FAMILY
5 Cara Efektif Membantu Anak Balita Mengendalikan Emosi
Medcom
Selasa 09 September 2025 / 19:10
Jakarta: Pada masa balita atau saat usia tiga tahun, bagian otak yang berfungsi mengatur emosi masih dalam tahap perkembangan yang cukup awal. Pada usia ini, anak-anak merasakan emosi dengan sangat kuat dan intens yang salah satunya adalah kemarahan.
Namun, kemampuan mereka untuk mengendalikan dan mengekspresikan emosi tersebut secara tenang dan teratur masih sangat terbatas. Karena otak mereka belum sepenuhnya matang dalam mengatur emosi, anak-anak sering kesulitan mengungkapkan perasaan marah dengan kata-kata atau cara yang lebih teratur.
Biasanya, kemarahan mereka diekspresikan melalui tangisan, teriakan, atau perilaku yang tampak meledak-ledak. Hal ini merupakan hal yang wajar karena kemampuan pengendalian diri dan pengelolaan emosi masih dalam proses pembelajaran.
Baca juga: Scaffolding: Cara Orang Tua Menghadapi Kemarahan Anak
Mengelola kemarahan bukanlah hal yang mudah, terutama bagi anak kecil yang masih belajar memahami dan mengendalikan perasaan mereka. Berikut adalah lima cara anak mengatasinya agar anak dapat menghadapi kemarahan dengan cara yang sehat dan efektif:
Langkah pertama dalam mengelola kemarahan adalah anak belajar menyadari bahwa mereka sedang merasa marah, kesal, dan frustrasi. Kesadaran ini sangat penting karena tanpa mengenali perasaan tersebut, anak akan kesulitan mengelolanya dengan baik.
Anak perlu belajar untuk tidak langsung bereaksi dengan cara yang bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain, seperti memukul, melempar barang, dan berteriak. Mengendalikan dorongan ini membutuhkan latihan dan bimbingan dari orang dewasa.
Anak perlu diajarkan bahwa kemarahan adalah emosi yang wajar dan boleh dirasakan oleh siapa saja. Namun, kemarahan juga bisa diatasi dengan cara yang tepat dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kemampuan untuk menyampaikan apa yang dirasakan secara verbal sangat membantu anak dalam mengelola kemarahan.
Dengan kata-kata, anak dapat menjelaskan apa yang membuatnya marah dan mencari solusi yang lebih baik daripada mengekspresikan kemarahan secara fisik atau dengan perilaku yang tidak diinginkan.
Orang dewasa dapat membantu anak mengembangkan keterampilan ini dengan memberikan contoh yang baik dan dukungan yang konsisten. Misalnya, ketika anak marah, orang dewasa dapat membantu menenangkan anak dengan cara berbicara lembut, mengajarkan teknik pernapasan, dan mengajak anak untuk mengekspresikan perasaannya dengan kata-kata.
Selain itu, jangan lupa memberikan pujian saat anak berhasil mengendalikan kemarahannya juga sangat penting untuk memperkuat perilaku positif.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Namun, kemampuan mereka untuk mengendalikan dan mengekspresikan emosi tersebut secara tenang dan teratur masih sangat terbatas. Karena otak mereka belum sepenuhnya matang dalam mengatur emosi, anak-anak sering kesulitan mengungkapkan perasaan marah dengan kata-kata atau cara yang lebih teratur.
Biasanya, kemarahan mereka diekspresikan melalui tangisan, teriakan, atau perilaku yang tampak meledak-ledak. Hal ini merupakan hal yang wajar karena kemampuan pengendalian diri dan pengelolaan emosi masih dalam proses pembelajaran.
Baca juga: Scaffolding: Cara Orang Tua Menghadapi Kemarahan Anak
Cara anak mengatasi kemarahan
Mengelola kemarahan bukanlah hal yang mudah, terutama bagi anak kecil yang masih belajar memahami dan mengendalikan perasaan mereka. Berikut adalah lima cara anak mengatasinya agar anak dapat menghadapi kemarahan dengan cara yang sehat dan efektif:
1. Mengenali perasaan yang muncul
Langkah pertama dalam mengelola kemarahan adalah anak belajar menyadari bahwa mereka sedang merasa marah, kesal, dan frustrasi. Kesadaran ini sangat penting karena tanpa mengenali perasaan tersebut, anak akan kesulitan mengelolanya dengan baik.
2. Menahan dorongan untuk bereaksi secara impulsif
Anak perlu belajar untuk tidak langsung bereaksi dengan cara yang bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain, seperti memukul, melempar barang, dan berteriak. Mengendalikan dorongan ini membutuhkan latihan dan bimbingan dari orang dewasa.
3. Memahami bahwa kemarahan adalah perasaan yang normal
Anak perlu diajarkan bahwa kemarahan adalah emosi yang wajar dan boleh dirasakan oleh siapa saja. Namun, kemarahan juga bisa diatasi dengan cara yang tepat dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
4. Mampu mengungkapkan perasaan dengan kata-kata
Kemampuan untuk menyampaikan apa yang dirasakan secara verbal sangat membantu anak dalam mengelola kemarahan.
Dengan kata-kata, anak dapat menjelaskan apa yang membuatnya marah dan mencari solusi yang lebih baik daripada mengekspresikan kemarahan secara fisik atau dengan perilaku yang tidak diinginkan.
5. Mendukung perkembangan keterampilan mengelola kemarahan
Orang dewasa dapat membantu anak mengembangkan keterampilan ini dengan memberikan contoh yang baik dan dukungan yang konsisten. Misalnya, ketika anak marah, orang dewasa dapat membantu menenangkan anak dengan cara berbicara lembut, mengajarkan teknik pernapasan, dan mengajak anak untuk mengekspresikan perasaannya dengan kata-kata.
Selain itu, jangan lupa memberikan pujian saat anak berhasil mengendalikan kemarahannya juga sangat penting untuk memperkuat perilaku positif.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)