FITNESS & HEALTH

Kenali Kelainan Irama Jantung Serta Penanganannya

Raka Lestari
Kamis 30 September 2021 / 20:16
Jakarta: Penyakit kardiovaskular saat ini masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia, mengakibatkan 18,6 juta kematian per tahun. Salah satu gangguan yang terjadi pada jantung adalahh aritmia atau kelainan irama jantung.

Menurut dr. Sony Hilal Wicaksono, Sp.JP(K)-FIHA, FAsCC selaku Dokter Spesialis Jantung Dan Pembuluh Darah RSUI, gangguan irama jantung ada beberapa jenis. Dan yang paling sering adalah atrial fibrillation. Atrial fibrillation juga menjadi penyebab utama dari banyak kejadian stroke.

Atrial fibrillation terjadi saat ruang jantung bagian atas dan bawah tidak berkoordinasi dengan baik. Sehingga menyebabkan jantung berdetak terlalu lambat, terlalu cepat, atau tidak beraturan.

“Irama jantung (aritmia) bisa tidak teratur dan juga bisa teratur (terlalu cepat atau terlalu lambat). Irama jantung dikatakan normal jika denyutnya teratur dengan laju 40-110 kali per menit,” ujar dr. Sony.

Untuk menghindari terjadinya atrial fibrillation, salah satu tipsnya adalah dengan memeriksa nadi mandiri dengan jari. Namun tidak semua orang terlatih untuk mengukurnya, sehingga disarankan yang paling baik adalah datang ke rumah sakit untuk melakukan check-up EKG 12 lead.

Selain itu, di era kemajuan teknologi saat ini, smartwatch yang dikoneksikan ke smartphone juga dapat menjadi salah satu alternatif mudah untuk mendeteksi gangguan irama jantung.

Lebih lanjut dr. Sony juga menjelaskan beberapa gejala aritmia di antaranya muncul rasa berdebar, sesak, lemas, pusing, bahkan hingga pingsan. Kemampuan bantuan hidup dasar (basic life support) sangat dibutuhkan jika ada orang-orang di sekitar kita yang mengalami gejala ini.

Beberapa langkah bantuan hidup dasar biasanya disingkat dengan DRSABCD, di antaranya:

- D = Danger, cek terlebih dahulu bahaya di sekitar kita.

- R = Response, cek respon orang yang pingsan tersebut.

- S = Send for help, hubungi ambulan.

- A = Airway, bebaskan jalan napas.

- B = Breathing, cek pernapasan.

- C = CPR, jika tidak ada pergerakan napas lakukan mekanisme CPR.

- D = Defibrillation, pasang defibrillator sesegera mungkin jika tersedia), sambil menunggu ambulan datang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH