FITNESS & HEALTH
Bisa Menyerang Siapa Saja, Waspadai Gejala Serangan Jantung Mendadak
Mia Vale
Rabu 15 Mei 2024 / 20:38
Jakarta: Serangan jantung mendadak tidak sama dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke suatu bagian jantung tersumbat. Serangan jantung mendadak bukan disebabkan oleh penyumbatan.
Namun, serangan jantung dapat menyebabkan perubahan aktivitas listrik jantung yang berujung pada serangan jantung mendadak. Serangan jantung mendadak (SCA) merupakan hilangnya seluruh aktivitas jantung secara tiba-tiba karena irama jantung yang tidak teratur.
Pernapasan berhenti. Akibatnya, seseorang menjadi tidak sadarkan diri. Jika tidak segera ditangani, serangan jantung mendadak dapat menyebabkan kematian. Terkadang SCA bisa terjadi setelah atau selama pemulihan dari serangan jantung.
Gejala serangan jantung mendadak bersifat langsung dan parah. Namun menukil laman Mayo Clinic, serangan jantung mendadak sering kali terjadi tanpa peringatan. Adapun gejala dari serangan jantung mendadak, seperti:
Terkadang gejala lain muncul sebelum serangan jantung mendadak. Ini mungkin termasuk, nyeri di dada, sesak napas, lemas, jantung berdebar kencang atau berdebar-debar yang disebut palpitasi.
(1).jpg)
(Serangan jantung mendadak bisa seperti, tiba-tiba terjatuh/pingsan, tak ada denyut nadi, hingga tidak bernapas. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Serangan jantung mendadak adalah keadaan darurat. Seseorang yang menderita SCA perlu segera dirawat dengan defibrilator. Defibrilator merupakan alat yang mengirimkan kejutan listrik ke jantung.
Sengatan listrik dapat mengembalikan ritme normal jantung yang berhenti berdetak. Agar dapat berjalan dengan baik, hal ini perlu dilakukan dalam waktu beberapa menit setelah serangan jantung mendadak.
Ketika jantung berhenti, kekurangan darah yang kaya oksigen dapat dengan cepat menyebabkan kematian atau kerusakan otak permanen. Hubungi layanan medis darurat untuk gejala berikut:
Jika melihat seseorang tidak sadarkan diri dan tidak bernapas, hubungi layanan darurat setempat. Kemudian mulai CPR. American Heart Association menganjurkan untuk melakukan CPR dengan kompresi dada yang keras dan cepat.
Gunakan defibrilator eksternal otomatis, yang disebut AED, jika tersedia. Tapi yang harus diingat, CPR dapat menyebabkan cedera dada seperti patah tulang rusuk atau patah tulang dada (sternum). Beberapa orang juga mengalami luka di bagian perut (perut). Namun hal ini sepadan dengan risikonya untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Namun, serangan jantung dapat menyebabkan perubahan aktivitas listrik jantung yang berujung pada serangan jantung mendadak. Serangan jantung mendadak (SCA) merupakan hilangnya seluruh aktivitas jantung secara tiba-tiba karena irama jantung yang tidak teratur.
Pernapasan berhenti. Akibatnya, seseorang menjadi tidak sadarkan diri. Jika tidak segera ditangani, serangan jantung mendadak dapat menyebabkan kematian. Terkadang SCA bisa terjadi setelah atau selama pemulihan dari serangan jantung.
Gejala serangan jantung mendadak
Gejala serangan jantung mendadak bersifat langsung dan parah. Namun menukil laman Mayo Clinic, serangan jantung mendadak sering kali terjadi tanpa peringatan. Adapun gejala dari serangan jantung mendadak, seperti:
- - Tiba-tiba terjatuh/pingsan
- - Tidak ada denyut nadi
- - Tidak bernapas
- - Penurunan kesadaran
Terkadang gejala lain muncul sebelum serangan jantung mendadak. Ini mungkin termasuk, nyeri di dada, sesak napas, lemas, jantung berdebar kencang atau berdebar-debar yang disebut palpitasi.
(1).jpg)
(Serangan jantung mendadak bisa seperti, tiba-tiba terjatuh/pingsan, tak ada denyut nadi, hingga tidak bernapas. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Pengobatan serangan jantung mendadak
Serangan jantung mendadak adalah keadaan darurat. Seseorang yang menderita SCA perlu segera dirawat dengan defibrilator. Defibrilator merupakan alat yang mengirimkan kejutan listrik ke jantung.
Sengatan listrik dapat mengembalikan ritme normal jantung yang berhenti berdetak. Agar dapat berjalan dengan baik, hal ini perlu dilakukan dalam waktu beberapa menit setelah serangan jantung mendadak.
Kapan harus ke dokter
Ketika jantung berhenti, kekurangan darah yang kaya oksigen dapat dengan cepat menyebabkan kematian atau kerusakan otak permanen. Hubungi layanan medis darurat untuk gejala berikut:
- - Nyeri atau ketidaknyamanan dada
- - Merasakan detak jantung berdebar kencang
- - Detak jantung cepat atau tidak teratur
- - Mengi tanpa sebab yang jelas
- - Sesak napas
- - Pingsan atau hampir pingsan
- - Sakit kepala ringan atau pusing
Jika melihat seseorang tidak sadarkan diri dan tidak bernapas, hubungi layanan darurat setempat. Kemudian mulai CPR. American Heart Association menganjurkan untuk melakukan CPR dengan kompresi dada yang keras dan cepat.
Gunakan defibrilator eksternal otomatis, yang disebut AED, jika tersedia. Tapi yang harus diingat, CPR dapat menyebabkan cedera dada seperti patah tulang rusuk atau patah tulang dada (sternum). Beberapa orang juga mengalami luka di bagian perut (perut). Namun hal ini sepadan dengan risikonya untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)