FITNESS & HEALTH

Hubungan Saluran Cerna dengan Otak Serta dan Cara Menjaganya

Raka Lestari
Minggu 22 Agustus 2021 / 09:00
Jakarta: Otak dan saluran pencernaan anak memiliki hubungan yang sangat erat dalam mendukung daya tahan tubuh serta tumbuh kembang mereka. 

Hubungan tersebut dinamakan dengan gut brain axis. Untuk itu, keduanya harus menjadi perhatian karena saling mendukung satu sama lainnya. Apakah bukti terdapat kaitan erat antara otak dan usus?

“Kalau kita stres, ketakutan, cemas biasanya perut kita mulas. Sebaliknya, kalau ada gangguan di usus seperti diare, kembung, sembelit, itu biasanya kita uring-uringan,” ujar dr. Frieda Handayani K, Sp.A (K) - Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Pondok Indah Bintaro Jaya dalam Webinar "Saluran Cerna & Imunitas Anak" pada Jumat, 20 Agustus 2021.

Menurut dr. Frieda, hal itu membuktikan bahwa adanya hubungan erat antara otak dan usus. Sehingga keduanya perlu dijaga dengan baik agar harmonis. 


gut
(Pesan dr. Frieda Handayani K, Sp.A (K) - Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Pondok Indah Bintaro Jaya ajak anak berolahraga bersama, karena olahraga juga bisa meningkatkan jumlah bakteri sehat di usus. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)


“Komunikasi dua arah antara otak dan usus menjadi perantara bagi mikrobiota atau bakteri yang ada di usus halus,” tambahnya.

“Supaya mikrobiota baik terjaga jumlah dan keragamannya sehingga anak-anak sehat, perhatikan asupan makanan. Utamakan serat, proporsinya sesuai usia anak. Namun ada juga faktor genetik atau keturunan. Kadang ada kelainan pada usus yang diturunkan,” kata dr. Frieda.

Faktor lain yang memengaruhi mikrobiota dalam usus adalah cara bayi dilahirkan, apakah dilahirkan secara normal atau sesar. 

“Anak-anak yang dilahirkan melalui jalan alami itu keragaman mikrobiotanya lebih baik dibanding anak yang dilahirkan melalui sesar,” kata dr. Frieda.

“Akan tetapi, bagi anak yang dilahirkan melalui sesar tidak perlu khawatir karena keragaman mikrobiota bisa diambil saat dilakukan IMD dan saatt ibu memberikan ASI ke bayinya. Faktor lingkungan juga memiliki peran yang penting,” ujar dr. Frieda.

Berbagai polutan, zat kimia, serta penggunaan antibiotik juga perlu diperhatikan. “Pengunaan antibiotik harus hati-hati karena kalau tidak sesuai dan berkepanjangan dapat menyebabkan ketidakseimbangan bakteri baik di usus," katanya.

"Olahraga juga bisa meningkatkan jumlah bakteri sehat di usus. Untuk itu, selalu ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik,” tutup dr. Frieda.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH