Jakarta: World Health Organization (WHO) mengatakan pada 2021, lebih dari 1 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami kelebihan berat badan dan 650 juta di antaranya mengalami obesitas.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di sisi lain mengungkapkan bahwa jumlah obesitas di Indonesia mencapai 21,8 persen dari total populasi. Angka ini meningkat dari 14,8 persen pada tahun 2013.
Namun, tren makanan sehat di tahun 2023 ini pun juga mulai menaik. Hal ini diungkapkan oleh salah satu e-commerce di Indonesia, bahwa mereka mencatat penjualan makanan sehat meningkat.
"Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya gaya hidup sehat cenderung meningkat. Terbukti dari adanya peningkatan rata-rata jumlah transaksi pada subkategori Makanan dan Minuman Sehat serta Peralatan Olahraga sebesar hampir 1,5 kali lipat selama 2022 dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Head of External Communications Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya.
Mensukseskan Hari Obesitas Sedunia pada 4 Maret 2023, Ahli Gizi, Mochammad Rizal, membagikan tips untuk menerapkan gaya hidup sehat demi mencegah terjadinya obesitas.
WHO merekomendasikan berolahraga minimal 150 menit per minggu dengan intensitas sedang hingga rendah. Penting bagi masyarakat untuk memilih jenis olahraga yang seimbang, seperti mengombinasikan latihan aerobik dan angkat beban. Hal ini agar massa otot dan lemak tetap seimbang dalam tubuh untuk mencapai berat badan yang ideal.
Pastikan porsi makanan yang dikonsumsi tidak terlalu besar atau terlalu kecil.
Masyarakat bisa mengikuti anjuran Kemenkes RI dengan membagi piring menjadi tiga bagian, yaitu:
.jpg)
(Makanan bergizi seimbang akan menyuplai tubuh manusia dengan zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang sesuai dengan kebutuhan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Setiap individu memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Maka dalam menerapkan diet yang sehat, penting untuk mempertimbangkan asupan nutrisi yang seimbang sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.
Berikut gambaran umum menu makanan yang dapat memenuhi asupan nutrisi harian ala Rizal.
Faktor psikologis juga memengaruhi peningkatan risiko obesitas. Rizal mengatakan, stres bisa menghasilkan hormon kortisol yang memicu penumpukan lemak dan keinginan makan berlebihan.
Untuk mengatasi stres, masyarakat cenderung mengonsumsi gula secara berlebih untuk meningkatkan hormon dopamin, namun hal tersebut justru meningkatkan risiko obesitas.
Untuk mengganti asupan gula berlebih, masyarakat bisa melakukan berbagai aktivitas menyenangkan untuk meningkatkan hormon dopamin secara alami, seperti berjalan kaki di taman hingga mendatangi tempat wisata.
Bagi masyarakat yang mengalami obesitas, disarankan untuk rutin berkonsultasi dengan ahli gizi setiap 1-2 minggu selama 3-6 bulan.
Ahli gizi akan memantau penurunan berat badan, menilai apakah penurunan terlalu cepat atau tidak, serta memastikan apakah yang hilang adalah lemak atau massa otot.
Selain itu, ahli gizi juga akan memantau kadar kolesterol, asam urat dan gula darah, serta membantu memantau kebiasaan makan untuk menjaga pola makan yang sehat.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di sisi lain mengungkapkan bahwa jumlah obesitas di Indonesia mencapai 21,8 persen dari total populasi. Angka ini meningkat dari 14,8 persen pada tahun 2013.
Namun, tren makanan sehat di tahun 2023 ini pun juga mulai menaik. Hal ini diungkapkan oleh salah satu e-commerce di Indonesia, bahwa mereka mencatat penjualan makanan sehat meningkat.
"Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya gaya hidup sehat cenderung meningkat. Terbukti dari adanya peningkatan rata-rata jumlah transaksi pada subkategori Makanan dan Minuman Sehat serta Peralatan Olahraga sebesar hampir 1,5 kali lipat selama 2022 dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Head of External Communications Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya.
Mensukseskan Hari Obesitas Sedunia pada 4 Maret 2023, Ahli Gizi, Mochammad Rizal, membagikan tips untuk menerapkan gaya hidup sehat demi mencegah terjadinya obesitas.
1. Olahraga 150 menit per minggu
WHO merekomendasikan berolahraga minimal 150 menit per minggu dengan intensitas sedang hingga rendah. Penting bagi masyarakat untuk memilih jenis olahraga yang seimbang, seperti mengombinasikan latihan aerobik dan angkat beban. Hal ini agar massa otot dan lemak tetap seimbang dalam tubuh untuk mencapai berat badan yang ideal.
2. Membagi porsi makanan tepat
Pastikan porsi makanan yang dikonsumsi tidak terlalu besar atau terlalu kecil.
Masyarakat bisa mengikuti anjuran Kemenkes RI dengan membagi piring menjadi tiga bagian, yaitu:
- - 1/2 isi piring diisi oleh sayuran dan buah
- - 1/4 isi piring diisi oleh protein seperti daging, telur atau ikan serta
- - 1/4 lainnya diisi oleh sumber karbohidrat seperti nasi, mi atau roti
.jpg)
(Makanan bergizi seimbang akan menyuplai tubuh manusia dengan zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang sesuai dengan kebutuhan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
3. Terapkan meal plan untuk nutrisi seimbang
Setiap individu memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Maka dalam menerapkan diet yang sehat, penting untuk mempertimbangkan asupan nutrisi yang seimbang sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.
Asupan nutrisi harian
Berikut gambaran umum menu makanan yang dapat memenuhi asupan nutrisi harian ala Rizal.
- • Pagi - nasi putih 1 sendok, telur dadar 2 butir dengan minyak sedikit, oseng tempe dan cah sayur.
- • Siang - nasi putih 1 sendok, sayur asam 1 mangkok, lauk pilih yang tidak digoreng misal pepes tahu; bisa juga memakan buah yang memiliki kandungan air tinggi (jeruk, jambu air dan lain-lain) menjelang makan siang.
- • Sore - camilan buah atau susu; jika ingin berolahraga bisa mengonsumsi sumber energi yang mengandung gula, misal roti.
- • Malam - nasi putih 1 sendok atau mi instan, dada ayam direbus/dibakar (cara masak lainnya yang bukan digoreng), lalapan 1 mangkok dan sambal.
4. Melakukan aktivitas menyenangkan
Faktor psikologis juga memengaruhi peningkatan risiko obesitas. Rizal mengatakan, stres bisa menghasilkan hormon kortisol yang memicu penumpukan lemak dan keinginan makan berlebihan.
Untuk mengatasi stres, masyarakat cenderung mengonsumsi gula secara berlebih untuk meningkatkan hormon dopamin, namun hal tersebut justru meningkatkan risiko obesitas.
Untuk mengganti asupan gula berlebih, masyarakat bisa melakukan berbagai aktivitas menyenangkan untuk meningkatkan hormon dopamin secara alami, seperti berjalan kaki di taman hingga mendatangi tempat wisata.
5. Konsultasi kepada ahli gizi secara berkala
Bagi masyarakat yang mengalami obesitas, disarankan untuk rutin berkonsultasi dengan ahli gizi setiap 1-2 minggu selama 3-6 bulan.
Ahli gizi akan memantau penurunan berat badan, menilai apakah penurunan terlalu cepat atau tidak, serta memastikan apakah yang hilang adalah lemak atau massa otot.
Selain itu, ahli gizi juga akan memantau kadar kolesterol, asam urat dan gula darah, serta membantu memantau kebiasaan makan untuk menjaga pola makan yang sehat.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)