FITNESS & HEALTH

Alasan Vitamin C Dibutuhkan Pasien Covid-19

Kumara Anggita
Selasa 13 Juli 2021 / 13:08
Jakarta: Vitamin C adalah salah satu suplemen yang berkaitan erat dengan penyakit covid-19. Namun perlu diketahui bahwa tidak ada suplemen, termasuk vitamin C, yang dapat mencegah atau mengobati covid-19.

Vitamin C dalam covid-19 memiliki perannya sendiri. Berikut penjelasannya yang dikutip dari Healthline.

Vitamin C adalah nutrisi penting dengan beberapa peran dalam tubuhmu. Vitamin ini adalah antioksidan kuat, yang berarti dapat menetralkan senyawa tidak stabil dalam tubuhmu yang disebut radikal bebas dan membantu mencegah atau membalikkan kerusakan sel.

Vitamin C  juga terlibat dalam sejumlah proses biokimia. Banyak di antaranya terkait dengan kesehatan kekebalan tubuh.
 

Bagaimana pengaruhnya terhadap kekebalan?


Vitamin C memengaruhi kesehatan kekebalan tubuhmu dalam beberapa cara. Aktivitas antioksidannya dapat mengurangi peradangan, yang dapat membantu meningkatkan fungsi kekebalan.

Vitamin C juga menjaga kesehatan kulit dengan meningkatkan produksi kolagen, membantu kulit berfungsi sebagai penghalang fungsional untuk mencegah senyawa berbahaya memasuki tubuh kamu. Vitamin C di kulit juga dapat mempercepat penyembuhan luka.

Vitamin ini juga meningkatkan aktivitas fagosit, sel kekebalan yang dapat "menelan" bakteri berbahaya dan partikel lainnya.

Selain itu, vitamin C mendorong pertumbuhan dan penyebaran limfosit. Limfosit adalah sejenis sel kekebalan yang meningkatkan antibodi yang bersirkulasi, protein yang dapat menyerang zat asing atau berbahaya dalam darahmu.

Dalam studi tentang keefektifannya melawan virus yang menyebabkan flu biasa, vitamin C tampaknya tidak mengurangi risiko kamu terkena flu. Tetapi vitamin C dapat membantumu mengatasi pilek lebih cepat dan membuat gejalanya tidak terlalu parah.

Ada juga beberapa bukti dari penelitian hewan dan studi kasus pada manusia bahwa, vitamin C dosis tinggi atau IV dapat mengurangi peradangan paru-paru pada penyakit pernapasan parah yang disebabkan oleh H1N1 (“flu babi”) atau virus lainnya.

Namun, dosis ini jauh di atas DV, dan tidak ada penelitian yang cukup untuk mendukung penggunaan vitamin C dosis tinggi untuk radang paru-paru saat ini. Perlu diketahui bahwa kamu tidak boleh mengonsumsi suplemen vitamin C dosis tinggi, bahkan secara oral karena dapat menyebabkan efek samping seperti diare.
 

Vitamin C dan covid-19


Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam Chinese Journal of Infection Diseases, Shanghai Medical Association mendukung penggunaan vitamin C dosis tinggi sebagai pengobatan untuk pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Dosis yang besarnya lebih tinggi dari rekomendasi harian (dengan menggunakan vitamin C IV) mampu meningkatkan fungsi paru-paru. Cara ini dapat mencegah pasien dari penggunaan ventilator.

Selain itu, tinjauan tahun 2019 menemukan bahwa pengobatan vitamin C dosis tinggi oral dan IV dapat membantu orang yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) untuk penyakit kritis. Hasilnya dapat mengurangi lama tinggal di ICU sebesar 8% dan memperpendek durasi ventilasi mekanis sebesar 18,2%.

Peneliti China juga telah mendaftarkan uji klinis untuk mempelajari lebih lanjut efektivitas vitamin C IV pada orang yang dirawat di rumah sakit dengan covid-19. Namun, penting untuk dicatat bahwa vitamin C belum menjadi bagian standar dari rencana perawatan untuk covid-19 karena buktinya masih kurang.

Meskipun vitamin C IV dosis tinggi saat ini sedang diuji untuk melihat apakah dapat meningkatkan fungsi paru-paru pada orang dengan covid-19, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa suplemen vitamin C oral dosis tinggi dapat membantu penyakit tersebut. Bahkan, mereka dapat menyebabkan komplikasi seperti diare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH