FITNESS & HEALTH

Kapan Demam pada Balita Menjadi Berbahaya? Moms Harus Waspada

Medcom
Kamis 11 September 2025 / 13:10
Jakarta: Demam pada bayi dan anak-anak umumnya merupakan bagian dari proses alami tubuh dalam melawan infeksi dan penyembuhan. Namun, ada beberapa kondisi dan komplikasi yang perlu diwaspadai karena bisa berbahaya atau menimbulkan kekhawatiran serius bagi orang tua.

Dilansir dari BabyCenter, Kathryn Meier, M.D., M.P.H., dokter anak memberikan penjelasan mengenai situasi-situasi di mana demam dapat menjadi tanda bahaya dan kapan perlu mendapatkan perhatian medis segera.
 

Fakta kejang demam yang perlu Moms tahu


Salah satu komplikasi yang kadang terjadi akibat demam adalah kejang demam. Kejang ini biasanya terjadi pada bayi dan anak kecil, terutama yang berusia antara 6 bulan hingga 5 tahun.

Meskipun kejang demam seringkali menakutkan bagi orang tua, dalam banyak kasus kejang ini tidak menyebabkan kerusakan permanen dan tidak berbahaya secara langsung.

Saat kejang demam terjadi, anak mungkin menunjukkan beberapa tanda, seperti mata berputar ke atas atau ke samping, mengeluarkan air liur berlebihan, muntah, otot menjadi kaku, tubuh berkedut atau bergetar secara tidak terkendali.

Baca juga: Suhu Normal dan Demam pada Bayi dan Anak-Anak hingga Penyebab Demam 

Meskipun kejang biasanya berlangsung singkat dan berhenti dengan sendirinya, penting bagi dokter anak untuk melakukan evaluasi menyeluruh guna mengetahui penyebab demam dan memastikan tidak ada kondisi medis lain yang lebih serius.
 

Demam yang terus kambuh dan lama berlangsung


Obat penurun demam hanya membantu menurunkan suhu tubuh sementara waktu dan tidak mengatasi penyebab utama demam, seperti infeksi atau peradangan.

Oleh karena itu, demam bisa terus muncul hingga tubuh berhasil melawan infeksi tersebut. Biasanya, demam akibat infeksi virus atau bakteri dapat berlangsung selama dua hingga tiga hari, bahkan lebih lama tergantung jenis infeksinya.

Jika demam berlangsung lebih dari tiga hari, sebaiknya anak diperiksa oleh dokter. Demam yang berkepanjangan bisa menjadi tanda adanya infeksi bakteri yang memerlukan pengobatan khusus, seperti antibiotik.

Beberapa infeksi virus, seperti influenza (flu), dapat menyebabkan demam selama lima hingga tujuh hari. Jika anak sedang menjalani pengobatan antibiotik, mungkin diperlukan waktu sekitar 48 jam agar suhu tubuh mulai menurun.
 

Demam tanpa gejala lain apa artinya?


Kadang-kadang, anak mengalami demam tanpa disertai gejala lain seperti pilek, batuk, muntah, atau diare. Kondisi ini bisa membuat orang tua merasa bingung karena sulit menentukan penyebab demam. 

Beberapa infeksi virus memang dapat menyebabkan demam tinggi tanpa gejala lain yang jelas. Contohnya adalah roseola yang biasanya menyebabkan demam tinggi selama tiga hari, kemudian diikuti dengan munculnya ruam merah muda ringan di beberapa bagian tubuh.

Namun, demam tinggi tanpa gejala lain juga bisa menjadi tanda infeksi serius, seperti meningitis (infeksi selaput otak), infeksi saluran kemih, bakteremia (bakteri dalam aliran darah) 

Untuk demam dapat menyebabkan kerusakan otak, suhu tubuh harus mencapai lebih dari 42 derajat celsius yang hampir tidak pernah terjadi akibat infeksi biasa. 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH