FAMILY

Scaffolding: Cara Orang Tua Menghadapi Kemarahan Anak

Medcom
Senin 08 September 2025 / 17:10
Jakarta: Mengelola kemarahan pada anak sering menjadi tantangan bagi orang dewasa. Anak-anak perlu dibantu agar bisa belajar mengatur emosinya dengan cara yang tepat dan sesuai dengan kemampuan serta kesiapan mereka.

Salah satu cara yang efektif untuk membantu anak adalah dengan menggunakan pendekatan bertahap yang dikenal sebagai scaffolding.

Baca juga: Telepati Anak Kembar: Penjelasan Lebih Lanjut tentang Kemungkinannya

Pendekatan ini memberikan dukungan yang sesuai agar anak dapat membangun keterampilan baru secara perlahan dan bertahap.
 

Apa itu scaffolding?


Scaffolding berarti memberikan bantuan yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Misalnya, saat ini anak mungkin sudah mampu mengekspresikan kemarahan melalui suara atau ekspresi wajah yang aman dan tidak membahayakan.

Setelah itu, langkah berikutnya adalah membantu anak mengelola kemarahan secara fisik dan mulai mengenalkan cara mengekspresikan kemarahan yang lebih sesuai dengan norma sosial.


(Penting untuk menunjukkan kepada anak bahwa kemarahan adalah perasaan yang boleh dirasakan dan tidak perlu disembunyikan atau ditekan. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)

Berikut adalah ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan scaffolding:
 

1.  Mengatur emosi melalui cara fisik  


Anak perlu diajarkan berbagai cara untuk mengurangi intensitas kemarahan yang dirasakannya. Contohnya, teknik pernapasan dalam yang menenangkan bisa menjadi alat yang sangat berguna.

Selain itu, gerakan tubuh yang menenangkan, seperti menggenggam tangan sendiri atau berjalan perlahan juga dapat membantu anak merasa lebih tenang.

Dengan belajar mengenali tanda-tanda fisik kemarahan, anak dapat mulai mengendalikan emosinya dengan lebih baik.
 

2.  Menerima kemarahan sebagai emosi yang normal dan wajar  


Penting untuk menunjukkan kepada anak bahwa kemarahan adalah perasaan yang boleh dirasakan dan tidak perlu disembunyikan atau ditekan.

Orang dewasa berperan sebagai contoh utama dalam hal ini dengan menerima dan mengakui perasaan anak tanpa menghakimi.

Dengan cara ini, anak merasa aman untuk mengekspresikan kemarahannya tanpa takut dimarahi atau diabaikan. Penerimaan ini membantu anak memahami bahwa semua emosi, termasuk kemarahan, adalah bagian dari pengalaman manusia yang normal.
 

Anak mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat dan sesuai


Menghadapi kemarahan anak dengan pendekatan yang bertahap dan penuh pengertian sangat penting untuk perkembangan emosional mereka.

Dengan memberikan dukungan yang sesuai dan mengajarkan cara-cara mengelola emosi secara fisik, anak dapat belajar mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat dan sesuai.

Selain itu, dengan menerima kemarahan sebagai emosi yang wajar, anak akan merasa lebih aman dan percaya diri dalam mengelola perasaannya sendiri.

Baca juga: 10 Tips Toilet Training, Bikin Anak Mandiri tanpa Drama

Proses ini membutuhkan kesabaran dan konsistensi, tetapi hasilnya akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang mampu mengatur emosinya dengan baik.


Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH