FAMILY
Ini yang Harus Dilakukan Ibu Hamil saat Terpapar Covid-19
Yuni Yuli Yanti
Rabu 14 Juli 2021 / 13:50
Jakarta: Ibu hamil memiliki sistem imunitas yang rendah, sehingga lebih rentan terhadap serangan penyakit atau virus. Di tengah pandemi covid-19 terlebih adanya varian baru delta yang lebih cepat bermutasi dan menular, ibu hamil perlu mengetahui apa saja risiko yang terjadi pada tubuh apabila virus corona menginfeksi tubuh.
Pada dasarnya, virus corona pada ibu hamil akan menampakkan gejala yang sama dengan pengidap positif covid-19 lainnya. Ketika bumil terpapar covid-19 yang perlu diketahui lebih dulu adalah gejala yang ditimbulkan.
Bila gejala sedang atau berat, bumil perlu mendapatkan perawatan intesif di rumah sakit untuk mengetahui kondisi ibu dan janin yang dikandung. Namun, bila tidak bergejala maka bumil boleh saja melakukan isolasi di rumah dengan pengawasan dokter.
Dr. Budi Wiweko, SpOG, Ruma Sakit Cipto Mangunkusumo mengatakan ibu hamil sedikit lebih rentan karena termasuk kelompok yang belum mendapatkan vaksinasi. Bumil sangat berisiko karena di dalam kandungan ada janin jadi kalau bumil terpapar jadi ada risiko virus tersebut mentransmisi infeksi pada janinnya. Termasuk apda proses persalinan dan menyusui.

(Bila gejala sedang atau berat, bumil perlu mendapatkan perawatan intesif di rumah sakit untuk mengetahui kondisi ibu dan janin yang dikandung. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
"POGI sudah merekomendasikan bahwa vaksin Covid-19 sudah bisa diberikan kepada ibu yang kehamilannya berusia di atas 12 minggu. Mengingat pada minggu tersebut adalah waktunya proses pembentukan organ-organ. Dan, merujuk pada studi yang sudah dilakukan pada orang di Amerika menunjukkan vaksin cukup aman dan tidak meimbulkan efek pada janin," tutur dr. Wiweko dalam acara New Line, Metro TV.
"Jenis vaksin yang direkomendasikan adalah yang berbasis massenger RNA seperti Pfizer, Moderna. Atau yang berbasis virus vecktor seperti Astra Zeneca, atau yang inactived virus seperti Sinopharm dan Sinovac. Tinggal menunggu panduan lebih lanjut dari Kementrian Kesehatan dan BPOM," tambahnya.
Menurut dr. Wiweko ada sebuah keunggulan atau sebuah kelemahan dari ibu hamil dengan segala sistem imunologi yang dimodifikasi sedemikian rupa oleh Sang Pencipta, data yang ada menunjukkan ibu hamil sekitar 60-70 persen asimtomatik atau tidak bergejala saat terpapar Covid-19.
Data di Indonesia, 51 persen tidak bergejala ini yang menjadi kendala. Memang sisanya sekitar 4,5 persen bergejala berat hingga harus mendapatkan perawatan intensif hingga ICU.
"Risiko transmisi infeksi dari ibu ke janin paling berat adalah saat persalinan dan menyusui. Oleh sebab itu, ketika sudah bersalin baik ibu mapun bayi sama-sama dirawat diruang isolasi. IMD tidak direkomendasikan tapi boleh menyusui dengan menggunakan face shield dan masker," jelas dr. Wiweko.
.png)
(Risiko transmisi infeksi dari ibu ke janin paling berat adalah saat persalinan dan menyusui. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
1. Tetap melakukan protokol kesehatan di mana pun berada. Seperti melakukan 6M yakni mencuci tangan, menggunakan masker dengan benar, menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menjaga pola makan sehat dan istirahat cukup, serta menjauhi kerumunan.
2. Berpikir positif dan berdoa.
3. Sedapat mungkin bila tidak ada keluhan yang berarti pada kehamilan awal masih diperkenankan konsultasi melalui Telemedicine sampai usia kehamilan trimester 2. Saat masuk trimester 3 di atas 7 bulan dianjurkan langsung konsultasi ke dokter atau bidan.
