FAMILY

Tips agar Anak Tetap Rileks di Masa Pandemi Covid-19

Raka Lestari
Rabu 25 Agustus 2021 / 11:00
Jakarta: Salah satu dampak yang mungkin dirasakan anak-anak di masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini adalah stres. Perubahan-perubahan yang terjadi di masa sekarang, dapat memicu terjadinya stres pada anak-anak.

Berkurangnya waktu bermain dengan teman sebaya serta pembatasan-pembatasan yang ada di masa pandemi ini, membuat anak-anak merasakan adanya tekanan dalam hidup yang mungkin belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Selain memerhatikan kondisi fisik, masalah psikologis anak juga harus diperhatikan. Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog anak dan keluarga menjelaskan, saat ini bisa dikatakan anak-anak di Indonesia sedang mengalami masa sulit.

Mereka tidak bisa belajar bersama para guru dan teman-teman, bermain, serta bergaul karena ada pembatasan sosial. Kondisi tersebut tentu berpengaruh pada kondisi mentalnya.


(Lakukan hobi bersama anak seperti melukis misalnya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Untuk mengatasinya, Samanta memberikan tips agar anak tetap rileks menghadapi pandemi, di antaranya:


1. Pastikan waktu tidur tercukupi karena saat tidur kerja otak anak melambat sehingga tubuh menjadi rileks.

2. Ajak anak untuk mengidentifikasi jenis emosi yang dirasakan dan tawarkan solusi yang membuatnya lebih nyaman.

3. Lakukan hobi bersama anak. Misalnya, memasak, berkebun, bernyanyi atau melukis. Kegiatan ini dapat dilakukan bergantian atau dikombinasikan antara hobi si kecil dan orang tua.

4. Berikan pelukan hangat pada anak. Saat orang tua memeluk anak 8 kali sehari dengan durasi 20 detik, hal itu dapat membuat si kecil rileks.


(Menurut Samanta adalah menjaga pola tidur sangat penting untuk mencegah stres. Foto: Ilustrasi. Dok. Unsplash.com)


Lalu, apa yang bisa dilakukan orang tua agar tidak ikut mengalami stres? Menurut Samanta, ada berbagai cara yang bisa dilakukan orang tua. Seperti mendengarkan musik misalnya karena bisa meningkatkan hormon dopamin sehingga tubuh merasa lebih rileks.

“Pokoknya lakukan apa saja aktivitas yang bisa merangsang dopamin. Bisa berolahraga, makan yang sehat dan bergizi, karena emosi otak ini ada tiga. Otak di kepala, otak di jantung, dan otak di usus, ini semuanya terkait,” tutur Samanta.

Dan, yang tidak boleh dilupakan, menurut Samanta adalah menjaga pola tidur. “Sepele sih, tapi ini penting banget. Saat tidur malam yaitu saat jam 10 malam sampai jam 2 pagi, ada cairan pembersih otak yang membersihkan kotoran-kotoran di otak kita. Sehingga, saat bangun tidur kita akan merasa lebih produktif dan bisa tetap waras,” ujarnya.

“Atau bisa juga melakukan hobi. Biasanya kalau stres, males ngapa-ngapain. Padahal penting melakukan hobi. Dengan melakukan hobi, kita bisa berpikir kreatif dan bisa menurunkan kadar kortisol dalam otak,” tutup Samanta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH