FITNESS & HEALTH
Robotic Skin Sparing Mastectomy, Pengangkatan Kanker tanpa Mengubah Bentuk Payudara
Aulia Putriningtias
Sabtu 11 Oktober 2025 / 20:44
Jakarta: Kanker payudara merupakan masalah kesehatan yang begitu pelik, khususnya terhadap wanita. Metode Robotic Skin Sparing Mastectomy menjadi salah satu metode unggul dalam pengangkatan kanker payudara.
Kanker payudara adalah masalah global. Berdasarkan penelitian World Cancer Research Fund 2022, kanker payudara menempati urutan kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita secara global.
Data Global Cancer Observatory 2022* memperkuat kondisi tersebut, dan mencatat kanker payudara sebagai jenis kanker dengan jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia, yakni 66.271 kasus.
Pengangkatan kanker payudara bukan hanya soal kesembuhan. Namun, estetika terhadap hasil juga diperhitungkan oleh pasien, sebab rasa emosional dari penyakit ini tak main-main.
Hal ini menegaskan urgensi hadirnya inovasi tata laksana kanker. Bukan hanya efektif secara medis, tetapi juga mampu menjaga kualitas hidup nasiən dalam jangka panjang.
Menjawab kebutuhan ini, PT Bundamedik Tbk (BMHS) melalui RSU Bunda Jakarta berhasil menjalankan operasi Robotic Skin Sparing Mastectomy. Ini adalah prosedur mastektomi minimal invasif yang menggunakan bedah robotik untuk mengangkat jaringan kanker payudara, dengan tetap mempertahankan estetika bentuk anatomi alami payudara.
Dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik dr. Afriyanti Sandhi, SpBP-RE, FLB, MARS, mengatakan bahwa teknologi bedah satu ini dapat mempertahankan jaringan sehat yang ada di sekitar payudara dan juga perihal estetika.
"Jaringan tumor yang diambil itu presisi, jaringan sehat yang ditinggalkan itu masih cukup volumenya untuk kami bisa mengembalikan bentuk payudara yang sebaik mungkin seperti sebelum operasi," jelas dr. Shandi dalam peluncuran Robotic Skin Sparing Mastectomy di Jakarta, Jumat, 10 Oktober 2025.
Dr. Shandi menambahkan bahwa pendekatan rekonstruksi payudara, yaitu autologus flap, menjadi pilihan banyak pasien. Prosedur bedah rekonstruksi ini menggunakan jaringan (kulit, lemak, dan terkadang otot) dari bagian tubuh lain pasien, seperti perut, punggung, atau paha, untuk membentuk ulang area tubuh yang hilang atau rusak.
"Sehingga nanti akan dibuat payudara baru menggantikan jaringan yang hilang dan ini hasilnya lebih natural, lebih alami dan juga penyembuhannya lebih cepat dan luka yang ditinggalkan pun sangat minimal hanya satu garis dan tersembunyi di area punggung," jelas dr. Shandi.
Menurut dr. Reza Musmarliansyah, Sp.8, Subsp.Onk (K). FICRS, Dokter Spesialis Bedah Onkologi RSU Bunda Jakarta, teknologi bedah robotik memungkinkan pembedahan dengan tingkat presisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Jaringan kanker dapat diangkat secara optimal sambil tetap mempertahankan aringan sehat.
"Bagi pasien, keunggulan ini bukan hanya mengenai efektivitas medis, tetapi juga memberi pemulihan lebih cepat, menekan risiko komplikasi, dan menghasilkan hasil estetika yang lebih baik sehingga kualitas hidup pasca operasi tetap terjaga," jelas dr. Reza.
Untuk penyembuhan pun lebih minimal dengan 3-5 hari perawatan di rumah sakit. Dokter akan memantau vitalitas dari kulit dan flap yang dikerjakan. Pasien dan keluarga juga akan diajarkan cara merawat luka di rumah dan bisa beraktivitas seperti biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Kanker payudara adalah masalah global. Berdasarkan penelitian World Cancer Research Fund 2022, kanker payudara menempati urutan kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita secara global.
Data Global Cancer Observatory 2022* memperkuat kondisi tersebut, dan mencatat kanker payudara sebagai jenis kanker dengan jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia, yakni 66.271 kasus.
Pengangkatan kanker payudara bukan hanya soal kesembuhan. Namun, estetika terhadap hasil juga diperhitungkan oleh pasien, sebab rasa emosional dari penyakit ini tak main-main.
Hal ini menegaskan urgensi hadirnya inovasi tata laksana kanker. Bukan hanya efektif secara medis, tetapi juga mampu menjaga kualitas hidup nasiən dalam jangka panjang.
Menjawab kebutuhan ini, PT Bundamedik Tbk (BMHS) melalui RSU Bunda Jakarta berhasil menjalankan operasi Robotic Skin Sparing Mastectomy. Ini adalah prosedur mastektomi minimal invasif yang menggunakan bedah robotik untuk mengangkat jaringan kanker payudara, dengan tetap mempertahankan estetika bentuk anatomi alami payudara.
Dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik dr. Afriyanti Sandhi, SpBP-RE, FLB, MARS, mengatakan bahwa teknologi bedah satu ini dapat mempertahankan jaringan sehat yang ada di sekitar payudara dan juga perihal estetika.
"Jaringan tumor yang diambil itu presisi, jaringan sehat yang ditinggalkan itu masih cukup volumenya untuk kami bisa mengembalikan bentuk payudara yang sebaik mungkin seperti sebelum operasi," jelas dr. Shandi dalam peluncuran Robotic Skin Sparing Mastectomy di Jakarta, Jumat, 10 Oktober 2025.
Dr. Shandi menambahkan bahwa pendekatan rekonstruksi payudara, yaitu autologus flap, menjadi pilihan banyak pasien. Prosedur bedah rekonstruksi ini menggunakan jaringan (kulit, lemak, dan terkadang otot) dari bagian tubuh lain pasien, seperti perut, punggung, atau paha, untuk membentuk ulang area tubuh yang hilang atau rusak.
"Sehingga nanti akan dibuat payudara baru menggantikan jaringan yang hilang dan ini hasilnya lebih natural, lebih alami dan juga penyembuhannya lebih cepat dan luka yang ditinggalkan pun sangat minimal hanya satu garis dan tersembunyi di area punggung," jelas dr. Shandi.
Menurut dr. Reza Musmarliansyah, Sp.8, Subsp.Onk (K). FICRS, Dokter Spesialis Bedah Onkologi RSU Bunda Jakarta, teknologi bedah robotik memungkinkan pembedahan dengan tingkat presisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Jaringan kanker dapat diangkat secara optimal sambil tetap mempertahankan aringan sehat.
"Bagi pasien, keunggulan ini bukan hanya mengenai efektivitas medis, tetapi juga memberi pemulihan lebih cepat, menekan risiko komplikasi, dan menghasilkan hasil estetika yang lebih baik sehingga kualitas hidup pasca operasi tetap terjaga," jelas dr. Reza.
Untuk penyembuhan pun lebih minimal dengan 3-5 hari perawatan di rumah sakit. Dokter akan memantau vitalitas dari kulit dan flap yang dikerjakan. Pasien dan keluarga juga akan diajarkan cara merawat luka di rumah dan bisa beraktivitas seperti biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)