4. Kehamilan yang berisiko seperti bumil dengan riwayat hipertensi, kencing manis, atau ketuban pecah dan perdarahan ini masuk ke emergency yang tidak perlu ragu untuk lakukan pemeriksaan kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Pada dasarnya, virus corona pada ibu hamil akan menampakkan gejala yang sama dengan pengidap positif covid-19 lainnya. Ketika bumil terpapar covid-19 yang perlu diketahui lebih dulu adalah gejala yang ditimbulkan.
Bila gejala sedang atau berat, bumil perlu mendapatkan perawatan intesif di rumah sakit untuk mengetahui kondisi ibu dan janin yang dikandung. Namun, bila tidak bergejala maka bumil boleh saja melakukan isolasi di rumah dengan pengawasan dokter.
Dr. Budi Wiweko, SpOG, Ruma Sakit Cipto Mangunkusumo mengatakan ibu hamil sedikit lebih rentan karena termasuk kelompok yang belum mendapatkan vaksinasi. Bumil sangat berisiko karena di dalam kandungan ada janin jadi kalau bumil terpapar jadi ada risiko virus tersebut mentransmisi infeksi pada janinnya. Termasuk apda proses persalinan dan menyusui.

(Bila gejala sedang atau berat, bumil perlu mendapatkan perawatan intesif di rumah sakit untuk mengetahui kondisi ibu dan janin yang dikandung. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
"POGI sudah merekomendasikan bahwa vaksin Covid-19 sudah bisa diberikan kepada ibu yang kehamilannya berusia di atas 12 minggu. Mengingat pada minggu tersebut adalah waktunya proses pembentukan organ-organ. Dan, merujuk pada studi yang sudah dilakukan pada orang di Amerika menunjukkan vaksin cukup aman dan tidak meimbulkan efek pada janin," tutur dr. Wiweko dalam acara New Line, Metro TV.
"Jenis vaksin yang direkomendasikan adalah yang berbasis massenger RNA seperti Pfizer, Moderna. Atau yang berbasis virus vecktor seperti Astra Zeneca, atau yang inactived virus seperti Sinopharm dan Sinovac. Tinggal menunggu panduan lebih lanjut dari Kementrian Kesehatan dan BPOM," tambahnya.
Gejala-gejala yang harus diperhatikan Bumil positif Covid-19
Menurut dr. Wiweko ada sebuah keunggulan atau sebuah kelemahan dari ibu hamil dengan segala sistem imunologi yang dimodifikasi sedemikian rupa oleh Sang Pencipta, data yang ada menunjukkan ibu hamil sekitar 60-70 persen asimtomatik atau tidak bergejala saat terpapar Covid-19.
Data di Indonesia, 51 persen tidak bergejala ini yang menjadi kendala. Memang sisanya sekitar 4,5 persen bergejala berat hingga harus mendapatkan perawatan intensif hingga ICU.
"Risiko transmisi infeksi dari ibu ke janin paling berat adalah saat persalinan dan menyusui. Oleh sebab itu, ketika sudah bersalin baik ibu mapun bayi sama-sama dirawat diruang isolasi. IMD tidak direkomendasikan tapi boleh menyusui dengan menggunakan face shield dan masker," jelas dr. Wiweko.
.png)
(Risiko transmisi infeksi dari ibu ke janin paling berat adalah saat persalinan dan menyusui. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Dr. Wiweko menyebutkan ada beberapa hal yang patut diperhatikan Bumil di masa pandemi, diantaranya:
1. Tetap melakukan protokol kesehatan di mana pun berada. Seperti melakukan 6M yakni mencuci tangan, menggunakan masker dengan benar, menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menjaga pola makan sehat dan istirahat cukup, serta menjauhi kerumunan.
2. Berpikir positif dan berdoa.
3. Sedapat mungkin bila tidak ada keluhan yang berarti pada kehamilan awal masih diperkenankan konsultasi melalui Telemedicine sampai usia kehamilan trimester 2. Saat masuk trimester 3 di atas 7 bulan dianjurkan langsung konsultasi ke dokter atau bidan.
4. Kehamilan yang berisiko seperti bumil dengan riwayat hipertensi, kencing manis, atau ketuban pecah dan perdarahan ini masuk ke emergency yang tidak perlu ragu untuk lakukan pemeriksaan kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)