FAMILY
5 Dampak Pertengkaran Orang Tua pada Kesehatan Mental Anak
Mia Vale
Senin 30 Juni 2025 / 12:11
Jakarta: Mungkin orang tua tidak sadar, apa yang termasuk meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, menurunkan harga diri, dan merusak rasa aman anak.
Pertengkaran fisik, hinaan, dan taktik seperti "perlakuan diam" hanyalah beberapa interaksi beracun yang kemungkinan besar akan menimbulkan kerusakan emosional anak dalam jangka panjang. Lantas, dampak apa saja yang bisa terjadi pada mental anak di kemudian hari?
Baca juga: 7 Topik Sensitif yang Sebaiknya Dihindari saat PDKT
Sebuah studi tahun 2012 meneliti dampak konflik orang tua di masa awal pada anak-anak. Ketika buah hati mereka masih di taman kanak-kanak, orang tua ditanyai seberapa banyak konflik yang mereka alami dalam pernikahan mereka.
Setelah tujuh tahun berlalu, peneliti kembali menindaklanjuti studi tersebut. Mereka, menurut laman Parents menemukan bahwa anak-anak taman kanak-kanak yang orangtuanya sering bertengkar lebih mungkin mengalami depresi, kecemasan, dan masalah perilaku saat mereka mencapai kelas tujuh.
.jpg)
(Anak-anak juga mungkin kesulitan untuk mempertahankan hubungan yang sehat sebagai orang dewasa jika mereka terbiasa dengan perselisihan keluarga. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Peneliti menemukan bahwa ketika orang tua sering bertengkar, anak-anak mengalami kesulitan mengatur perhatian dan emosi mereka. Kemampuan anak untuk memecahkan masalah dan melihat pola dengan cepat dalam informasi baru juga terganggu. Sementara itu, penelitian lain menemukan bahwa tinggal dalam keluarga yang sering berkonflik meningkatkan kemungkinan putus sekolah dan mendapat nilai buruk.
Terpapar pertengkaran orang tua meningkatkan kemungkinan anak-anak akan memperlakukan orang lain dengan permusuhan. Merupakan hal yang umum bagi anak-anak untuk mencoba menyelesaikan konflik dengan teman sebaya menggunakan taktik yang sama yang mereka lihat dilakukan oleh pengasuh mereka.
Anak-anak juga mungkin kesulitan untuk mempertahankan hubungan yang sehat sebagai orang dewasa jika mereka terbiasa dengan perselisihan keluarga.
Konflik orang tua telah dikaitkan dengan meningkatnya agresi, kenakalan, dan masalah perilaku pada anak. Selain itu, anak-anak dari orang tua yang sering bertengkar juga lebih mungkin memiliki masalah sosial dan kesulitan menyesuaikan diri dengan sekolah.
Anak-anak yang dibesarkan di rumah yang penuh konflik cenderung memiliki pandangan negatif terhadap hubungan keluarga mereka. Mereka juga cenderung memandang diri mereka sendiri secara negatif.
Penelitian ekstensif menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar pertengkaran orang tua dapat memiliki harga diri yang rendah dan dampak ini berlangsung hingga dewasa. Kemungkinan merokok, menggunakan vape, minum minuman keras berlebihan, dan menggunakan narkotika juga bisa lebih terjadi, dibandingkan dengan keluarga dengan tingkat konflik yang lebih rendah
Baca juga: Moms Perlu Tahu! Ini Ciri Bayi Mengalami Anemia menurut IDAI
Jika orang tua, khususnya Moms berada dalam hubungan yang penuh konflik, dan memilih tetap bersama demi anak-anak, mungkin bukan pilihan terbaik bagi mereka.
Carilah bantuan untuk mengurangi konflik atau buat perubahan pada hubungan tersebut sehingga orang tua dan anak-anak dapat tumbuh lebih bahagia dan lebih sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Pertengkaran fisik, hinaan, dan taktik seperti "perlakuan diam" hanyalah beberapa interaksi beracun yang kemungkinan besar akan menimbulkan kerusakan emosional anak dalam jangka panjang. Lantas, dampak apa saja yang bisa terjadi pada mental anak di kemudian hari?
Baca juga: 7 Topik Sensitif yang Sebaiknya Dihindari saat PDKT
1. Depresi dan kecemasan
Sebuah studi tahun 2012 meneliti dampak konflik orang tua di masa awal pada anak-anak. Ketika buah hati mereka masih di taman kanak-kanak, orang tua ditanyai seberapa banyak konflik yang mereka alami dalam pernikahan mereka.
Setelah tujuh tahun berlalu, peneliti kembali menindaklanjuti studi tersebut. Mereka, menurut laman Parents menemukan bahwa anak-anak taman kanak-kanak yang orangtuanya sering bertengkar lebih mungkin mengalami depresi, kecemasan, dan masalah perilaku saat mereka mencapai kelas tujuh.
2. Penurunan kinerja kognitif
.jpg)
(Anak-anak juga mungkin kesulitan untuk mempertahankan hubungan yang sehat sebagai orang dewasa jika mereka terbiasa dengan perselisihan keluarga. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Peneliti menemukan bahwa ketika orang tua sering bertengkar, anak-anak mengalami kesulitan mengatur perhatian dan emosi mereka. Kemampuan anak untuk memecahkan masalah dan melihat pola dengan cepat dalam informasi baru juga terganggu. Sementara itu, penelitian lain menemukan bahwa tinggal dalam keluarga yang sering berkonflik meningkatkan kemungkinan putus sekolah dan mendapat nilai buruk.
3. Masalah hubungan
Terpapar pertengkaran orang tua meningkatkan kemungkinan anak-anak akan memperlakukan orang lain dengan permusuhan. Merupakan hal yang umum bagi anak-anak untuk mencoba menyelesaikan konflik dengan teman sebaya menggunakan taktik yang sama yang mereka lihat dilakukan oleh pengasuh mereka.
Anak-anak juga mungkin kesulitan untuk mempertahankan hubungan yang sehat sebagai orang dewasa jika mereka terbiasa dengan perselisihan keluarga.
4. Masalah perilaku
Konflik orang tua telah dikaitkan dengan meningkatnya agresi, kenakalan, dan masalah perilaku pada anak. Selain itu, anak-anak dari orang tua yang sering bertengkar juga lebih mungkin memiliki masalah sosial dan kesulitan menyesuaikan diri dengan sekolah.
5. Pandangan hidup yang negatif
Anak-anak yang dibesarkan di rumah yang penuh konflik cenderung memiliki pandangan negatif terhadap hubungan keluarga mereka. Mereka juga cenderung memandang diri mereka sendiri secara negatif.
Penelitian ekstensif menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar pertengkaran orang tua dapat memiliki harga diri yang rendah dan dampak ini berlangsung hingga dewasa. Kemungkinan merokok, menggunakan vape, minum minuman keras berlebihan, dan menggunakan narkotika juga bisa lebih terjadi, dibandingkan dengan keluarga dengan tingkat konflik yang lebih rendah
Baca juga: Moms Perlu Tahu! Ini Ciri Bayi Mengalami Anemia menurut IDAI
Jika orang tua, khususnya Moms berada dalam hubungan yang penuh konflik, dan memilih tetap bersama demi anak-anak, mungkin bukan pilihan terbaik bagi mereka.
Carilah bantuan untuk mengurangi konflik atau buat perubahan pada hubungan tersebut sehingga orang tua dan anak-anak dapat tumbuh lebih bahagia dan lebih sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)