FITNESS & HEALTH
Penelitian Ungkap Tantangan Keuangan Generasi Z
Yatin Suleha
Minggu 07 Desember 2025 / 14:17
Jakarta: Generasi Z merasakan dampak resesi ekonomi dengan sangat kuat. Hari-hari mereka dipenuhi rasa putus asa terhadap stabilitas keuangan dan pasar kerja, ditambah dengan kebutuhan dasar untuk bertahan hidup di tengah kenaikan biaya sewa dan belanja.
Belum lagi fakta bahwa formula “bekerja keras, jadi kaya, pensiun bahagia” sepertinya sudah tidak berlaku lagi. Tidak heran jika definisi tradisional tentang kesuksesan terasa tidak terjangkau.
Banyak dari mereka harus berjuang keras hanya untuk membayar tagihan bulanan, dan ini membuat hidup terasa lebih berat dari sebelumnya. Mereka sering kali merasa terjebak dalam siklus kerja yang tidak pernah berakhir, di mana gaji tidak cukup untuk menutupi semua pengeluaran.
Menurut survei terbaru dari Citizens, hanya 26% responden Generasi Z yang ingin menaiki tangga karier korporat, kurang dari 40% percaya mereka akan lebih sukses daripada orang tua mereka.
Selain itu, lebih dari setengah (57%) mengatakan keprihatinan keuangan memengaruhi kesehatan mental mereka. Generasi muda, termasuk Gen Z, tumbuh dewasa di tengah ketidakpastian ekonomi, biaya hidup yang terus meningkat, dan era digital yang terus menyoroti ketidaksetaraan sambil mempromosikan konsumerisme.
Janji lama bahwa bekerja keras menjamin mobilitas sosial tidak lagi memiliki bobot yang sama karena cukup lihat fakta bahwa generasi muda tidak mampu membeli rumah, dan penelitian yang menemukan bahwa orang-orang di usia 20-an dan 30-an memiliki anak lebih sedikit daripada masa lalu.
Hal ini menunjukkan bahwa mimpi lama tentang kemajuan hidup sudah berubah. Banyak yang sekarang lebih fokus pada hal-hal sederhana seperti memiliki rumah sendiri atau membangun keluarga kecil karena impian besar terasa terlalu jauh.
Penelitian juga menunjukkan bahwa stres finansial ini sering kali menyebabkan masalah seperti kecemasan dan depresi yang membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi di pekerjaan atau sekolah.
Banyak yang menyaksikan orang tua atau teman sebaya mereka bekerja keras hanya untuk menghadapi kelelahan, pemutusan hubungan kerja, atau gaji yang stagnan.
.jpg)
(Tantangan utama Gen Z adalah menemukan pekerjaan yang stabil di tengah persaingan ketat. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Akibatnya, pengejaran kekayaan dan prestise korporat telah digantikan oleh keinginan yang lebih dalam untuk keseimbangan, tujuan, dan kesehatan mental.
“Gen Z bukan kurang ambisius, tapi jalur karier mereka berbeda,” kata Chris Powell, Kepala Deposito & Engagement Pelanggan di Citizens kepada Parents.
“Mereka memprioritaskan kemandirian, keseimbangan, dan fondasi keuangan yang stabil. Bagi mereka, kesuksesan karier berarti mendukung diri sendiri, menjaga keseimbangan kerja-hidup, dan membangun momentum seiring waktu,” tambahnya.
Powell menjelaskan bahwa generasi ini lebih suka pekerjaan yang fleksibel, seperti freelance atau pekerjaan jarak jauh, daripada kantor tradisional.
Hal ini membantu mereka menghindari burnout dan memiliki waktu untuk hobi atau keluarga. Namun, tantangan utamanya adalah menemukan pekerjaan yang stabil di tengah persaingan ketat.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Belum lagi fakta bahwa formula “bekerja keras, jadi kaya, pensiun bahagia” sepertinya sudah tidak berlaku lagi. Tidak heran jika definisi tradisional tentang kesuksesan terasa tidak terjangkau.
Banyak dari mereka harus berjuang keras hanya untuk membayar tagihan bulanan, dan ini membuat hidup terasa lebih berat dari sebelumnya. Mereka sering kali merasa terjebak dalam siklus kerja yang tidak pernah berakhir, di mana gaji tidak cukup untuk menutupi semua pengeluaran.
Apa yang ditunjukkan penelitian tentang tantangan keuangan generasi Z
Menurut survei terbaru dari Citizens, hanya 26% responden Generasi Z yang ingin menaiki tangga karier korporat, kurang dari 40% percaya mereka akan lebih sukses daripada orang tua mereka.
Selain itu, lebih dari setengah (57%) mengatakan keprihatinan keuangan memengaruhi kesehatan mental mereka. Generasi muda, termasuk Gen Z, tumbuh dewasa di tengah ketidakpastian ekonomi, biaya hidup yang terus meningkat, dan era digital yang terus menyoroti ketidaksetaraan sambil mempromosikan konsumerisme.
Janji lama bahwa bekerja keras menjamin mobilitas sosial tidak lagi memiliki bobot yang sama karena cukup lihat fakta bahwa generasi muda tidak mampu membeli rumah, dan penelitian yang menemukan bahwa orang-orang di usia 20-an dan 30-an memiliki anak lebih sedikit daripada masa lalu.
Hal ini menunjukkan bahwa mimpi lama tentang kemajuan hidup sudah berubah. Banyak yang sekarang lebih fokus pada hal-hal sederhana seperti memiliki rumah sendiri atau membangun keluarga kecil karena impian besar terasa terlalu jauh.
Penelitian juga menunjukkan bahwa stres finansial ini sering kali menyebabkan masalah seperti kecemasan dan depresi yang membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi di pekerjaan atau sekolah.
Banyak yang menyaksikan orang tua atau teman sebaya mereka bekerja keras hanya untuk menghadapi kelelahan, pemutusan hubungan kerja, atau gaji yang stagnan.
.jpg)
(Tantangan utama Gen Z adalah menemukan pekerjaan yang stabil di tengah persaingan ketat. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Akibatnya, pengejaran kekayaan dan prestise korporat telah digantikan oleh keinginan yang lebih dalam untuk keseimbangan, tujuan, dan kesehatan mental.
“Gen Z bukan kurang ambisius, tapi jalur karier mereka berbeda,” kata Chris Powell, Kepala Deposito & Engagement Pelanggan di Citizens kepada Parents.
“Mereka memprioritaskan kemandirian, keseimbangan, dan fondasi keuangan yang stabil. Bagi mereka, kesuksesan karier berarti mendukung diri sendiri, menjaga keseimbangan kerja-hidup, dan membangun momentum seiring waktu,” tambahnya.
Powell menjelaskan bahwa generasi ini lebih suka pekerjaan yang fleksibel, seperti freelance atau pekerjaan jarak jauh, daripada kantor tradisional.
Hal ini membantu mereka menghindari burnout dan memiliki waktu untuk hobi atau keluarga. Namun, tantangan utamanya adalah menemukan pekerjaan yang stabil di tengah persaingan ketat.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)