Jakarta: Seorang anak yang mengeluh bukan sedang berusaha mengganggu atau manja dengan sengaja. Mengeluh biasanya merupakan cara default bagi anak-anak kecil untuk mengekspresikan diri ketika mereka lelah, rewel, lapar, tidak nyaman, atau hanya tidak ingin melakukan sesuatu.
“Meskipun kemampuan bahasa anak-anak berusia 3 dan 4 tahun berkembang dengan cepat, mereka masih belum memiliki kosakata yang cukup untuk menggambarkan semua perasaan tersebut,” jelas Michele Borba, EdD, penulis buku Parents Do Make a Difference.
Selain itu, rengekan sering muncul karena anak-anak sedang belajar menguji batas-batas mereka. Mereka mungkin merasa frustrasi karena belum bisa mengontrol emosi atau situasi sehari-hari, seperti saat mereka bosan atau ingin bermain lebih lama.
Hal tersebut adalah fase normal perkembangan, di mana mereka mencoba memahami dunia di sekitar mereka dan mencari cara untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
Ketika seorang anak dapat mengekspresikan bahwa mereka lapar untuk makan siang atau benci duduk di kursi mobil, mereka mungkin tetap mengeluh karena mereka telah belajar bahwa mengeluh mendapatkan perhatian kamu.
“Bagi anak usia 3 dan 4 tahun yang sedang menguji batas kemandirian mereka, merengek membuat mereka merasa sangat berkuasa,” kata psikolog Carolyn Crowder, PhD, co-author dari Whining: 3 Steps to Stopping It Before the Tears and Tantrums Start.
“Jika kamu tidak tahan dengan rengekan, anak kamu akan melakukannya lebih sering, hanya karena itu mendapatkan reaksi,” setuju Jane Nelsen, EdD, co-author of Positive Discipline for Preschoolers.
.jpg)
(Anak rewel merengek atau mengeluh bisa karena kebutuhan dasarnya tak terpenuhi. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Bahkan teguran pun dapat memperkuat perilaku tersebut. “Anak-anak hanya ingin respons. Ketika mereka tidak tahu cara mendapatkan respons positif, mereka akan mencari respons negatif,” jelas Nelsen.
Dan tentu saja, menyerah dengan mengatakan “Baiklah, kamu boleh makan satu permen, tapi janji akan makan makan siangmu?” juga tidak efektif. Kamu mungkin mendapat istirahat dari rengekan, tapi kamu akan mempertahankan masalah tersebut.
Selain itu, hindari memberikan perhatian berlebihan pada rengekan, seperti memarahi atau mengabaikan sepenuhnya karena ini bisa membuat anak merasa lebih frustrasi.
Jangan pula membandingkan anak kamu dengan anak lain karena itu bisa membuat mereka merasa tidak dihargai.
Ingat, rengekan bukanlah tanda anak nakal, melainkan sinyal bahwa mereka butuh bantuan untuk belajar cara berkomunikasi yang lebih baik.
Untuk mengatasi rengekan, fokuslah pada pendekatan positif yang membangun keterampilan anak. Mulailah dengan mendengarkan dan mengakui perasaan mereka. Katakan sesuatu seperti, "Aku tahu kamu lapar dan ingin camilan sekarang, tapi kita harus makan siang dulu."
Ajari anak untuk menggunakan kata-kata yang lebih jelas. Dorong mereka untuk mengatakan, "Mama, aku lapar," alih-alih merengek. Berikan pilihan sederhana, seperti "Kamu mau makan apel atau pisang?" untuk membuat mereka merasa terlibat.
Tetap konsisten dengan aturan rumah tangga, dan puji ketika mereka berkomunikasi dengan baik. Jika rengekan terjadi di tempat umum, ambil napas dalam dan pindah ke tempat yang lebih tenang untuk menenangkan diri.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
“Meskipun kemampuan bahasa anak-anak berusia 3 dan 4 tahun berkembang dengan cepat, mereka masih belum memiliki kosakata yang cukup untuk menggambarkan semua perasaan tersebut,” jelas Michele Borba, EdD, penulis buku Parents Do Make a Difference.
Selain itu, rengekan sering muncul karena anak-anak sedang belajar menguji batas-batas mereka. Mereka mungkin merasa frustrasi karena belum bisa mengontrol emosi atau situasi sehari-hari, seperti saat mereka bosan atau ingin bermain lebih lama.
Hal tersebut adalah fase normal perkembangan, di mana mereka mencoba memahami dunia di sekitar mereka dan mencari cara untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
Apa yang tidak harus dilakukan saat anak mengeluh?
Ketika seorang anak dapat mengekspresikan bahwa mereka lapar untuk makan siang atau benci duduk di kursi mobil, mereka mungkin tetap mengeluh karena mereka telah belajar bahwa mengeluh mendapatkan perhatian kamu.
“Bagi anak usia 3 dan 4 tahun yang sedang menguji batas kemandirian mereka, merengek membuat mereka merasa sangat berkuasa,” kata psikolog Carolyn Crowder, PhD, co-author dari Whining: 3 Steps to Stopping It Before the Tears and Tantrums Start.
“Jika kamu tidak tahan dengan rengekan, anak kamu akan melakukannya lebih sering, hanya karena itu mendapatkan reaksi,” setuju Jane Nelsen, EdD, co-author of Positive Discipline for Preschoolers.
.jpg)
(Anak rewel merengek atau mengeluh bisa karena kebutuhan dasarnya tak terpenuhi. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Bahkan teguran pun dapat memperkuat perilaku tersebut. “Anak-anak hanya ingin respons. Ketika mereka tidak tahu cara mendapatkan respons positif, mereka akan mencari respons negatif,” jelas Nelsen.
Dan tentu saja, menyerah dengan mengatakan “Baiklah, kamu boleh makan satu permen, tapi janji akan makan makan siangmu?” juga tidak efektif. Kamu mungkin mendapat istirahat dari rengekan, tapi kamu akan mempertahankan masalah tersebut.
Selain itu, hindari memberikan perhatian berlebihan pada rengekan, seperti memarahi atau mengabaikan sepenuhnya karena ini bisa membuat anak merasa lebih frustrasi.
Jangan pula membandingkan anak kamu dengan anak lain karena itu bisa membuat mereka merasa tidak dihargai.
Ingat, rengekan bukanlah tanda anak nakal, melainkan sinyal bahwa mereka butuh bantuan untuk belajar cara berkomunikasi yang lebih baik.
Apa yang harus dilakukan saat anak mengeluh?
Untuk mengatasi rengekan, fokuslah pada pendekatan positif yang membangun keterampilan anak. Mulailah dengan mendengarkan dan mengakui perasaan mereka. Katakan sesuatu seperti, "Aku tahu kamu lapar dan ingin camilan sekarang, tapi kita harus makan siang dulu."
Ajari anak untuk menggunakan kata-kata yang lebih jelas. Dorong mereka untuk mengatakan, "Mama, aku lapar," alih-alih merengek. Berikan pilihan sederhana, seperti "Kamu mau makan apel atau pisang?" untuk membuat mereka merasa terlibat.
Tetap konsisten dengan aturan rumah tangga, dan puji ketika mereka berkomunikasi dengan baik. Jika rengekan terjadi di tempat umum, ambil napas dalam dan pindah ke tempat yang lebih tenang untuk menenangkan diri.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)