FAMILY
Jarang Disadari, Ini Contoh Workplace Bullying yang Perlu Kamu Ketahui
Yuni Yuli Yanti
Selasa 16 November 2021 / 10:00
Jakarta: Workplace bullying atau perundungan di tempat kerja dalam beberapa bulan belakangan ini makin sering terjadi. Apalagi, setelah adanya pemberitaan tentang salah satu karyawan perusahaan milik negara yang dirundung oleh teman seprofesinya hingga viral di media sosial. Seolah workplace bullying sudah menjadi hal yang umum terjadi.
Mengapa workplace menjadi hal yang umum? Karena banyak di antara kita yang tidak menyadari bahkan tidak tahu bagaimana ciri dan tanda-tanda dari workplace bullying. Kebanyakan orang hanya tahu perilaku bullying adalah bentuk kekerasan fisik. Padahal, bentuk perundungan itu banyak sekali.
Pingkan Rumondor, S.Psi, M.Psi, Psikolog Klinis Dewasa menjelaskan bahwa workplace bullying adalah serangkaian perilaku yang dilakukan secara sengaja dan berulang untuk mengintimidasi, menjatuhkan atau menyakiti orang lain di tempat kerja.
Contohnya seperti kekerasan fisik, verbal, pengucilan/pemboikotan, sabotase pekerjaan, dan lainnya. Workplace bullying bisa dilakukan secara langsung, maupun secara online (via telepon, cyberbullying).

(Bergosip, mengejek dan merendahkan, atau sengaja mengisolasi orang merupakan salah satu bentuk perilaku workplace bullying yang banyak tidak disadari. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
"Bullying perilaku yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang. Adanya ketidakseimbangan kekuasaan. Kalau becanda itu keduanya senang dan bisa melihat lucunya di mana. Kalau bullying salah satu pihak merasa tersakiti. Nah, satu pihak ada unsur kesengajaan. Kalau becanda yang sebenarnya keduanya sama-sama bisa menikmati," tutur Pingkan dalam acara webinar Zero Tolerance for Workplace Bullying yang diadakan oleh Unilever Indonesia pada Senin, 15 November 2021.
Menurut Pingkan contohnya perilaku bullying di tempat kerja seperti bergosip, mengejek dan merendahkan, atau sengaja mengisolasi orang pas acara happy hour orang abis kerja sengaja tidak diajak.
"Tanda dari adanya workplace bullying adalah ada pelaku dan ada target (yang sengaja diposisikan lebih rendah) biasanya dia adalah orang yang berbeda dengan mayoritas. Lalu, ada saksi yaitu dia melihat tapi karena dia ga tahu caranya dia jadi diam aja," ungkap Pingkan.

(Pingkan mengatakan bullying bisa terjadi karena satu pihak mau merendahkan orang lain. sering kali pelaku bullying tidak menyadari alasan dia melakukan hal itu. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Selain itu, Pingkan pun mengatakan bahwa di masa pandemi kasus workplace bullying justru makin meningkat.
"Di masa pandemi konteks workplace bisa via telepon atau tatap muka seperti webinar atau melalui email. Bahkan ada satu penelitian angka responden adanya pelecehan gender, usia itu meningkat selama pandemi ini. Pandemi bukan mengurangi malah meningkatkan sekalipun konteksnya melalui online," pungkas Pingkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Mengapa workplace menjadi hal yang umum? Karena banyak di antara kita yang tidak menyadari bahkan tidak tahu bagaimana ciri dan tanda-tanda dari workplace bullying. Kebanyakan orang hanya tahu perilaku bullying adalah bentuk kekerasan fisik. Padahal, bentuk perundungan itu banyak sekali.
Pingkan Rumondor, S.Psi, M.Psi, Psikolog Klinis Dewasa menjelaskan bahwa workplace bullying adalah serangkaian perilaku yang dilakukan secara sengaja dan berulang untuk mengintimidasi, menjatuhkan atau menyakiti orang lain di tempat kerja.
Contohnya seperti kekerasan fisik, verbal, pengucilan/pemboikotan, sabotase pekerjaan, dan lainnya. Workplace bullying bisa dilakukan secara langsung, maupun secara online (via telepon, cyberbullying).

(Bergosip, mengejek dan merendahkan, atau sengaja mengisolasi orang merupakan salah satu bentuk perilaku workplace bullying yang banyak tidak disadari. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
"Bullying perilaku yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang. Adanya ketidakseimbangan kekuasaan. Kalau becanda itu keduanya senang dan bisa melihat lucunya di mana. Kalau bullying salah satu pihak merasa tersakiti. Nah, satu pihak ada unsur kesengajaan. Kalau becanda yang sebenarnya keduanya sama-sama bisa menikmati," tutur Pingkan dalam acara webinar Zero Tolerance for Workplace Bullying yang diadakan oleh Unilever Indonesia pada Senin, 15 November 2021.
Menurut Pingkan contohnya perilaku bullying di tempat kerja seperti bergosip, mengejek dan merendahkan, atau sengaja mengisolasi orang pas acara happy hour orang abis kerja sengaja tidak diajak.
"Tanda dari adanya workplace bullying adalah ada pelaku dan ada target (yang sengaja diposisikan lebih rendah) biasanya dia adalah orang yang berbeda dengan mayoritas. Lalu, ada saksi yaitu dia melihat tapi karena dia ga tahu caranya dia jadi diam aja," ungkap Pingkan.

(Pingkan mengatakan bullying bisa terjadi karena satu pihak mau merendahkan orang lain. sering kali pelaku bullying tidak menyadari alasan dia melakukan hal itu. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Selain itu, Pingkan pun mengatakan bahwa di masa pandemi kasus workplace bullying justru makin meningkat.
"Di masa pandemi konteks workplace bisa via telepon atau tatap muka seperti webinar atau melalui email. Bahkan ada satu penelitian angka responden adanya pelecehan gender, usia itu meningkat selama pandemi ini. Pandemi bukan mengurangi malah meningkatkan sekalipun konteksnya melalui online," pungkas Pingkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)