FITNESS & HEALTH
Demam Berdarah Kembali Lagi, Ini 5 Tanda Bayi Terkena DBD
Aulia Putriningtias
Jumat 22 Maret 2024 / 14:54
Jakarta: Musim hujan hingga saat ini masih mengguyur wilayah Indonesia. Dampak dari hujan ini adalah demam berdarah dengue atau DBD mulai merajalela. Lantas, bagaimana tanda-tandanya untuk bayi?
Angka kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat sepanjang 2024 mencapai 1.040 dengan 9 kasus kematian. Per 1 Maret 2024 sendiri, di Indonesia telah tercatat sebanyak 16 ribu kasus dengan 124 kematian.
Tanda dan gejala seseorang terkena DBD sangat khas dan berbeda-beda diantara usia bayi anak ataupun dewasa. Dan yang akan kita bahas saat ini adalah DBD pada bayi yang seringkali terlambat dalam penanganannya.
Baca juga: Kasus DBD di Kota Bandung Meningkat, 8 Orang Meninggal
Gejala pada bayi sering diabaikan oleh orang tua, sebab Si Kecil belum dapat berkomunikasi. Gejala baru akan muncul 4-10 hari setelah mendapatkan gigitan nyamuk. Gejala akan berlangsung antara 2-7 hari.
Dilansir dalam laman resmi Kementerian Kesehatan RI, ada gejala pada bayi yang perlu diwaspadai orang tua mengingat DBD sedang tinggi. Adapun gejalanya, yaitu:
Demam yang terjadi pada bayi akan meningkat bisa antara 37,5 derajat celcius sampai 40 derajat celcius. Demam ini biasanya berlangsung antara 2-7 hari.
Munculnya bintik-bintik merah pada kulit bayi disebabkan karena trombosit darah yang menurun. Banyak dan sedikitnya bintik merah ini tergantung pada tinggi atau rendahnya kadar trombosit bayi.
Demam yang menyerang pada bayi membuatnya tidak nyaman dengan keadaan tubuhnya, dan juga bisa dimungkinkan merasakan sakit kepala. Menangis menjadi cara bayi untuk berkomunikasi.
Gejala DBD akan membuat bayi sering nyeri perut, mual dan disertai muntah yang dialami bayi minimal 3 kali dalam 24 jam. Ini mengakibatkan bayi akan lemas, letih dan nafsu untuk makan atau menyusu berkurang.
Napas cepat ini diakibatkan karena rembesal plasma darah yan merembes ke saluran keluar pembuluh darah. Cairan ini berkumpul di paru-paru sehingga menimbulkan sesak napas. Gejala sesak napas ini ditandai dengan napas cepat pada bayi.
Moms, jika anak belum mengalami gejala DBD, sebaiknya untuk segera melindunginya! Hal ini dikarenakan bahaya penyakit DBD bisa menyebabkan kematian. Terutama jika si bayi tinggal di area rawan DBD, sebaiknya segera melakukan perlindungan.
Menurut dr. Fadhli Rizal Makarim dalam Halodoc terdapat cara-cara untuk melindungi bayi dari DBD. Adapun caranya, seperti:
Moms, ingatlah selalu untuk menggunakan kelambu setiap saat, baik di dalam maupun di luar ruangan. Ini dapat menutupi mulai dari tempat tidur, kereta dorong, atau gendongan sekalipun.
Untuk bayi berusia 2 bulan ke atas, gunakan obat nyamuk dengan kandungan DEET, picaridin, atau IR3535 hingga 30 persen. Ikuti petunjuk pada produk. Namun jangan gunakan obat nyamuk pada bayi di bawah 2 bulan.
Pakaikan bayi dengan pakaian katun longgar yang menutupi lengan dan kaki. Ini akan membantu bayi tidak tergigit oleh nyamuk.
