FITNESS & HEALTH
Angka Kematian karena Gagal Jantung di Indonesia Tergolong Tinggi
Raka Lestari
Sabtu 29 Januari 2022 / 18:11
Jakarta: Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman. Penyakit ini berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia.
Berdasarkan hasil penelitian berjudul Heart failure across Asia: Same healthcare burden but differences in organization of care yang dipublikasikan pada International Journal of Cardiology, jumlah penderita gagal jantung di Indonesia adalah sebesar 5% dari total jumlah penduduk.
Angka kematian karena gagal jantung di Indonesia juga tergolong tinggi. Sebanyak 17,2% pasien gagal jantung di Indonesia meninggal saat perawatan rumah sakit, 11,3% meninggal dalam 1 tahun perawatan, dan 17% mengalami rawat inap berulang akibat perburukan gejala dan tanda gagal jantung.
"Melihat angka prevalensi gagal jantung di Indonesia, saya percaya bahwa penting sekali bagi semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama secara berkesinambungan dalam upaya promotif, preventif, diagnosis, dan pengobatan untuk penanggulangan penyakit gagal jantung yang lebih baik," jelas Dr. dr. Isman Firdaus, Sp.JP(K), Ketua PP PERKI, dalam acara Webinar Edukasi, pada Sabtu, 29 Januari 2022.
Menurut dr. Isman, penting bagi kita untuk mencegah gagal jantung dengan memulai hidup sehat. Yaitu dengan mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan berkonsultasi dengan dokter tentang tatalaksana faktor risiko gagal jantung yang tepat.
"Hal berikutnya yang penting adalah memeriksakan kesehatan jantung kita sejak dini terutama jika ada keluhan nyeri dada, berdebar, mudah capek, kaki bengkak atau sesak nafas. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah/kardiolog akan melakukan pemeriksaan jantung non invasif awal seperti ekokardiografi, holter atau treadmill test," ujar dr. Isman.
Gagal jantung adalah penyakit yang mengancam jiwa di mana otot jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan darah dan oksigen pada tubuh. Jika tidak ditangani dan dicegah dengan baik, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular diperkirakan dapat meningkat hingga lebih dari 23.3 juta kematian setiap tahun secara global pada tahun 2030.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Berdasarkan hasil penelitian berjudul Heart failure across Asia: Same healthcare burden but differences in organization of care yang dipublikasikan pada International Journal of Cardiology, jumlah penderita gagal jantung di Indonesia adalah sebesar 5% dari total jumlah penduduk.
Angka kematian karena gagal jantung di Indonesia juga tergolong tinggi. Sebanyak 17,2% pasien gagal jantung di Indonesia meninggal saat perawatan rumah sakit, 11,3% meninggal dalam 1 tahun perawatan, dan 17% mengalami rawat inap berulang akibat perburukan gejala dan tanda gagal jantung.
"Melihat angka prevalensi gagal jantung di Indonesia, saya percaya bahwa penting sekali bagi semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama secara berkesinambungan dalam upaya promotif, preventif, diagnosis, dan pengobatan untuk penanggulangan penyakit gagal jantung yang lebih baik," jelas Dr. dr. Isman Firdaus, Sp.JP(K), Ketua PP PERKI, dalam acara Webinar Edukasi, pada Sabtu, 29 Januari 2022.
Menurut dr. Isman, penting bagi kita untuk mencegah gagal jantung dengan memulai hidup sehat. Yaitu dengan mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan berkonsultasi dengan dokter tentang tatalaksana faktor risiko gagal jantung yang tepat.
"Hal berikutnya yang penting adalah memeriksakan kesehatan jantung kita sejak dini terutama jika ada keluhan nyeri dada, berdebar, mudah capek, kaki bengkak atau sesak nafas. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah/kardiolog akan melakukan pemeriksaan jantung non invasif awal seperti ekokardiografi, holter atau treadmill test," ujar dr. Isman.
Gagal jantung adalah penyakit yang mengancam jiwa di mana otot jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan darah dan oksigen pada tubuh. Jika tidak ditangani dan dicegah dengan baik, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular diperkirakan dapat meningkat hingga lebih dari 23.3 juta kematian setiap tahun secara global pada tahun 2030.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)