengan indeks massa tubuh (BMI) di atas 30 cenderung memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah. Hal ini terjadi karena sel lemak dalam tubuh menyimpan vitamin D dan menghambat pelepasannya ke dalam aliran darah.

Oleh karena itu, orang yang mengalami obesitas seringkali memerlukan dosis suplemen vitamin D yang lebih tinggi untuk mencapai dan mempertahankan kadar vitamin D yang normal.

Baca juga:  Jangan Berlebihan, Inilah 5 Efek Samping Tersembunyi dari Suplemen Vitamin D
 

3. Penyakit ginjal dan penyakit hati


Kedua organ ini memiliki peran penting dalam mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif yang dapat digunakan oleh tubuh. Penyakit pada ginjal dan hati dapat mengurangi produksi enzim tertentu, yaitu enzim hati 25-hidroksilase dan enzim ginjal 1-alfa-hidroksilase.

Kekurangan enzim-enzim ini menyebabkan tubuh tidak dapat mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya, sehingga kadar vitamin D aktif dalam tubuh menjadi tidak memadai.


Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH