FITNESS & HEALTH
Mengenal Cradle Cap di Kulit Kepala Bayi dan Cara Mengatasinya
Medcom
Selasa 09 September 2025 / 15:10
Jakarta: Cradle cap adalah kondisi kulit yang menyebabkan peradangan ringan dan biasanya muncul di kulit kepala bayi. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal sebagai dermatitis seboroik infantil. Cradle cap terjadi pada sekitar 10 persen bayi, terutama pada usia antara 3 minggu hingga 12 bulan.
Ciri khas cradle cap adalah munculnya kulit yang bersisik, berkerak, atau seperti ketombe dengan warna kuning atau coklat pada kulit kepala bayi. Selain di kulit kepala, kondisi serupa juga bisa muncul di area lain yang memiliki kelenjar minyak aktif, seperti di sekitar telinga, alis, kelopak mata, ketiak, atau lipatan kulit lainnya. Kadang-kadang, jika muncul di area popok, cradle cap bisa disalahartikan sebagai ruam popok.
Penting untuk diketahui bahwa cradle cap tidak berbahaya dan tidak menular. Biasanya, kondisi ini tidak mengganggu kesehatan bayi, meskipun pada kasus yang parah, bayi mungkin merasa gatal.
Baca juga: Waspada! Ini Tanda Terjadinya Penurunan Gerakan Bayi selama Kehamilan
Cradle cap umumnya akan hilang dengan sendirinya saat bayi berusia antara 6 hingga 12 bulan. Namun, ada beberapa anak yang mengalami cradle cap lebih lama, bahkan hingga usia sekolah dasar.
Penyebab cradle cap belum sepenuhnya diketahui. Kondisi ini bukan disebabkan oleh kebersihan yang buruk atau alergi.
Beberapa ahli menduga bahwa hormon yang diterima bayi dari ibunya selama kehamilan dapat merangsang kelenjar minyak bayi secara berlebihan, sehingga menyebabkan cradle cap.
Selain itu, iritasi akibat pertumbuhan jamur ragi yang hidup di dalam minyak kulit (sebum) juga dianggap sebagai faktor penyebab. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan pasti mengenai penyebab cradle cap.
Sebenarnya, cradle cap tidak memerlukan pengobatan khusus karena biasanya akan hilang dengan sendirinya.
Dilansir dari BabyCenter, Jennifer Shu, M.D., FAAP seorang dokter memberikan beberapa langkah berikut dapat membantu mengurangi sisik dan kerak yang muncul:
Gunakan jari atau sikat lembut untuk memijat kulit kepala bayi, baik saat kering maupun basah agar sisik yang menempel menjadi lebih longgar. Lakukan dengan hati-hati agar kulit kepala tidak terluka atau teriritasi yang bisa menyebabkan pendarahan atau infeksi.
Mencuci rambut bayi hingga sekali sehari dapat membantu menghilangkan sisik. Pastikan semua sabun atau sampo dibilas dengan bersih. Setelah mencuci, pijat kulit kepala dengan sikat lembut atau handuk terrycloth untuk melonggarkan sisik.
Pertimbangkan menggunakan sampo bayi yang diformulasikan khusus untuk mengatasi cradle cap. Moms juga perlu menghindari penggunaan krim, salep, atau sampo ketombe yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter.
Beberapa bahan aktif dalam produk tersebut dapat terserap melalui kulit bayi dan memiliki konsentrasi yang terlalu kuat untuk kulit bayi yang sensitif.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Ciri khas cradle cap adalah munculnya kulit yang bersisik, berkerak, atau seperti ketombe dengan warna kuning atau coklat pada kulit kepala bayi. Selain di kulit kepala, kondisi serupa juga bisa muncul di area lain yang memiliki kelenjar minyak aktif, seperti di sekitar telinga, alis, kelopak mata, ketiak, atau lipatan kulit lainnya. Kadang-kadang, jika muncul di area popok, cradle cap bisa disalahartikan sebagai ruam popok.
Penting untuk diketahui bahwa cradle cap tidak berbahaya dan tidak menular. Biasanya, kondisi ini tidak mengganggu kesehatan bayi, meskipun pada kasus yang parah, bayi mungkin merasa gatal.
Baca juga: Waspada! Ini Tanda Terjadinya Penurunan Gerakan Bayi selama Kehamilan
Berapa lama cradle cap akan hilang?
Cradle cap umumnya akan hilang dengan sendirinya saat bayi berusia antara 6 hingga 12 bulan. Namun, ada beberapa anak yang mengalami cradle cap lebih lama, bahkan hingga usia sekolah dasar.
Apa penyebab cradle cap?
Penyebab cradle cap belum sepenuhnya diketahui. Kondisi ini bukan disebabkan oleh kebersihan yang buruk atau alergi.
Beberapa ahli menduga bahwa hormon yang diterima bayi dari ibunya selama kehamilan dapat merangsang kelenjar minyak bayi secara berlebihan, sehingga menyebabkan cradle cap.
Selain itu, iritasi akibat pertumbuhan jamur ragi yang hidup di dalam minyak kulit (sebum) juga dianggap sebagai faktor penyebab. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan pasti mengenai penyebab cradle cap.
Cara mengatasi cradle cap
Sebenarnya, cradle cap tidak memerlukan pengobatan khusus karena biasanya akan hilang dengan sendirinya.
Dilansir dari BabyCenter, Jennifer Shu, M.D., FAAP seorang dokter memberikan beberapa langkah berikut dapat membantu mengurangi sisik dan kerak yang muncul:
1. Pijat lembut kulit kepala
Gunakan jari atau sikat lembut untuk memijat kulit kepala bayi, baik saat kering maupun basah agar sisik yang menempel menjadi lebih longgar. Lakukan dengan hati-hati agar kulit kepala tidak terluka atau teriritasi yang bisa menyebabkan pendarahan atau infeksi.
2. Cuci rambut lebih sering
Mencuci rambut bayi hingga sekali sehari dapat membantu menghilangkan sisik. Pastikan semua sabun atau sampo dibilas dengan bersih. Setelah mencuci, pijat kulit kepala dengan sikat lembut atau handuk terrycloth untuk melonggarkan sisik.
3. Gunakan sampo khusus
Pertimbangkan menggunakan sampo bayi yang diformulasikan khusus untuk mengatasi cradle cap. Moms juga perlu menghindari penggunaan krim, salep, atau sampo ketombe yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter.
Beberapa bahan aktif dalam produk tersebut dapat terserap melalui kulit bayi dan memiliki konsentrasi yang terlalu kuat untuk kulit bayi yang sensitif.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)