FITNESS & HEALTH

Bukan Sekadar Pola Makan, Inilah 4 Alasan Orang Jepang Panjang Umur

Mia Vale
Minggu 14 Desember 2025 / 14:06
Jakarta: Jepang telah lama dikenal sebagai salah satu negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia. Dan ini membuat banyak orang penasaran tentang apa sebenarnya yang membedakan mereka dengan masyarakat negara lain. 

Rasa penasaran ini akan dijelaskan oleh Dr Jay Jagannathan, seorang ahli bedah saraf di Michigan Neurosurgery Institute, yang mengkhususkan diri dalam bedah saraf multidisiplin dan manajemen nyeri. 

Dalam unggahan Instagram-nya pada 2 Desember lalu, Jagannathan menjelaskan adanya perpaduan menarik antara kebiasaan dan praktik budaya yang membantu orang Jepang hidup lebih lama dan lebih sehat

"Salah satu hal yang sangat menarik tentang masyarakat Jepang, adalah bahwa rata-rata harapan hidup di sini jauh lebih tinggi daripada di belahan dunia lainnya," jelasnya. 
 
Jagannathan menyoroti empat faktor utama yang dapat berkontribusi pada umur panjang yang mengesankan ini.
 

1. Kurangi stres kronis 


Menurut Jagannathan kepada Hindustan Times, stres jangka panjang memengaruhi kesehatan otak dan metabolisme, sehingga meningkatkan risiko hipertensi dan diabetes. Tidak ada yang tahu persis mengapa masyarakat tertentu hidup lebih lama, tetapi stres kronis jelas berperan.
 

2. Porsi yang lebih kecil dan seimbang 



(Makan sedikit-sedikit namun sering dapat menghindari konsumsi makan berlebihan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Pola makan merupakan elemen kunci lainnya. Porsi makan di Jepang cenderung sangat kecil. Ia berbagi contoh, "Kami pernah pergi ke restoran steak di Jepang. Dan steak terbesar yang kami temukan adalah 4 ons, yang mungkin merupakan steak terkecil yang bisa ka me u temukan di Amerika Serikat." 
 

3. Aktivitas harian yang terintegrasi 


Bergerak secara alami merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di Jepang. "Kamu akan melihat begitu banyak orang berjalan-jalan di taman bahkan di hari kerja, tetap aktif," ujar Dr. Jagannathan. 

Ketergantungan pada mobil berkurang, lebih banyak berjalan kaki ke stasiun kereta, dan secara keseluruhan lebih banyak aktivitas berjalan kaki setiap hari.
   

4. Struktur sosial yang inklusif 


Mungkin poin paling berdampak yang Jagannathan sampaikan adalah tentang komunitas. "Cenderung ada lebih banyak keterlibatan orang-orang yang terpinggirkan dalam masyarakat, lansia, dan penyandang disabilitas mental," ujarnya. 

Tingkat tunawisma yang sangat rendah di Jepang juga mencerminkan hal ini. “Dengan mengintegrasikan populasi rentan, kamu dapat memberikan perawatan dan berpotensi memperpanjang hidup mereka, yang mungkin tidak terjadi jika kelompok ini diabaikan,” papar Dr. Jagannathan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH