FAMILY
Cegah Stunting, Ini Sumber Protein Selain Telur Menurut Ahli Gizi
Yuni Yuli Yanti
Selasa 26 November 2024 / 09:00
Jakarta: Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.
Di Indonesia, stunting biasanya terjadi pada anak-anak yang datang dari keluarga dengan ekonomi yang rendah, sehingga mereka kurang mampu untuk mengakses makanan bergizi.
Padahal, faktanya ada berbagai pilihan pangan lokal yang murah, tapi tetap mengandung banyak gizi dan nutrisi yang baik untuk anak dan bisa mencegah stunting.
"Untuk makanan bergizi sebenarnya yang penting bukan hanya kualitas. Seperti kita tahu, makanan berkualitas protein terbaik itu kan telur. Kalau dari kedelai itu ada tahu dan tempe yang sebetulnya memiliki sumber protein yang sangat bagus. Kalau mau naik ke atas lagi ada ayam. Ya, syukur-syukur bisa makan daging sapi," ujar Dr. Widjaja Lukito, Phd, SpGK (K), saat ditemui dalam acara Simposium Pangan Nasional 'Indofood Riset Nugraha' pada Senin (25/11/2024), di Jakarta.

(Rebung. Foto: Dok. Istimewa)
Namun, menurut dr. Widjaja, Indonesia memiliki keragaman pangan yang luar biasa dengan sumber protein yang sangat berlimpah.
"Kalau kita mau sumber protein yang murah, itu ada rebung (tunas atau anakan yang masih muda yang tumbuh dari akar bambu). Kalau di Kalimantan itu ada umbu atau rotan muda, ini memiliki sumber protein yang sangat bagus," anjur dr. Widjaja yang juga salah satu tim pakar Indofood Riset Nugraha (IRN).
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”) secara konsisten mendorong generasi muda untuk terlibat langsung dalam mewujudkan transformasi sistem pangan melalui riset yang berkualitas.
Tahun ini, program Indofood Riset Nugraha (IRN) memberikan dana riset bagi 80 mahasiswa yang akan menyelesaikan studi S1-nya dari 43 perguruan tinggi di Indonesia.

(30 orang perwakilan penerima dana bantuan program IRN 2024 – 2025 yang hadir di Jakarta berfoto bersama dengan manajemen PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Tim Pakar IRN dan Kepala Badan Gizi Nasional. Foto: Dok. Istimewa)
Penandatanganan MoU dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Simposium Pangan Nasional bertema “Program Makan Bergizi Gratis sebagai Motor Penggerak Transformasi Sistem Pangan Tangguh Berbasis Potensi Pangan Fungsional dan Kearifan Lokal-Nasional”, pada Senin (25/11/2024) di Indofood Tower, Jakarta.
Suaimi Suriady, Ketua Program IRN dan Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, mengatakan simposium ini membahas salah satu upaya konkret yang diinisiasi oleh Pemerintah dalam menciptakan sistem pangan yang tangguh, berkelanjutan dan inklusif.
"Program Makan Bergizi Gratis ini tidak hanya berfokus pada pemberian makanan, tetapi lebih jauh lagi berusaha membangun kesadaran akan pentingnya gizi yang baik untuk setiap lapisan masyarakat. Kami percaya bahwa dengan menyediakan akses yang lebih luas terhadap makanan bergizi kita dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang masih menghadapi tantangan besar dalam hal ketahanan pangan," pungkas Suaimi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Di Indonesia, stunting biasanya terjadi pada anak-anak yang datang dari keluarga dengan ekonomi yang rendah, sehingga mereka kurang mampu untuk mengakses makanan bergizi.
Padahal, faktanya ada berbagai pilihan pangan lokal yang murah, tapi tetap mengandung banyak gizi dan nutrisi yang baik untuk anak dan bisa mencegah stunting.
"Untuk makanan bergizi sebenarnya yang penting bukan hanya kualitas. Seperti kita tahu, makanan berkualitas protein terbaik itu kan telur. Kalau dari kedelai itu ada tahu dan tempe yang sebetulnya memiliki sumber protein yang sangat bagus. Kalau mau naik ke atas lagi ada ayam. Ya, syukur-syukur bisa makan daging sapi," ujar Dr. Widjaja Lukito, Phd, SpGK (K), saat ditemui dalam acara Simposium Pangan Nasional 'Indofood Riset Nugraha' pada Senin (25/11/2024), di Jakarta.

(Rebung. Foto: Dok. Istimewa)
Namun, menurut dr. Widjaja, Indonesia memiliki keragaman pangan yang luar biasa dengan sumber protein yang sangat berlimpah.
"Kalau kita mau sumber protein yang murah, itu ada rebung (tunas atau anakan yang masih muda yang tumbuh dari akar bambu). Kalau di Kalimantan itu ada umbu atau rotan muda, ini memiliki sumber protein yang sangat bagus," anjur dr. Widjaja yang juga salah satu tim pakar Indofood Riset Nugraha (IRN).
Simposium pangan nasional
Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”) secara konsisten mendorong generasi muda untuk terlibat langsung dalam mewujudkan transformasi sistem pangan melalui riset yang berkualitas.
Tahun ini, program Indofood Riset Nugraha (IRN) memberikan dana riset bagi 80 mahasiswa yang akan menyelesaikan studi S1-nya dari 43 perguruan tinggi di Indonesia.

(30 orang perwakilan penerima dana bantuan program IRN 2024 – 2025 yang hadir di Jakarta berfoto bersama dengan manajemen PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Tim Pakar IRN dan Kepala Badan Gizi Nasional. Foto: Dok. Istimewa)
Penandatanganan MoU dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Simposium Pangan Nasional bertema “Program Makan Bergizi Gratis sebagai Motor Penggerak Transformasi Sistem Pangan Tangguh Berbasis Potensi Pangan Fungsional dan Kearifan Lokal-Nasional”, pada Senin (25/11/2024) di Indofood Tower, Jakarta.
Suaimi Suriady, Ketua Program IRN dan Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, mengatakan simposium ini membahas salah satu upaya konkret yang diinisiasi oleh Pemerintah dalam menciptakan sistem pangan yang tangguh, berkelanjutan dan inklusif.
"Program Makan Bergizi Gratis ini tidak hanya berfokus pada pemberian makanan, tetapi lebih jauh lagi berusaha membangun kesadaran akan pentingnya gizi yang baik untuk setiap lapisan masyarakat. Kami percaya bahwa dengan menyediakan akses yang lebih luas terhadap makanan bergizi kita dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang masih menghadapi tantangan besar dalam hal ketahanan pangan," pungkas Suaimi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)