Penting untuk menggunakan tirai di pintu kamar untuk melakukan pencegahan nyamuk masuk ke kamar. Ini akan membantu melindungi Si Kecil dari bahayanya DBD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Angka kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat sepanjang 2024 mencapai 1.040 dengan 9 kasus kematian. Per 1 Maret 2024 sendiri, di Indonesia telah tercatat sebanyak 16 ribu kasus dengan 124 kematian.
Tanda dan gejala seseorang terkena DBD sangat khas dan berbeda-beda diantara usia bayi anak ataupun dewasa. Dan yang akan kita bahas saat ini adalah DBD pada bayi yang seringkali terlambat dalam penanganannya.
Baca juga: Kasus DBD di Kota Bandung Meningkat, 8 Orang Meninggal
Gejala pada bayi sering diabaikan oleh orang tua, sebab Si Kecil belum dapat berkomunikasi. Gejala baru akan muncul 4-10 hari setelah mendapatkan gigitan nyamuk. Gejala akan berlangsung antara 2-7 hari.
Dilansir dalam laman resmi Kementerian Kesehatan RI, ada gejala pada bayi yang perlu diwaspadai orang tua mengingat DBD sedang tinggi. Adapun gejalanya, yaitu:
1. Demam
Demam yang terjadi pada bayi akan meningkat bisa antara 37,5 derajat celcius sampai 40 derajat celcius. Demam ini biasanya berlangsung antara 2-7 hari.
2. Muncul ruam atau bintik merah
Munculnya bintik-bintik merah pada kulit bayi disebabkan karena trombosit darah yang menurun. Banyak dan sedikitnya bintik merah ini tergantung pada tinggi atau rendahnya kadar trombosit bayi.
3. Bayi gelisah hingga menangis
Demam yang menyerang pada bayi membuatnya tidak nyaman dengan keadaan tubuhnya, dan juga bisa dimungkinkan merasakan sakit kepala. Menangis menjadi cara bayi untuk berkomunikasi.
4. Muntah dalam tiga kali sehari
Gejala DBD akan membuat bayi sering nyeri perut, mual dan disertai muntah yang dialami bayi minimal 3 kali dalam 24 jam. Ini mengakibatkan bayi akan lemas, letih dan nafsu untuk makan atau menyusu berkurang.
5. Napas cepat
Napas cepat ini diakibatkan karena rembesal plasma darah yan merembes ke saluran keluar pembuluh darah. Cairan ini berkumpul di paru-paru sehingga menimbulkan sesak napas. Gejala sesak napas ini ditandai dengan napas cepat pada bayi.
Bagaimana cara untuk melindungi DBD pada bayi?
Moms, jika anak belum mengalami gejala DBD, sebaiknya untuk segera melindunginya! Hal ini dikarenakan bahaya penyakit DBD bisa menyebabkan kematian. Terutama jika si bayi tinggal di area rawan DBD, sebaiknya segera melakukan perlindungan.
Menurut dr. Fadhli Rizal Makarim dalam Halodoc terdapat cara-cara untuk melindungi bayi dari DBD. Adapun caranya, seperti:
1. Menutup tempat tidur dengan kelambu
Moms, ingatlah selalu untuk menggunakan kelambu setiap saat, baik di dalam maupun di luar ruangan. Ini dapat menutupi mulai dari tempat tidur, kereta dorong, atau gendongan sekalipun.
2. Bayi di bawah 2 bulan, gunakan obat nyamuk khusus
Untuk bayi berusia 2 bulan ke atas, gunakan obat nyamuk dengan kandungan DEET, picaridin, atau IR3535 hingga 30 persen. Ikuti petunjuk pada produk. Namun jangan gunakan obat nyamuk pada bayi di bawah 2 bulan.
3. Pakai pakaian panjang
Pakaikan bayi dengan pakaian katun longgar yang menutupi lengan dan kaki. Ini akan membantu bayi tidak tergigit oleh nyamuk.
4. Memiliki tirai di pintu
Penting untuk menggunakan tirai di pintu kamar untuk melakukan pencegahan nyamuk masuk ke kamar. Ini akan membantu melindungi Si Kecil dari bahayanya DBD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)