FITNESS & HEALTH
Mengenal Penyakit Dislipidemia, yang Ditandai dengan Peningkatan Kolesterol
Raka Lestari
Kamis 12 Agustus 2021 / 12:53
Jakarta: Banyak orang yang mungkin belum mengetahui tentang apa itu penyakit dislipidemia. Kondisi iini merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma darah.
Dr. dr. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, KEMD, Ketua Divisi Endokrin Metabolik dan Diabetes, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM menjelaskan, “Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan Low Density Lipoprotein (LDL), peningkatan kadar trigliserida serta penurunan High Density Lipoprotein (HDL),” ujarnya dalam virtual press conference mengnai Diabetes dan Dislipidemia, pada Kamis, 12 Agustus 2021.
Di Indonesia, prevalensi dislipidemia adalah sekitar 36 persen (33,1 persen pada laki-laki dan 38,2 persen pada perempuan berusia ≥25 tahun).
Pasien dengan diabetes memiliki peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular hingga 2-4 kali lipat dan peningkatan kematian 1,5 –3,6 kali lipat kematian akibat komplikasi penyakit ini.
Sebagian besar penyakit kardiovaskular pada diabetes diakibatkan penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang semakin meningkat setiap tahunnya.
.jpg)
(Penyakit kardiovaskular aterosklerotik merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
“Kenaikan kolesterol LDL pada dislipidemia berhubungan langsung dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik (Athersclerotic Cardiovascular Disease/ASCVD). Penyakit kardiovaskular aterosklerotik merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular yang bertanggung jawab atas lebih dari 4 juta kematian di Eropa setiap tahunnya,” tambah Dr. Tri.
Ia menekankan pengelolaan dislipidemia memerlukan strategi yang komprehensif yang tidak hanya mengendalikan kadar lipid namun juga faktor metabolik lainnya.
"Sperti hipertensi, diabetes dan obesitas. Pengobatan terdiri dari terapi non farmakologis seperti aktivitas fisik, nutirsi, penurunan berat badan, dan berhenti merokok, serta terapi farmakologis melalui obat antilipid," bebernya.
Dalam paparannya, ia juga menjabarkan bahwa aktivitas fisik yang disarankan berupa jalan cepat, bersepeda statis, atau berenang setidaknya selama 30 menit sebanyak 4 sampai 6 kali seminggu.
Diet yang disarankan adalah diet rendah kalori yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak, serta membatasi asupan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Dr. dr. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, KEMD, Ketua Divisi Endokrin Metabolik dan Diabetes, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM menjelaskan, “Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan Low Density Lipoprotein (LDL), peningkatan kadar trigliserida serta penurunan High Density Lipoprotein (HDL),” ujarnya dalam virtual press conference mengnai Diabetes dan Dislipidemia, pada Kamis, 12 Agustus 2021.
Di Indonesia, prevalensi dislipidemia adalah sekitar 36 persen (33,1 persen pada laki-laki dan 38,2 persen pada perempuan berusia ≥25 tahun).
Pasien dengan diabetes memiliki peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular hingga 2-4 kali lipat dan peningkatan kematian 1,5 –3,6 kali lipat kematian akibat komplikasi penyakit ini.
Sebagian besar penyakit kardiovaskular pada diabetes diakibatkan penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang semakin meningkat setiap tahunnya.
.jpg)
(Penyakit kardiovaskular aterosklerotik merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
“Kenaikan kolesterol LDL pada dislipidemia berhubungan langsung dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik (Athersclerotic Cardiovascular Disease/ASCVD). Penyakit kardiovaskular aterosklerotik merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular yang bertanggung jawab atas lebih dari 4 juta kematian di Eropa setiap tahunnya,” tambah Dr. Tri.
Ia menekankan pengelolaan dislipidemia memerlukan strategi yang komprehensif yang tidak hanya mengendalikan kadar lipid namun juga faktor metabolik lainnya.
"Sperti hipertensi, diabetes dan obesitas. Pengobatan terdiri dari terapi non farmakologis seperti aktivitas fisik, nutirsi, penurunan berat badan, dan berhenti merokok, serta terapi farmakologis melalui obat antilipid," bebernya.
Dalam paparannya, ia juga menjabarkan bahwa aktivitas fisik yang disarankan berupa jalan cepat, bersepeda statis, atau berenang setidaknya selama 30 menit sebanyak 4 sampai 6 kali seminggu.
Diet yang disarankan adalah diet rendah kalori yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak, serta membatasi asupan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)