FITNESS & HEALTH

Fakta Mengejutkan: Stroke Tak Selalu Diawali oleh Hipertensi!

Yatin Suleha
Selasa 11 Februari 2025 / 06:05
Jakarta: Di Indonesia, stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian, yakni sebesar 11,2 persen dari total kecacatan dan 18,5 persen dari total kematian. Menurut data Survei Kesehatan Indonesia dari Kemenkes tahun 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. 

Stroke juga merupakan salah satu penyakit katastropik dengan pembiayaan tertinggi ke-3 setelah penyakit jantung dan kanker, yaitu mencapai Rp5,2 triliun pada 2023.

Stroke, gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke otak, memiliki beragam faktor pemicu. Faktor utama yang sering dikaitkan dengan stroke adalah gaya hidup yang tidak sehat.
 

Gaya hidup tak sehat



(Menurut dr. Rizal Fadli dalam Halodoc, asupan makanan cepat saji secara berlebihan dapat meningkatkan lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh. Kolesterol tersebut dapat mengendap di otak dan menghambat aliran darah. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak dan asin secara berlebihan, malas berolahraga, dan stres yang tidak terkendali merupakan gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko stroke. Konsumsi makanan tinggi garam dapat memicu hipertensi, kondisi tekanan darah tinggi yang menjadi faktor risiko utama stroke.

"Yang penting kalau kita bisa mengontrol tekanan darah, maka risiko untuk terjadinya stroke dan kematian akibat stroke akan turun 30 sampai 40 persen," kata ahli.

Malas berolahraga juga berkontribusi pada peningkatan risiko stroke. Olahraga dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, sehingga mengurangi risiko penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.

Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol, yang keduanya merupakan faktor risiko stroke.

Baca juga: Apakah Kopi Bisa Menyehatkan Jantung? Simak Faktanya
 

Kondisi medis


Selain gaya hidup, stroke juga dapat dipicu oleh kondisi medis tertentu, seperti:

- Hipertensi: Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko stroke karena menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di otak.
Pendarahan di otak: Dapat disebabkan oleh aneurisma (penonjolan pembuluh darah) atau malformasi arteriovenosa (hubungan abnormal antara arteri dan vena).

- Hipertensi yang tidak terkontrol: Dapat memicu penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, dan kerusakan retina.

- Faktor risiko stroke di usia muda: Hipertensi, merokok, obesitas, dan diabetes dapat meningkatkan risiko stroke pada orang muda.

Hipertensi bertanggung jawab atas setidaknya 51 persen kematian akibat stroke. 1 dari 5 orang yang mengalami stroke memiliki tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, mengendalikan tekanan darah sangat penting untuk mencegah stroke.

Gejala stroke dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum termasuk:
 
  • 1. Kelemahan atau mati rasa tiba-tiba pada wajah, lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh
  • 2. Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
  • 3. Gangguan penglihatan pada satu atau kedua mata
  • 4. Pusing, kehilangan keseimbangan, atau kesulitan berjalan
  • 5. Sakit kepala parah yang tiba-tiba, tidak seperti sakit kepala biasa

Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) dr. Yudhi Pramono mengatakan 90 persen penyakit stroke dapat dicegah.

Ia juga menyampaikan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan selama minimal 30 menit dan 5 kali dalam seminggu dapat menurunkan faktor risiko stroke sebesar 25 persen. 

Dengan memahami faktor risiko stroke dan menjalani gaya hidup sehat, kita dapat mengurangi risiko mengalami kondisi yang mengancam jiwa ini.

Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyimaknya dalam program Go Healthy di Metro TV.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH