Jakarta: Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berkisar 800 juta orang di seluruh dunia mengalami obesitas. Alhasil, memang tepat menyebut obesitas sebagai epidemi. Orang gemuk lebih mungkin mengembangkan penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker tertentu, serta masalah kesehatan mental, karena stigma kenaikan berat badan.
Selain itu, ada berbagai bahaya yang terkait dengan obesitas selama kehamilan. Oleh karena itu, jika kamu berniat untuk memulai sebuah keluarga, tentukan indeks massa tubuh (BMI) terlebih dulu.
Obesitas didefinisikan sebagai orang dengan BMI 30 atau lebih. Sedangkan, wanita dengan BMI 25 hingga 29,9 dianggap kelebihan berat badan dan BMI 18,5 hingga 24,9 dianggap sehat serta aman, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Jadi, jika kamu mengalami obesitas, kemungkinan besar akan mengalami kesulitan mulai dari mengandung hingga melahirkan. Mengutip dari HealthShots, Dr Suhasini Inamdar, Konsultan- Dokter Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Ibu, Indiranagar, Bengaluru, menjelaskan bagaimana obesitas dapat memengaruhi kehamilan. Berikut komplikasi yang bisa ditimbulkan akibat obesitas ketika masa kehamilan, seperti:

(Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Yang harus diingat, mempertahankan berat badan dan BMI yang sehat sebelum dan selama kehamilan sangat penting untuk kehamilan yang sehat dan bayi yang sehat. Berkonsultasilah dengan dokter kandungan untuk merencanakan pengelolaan berat badan yang sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Selain itu, ada berbagai bahaya yang terkait dengan obesitas selama kehamilan. Oleh karena itu, jika kamu berniat untuk memulai sebuah keluarga, tentukan indeks massa tubuh (BMI) terlebih dulu.
Obesitas didefinisikan sebagai orang dengan BMI 30 atau lebih. Sedangkan, wanita dengan BMI 25 hingga 29,9 dianggap kelebihan berat badan dan BMI 18,5 hingga 24,9 dianggap sehat serta aman, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Jadi, jika kamu mengalami obesitas, kemungkinan besar akan mengalami kesulitan mulai dari mengandung hingga melahirkan. Mengutip dari HealthShots, Dr Suhasini Inamdar, Konsultan- Dokter Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Ibu, Indiranagar, Bengaluru, menjelaskan bagaimana obesitas dapat memengaruhi kehamilan. Berikut komplikasi yang bisa ditimbulkan akibat obesitas ketika masa kehamilan, seperti:
Diabetes gestasional
Obesitas meningkatkan risiko diabetes gestasional selama kehamilan. Jenis diabetes ini dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi pada ibu dan bayi, menyebabkan komplikasi seperti makrosomia (berat lahir besar), persalinan prematur, dan sindrom gangguan pernapasan.Pre-eklampsia
Obesitas juga dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena pre-eklamsia, kondisi terkait kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan protein dalam urin. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu dan bayinya, termasuk kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
(Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Keguguran dan lahir mati
Obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran, lahir mati, dan keguguran berulang yang dapat menghancurkan ibu dan keluarga. Itu bisa terjadi karena beberapa efek samping obesitas pada tubuh seperti tekanan darah tinggi.Persalinan sesar
Obesitas meningkatkan risiko persalinan sesar, yang dapat menyebabkan waktu pemulihan lebih lama, peningkatan risiko infeksi, dan peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan berikutnya.Cacat lahir
Obesitas selama kehamilan meningkatkan risiko cacat lahir, termasuk cacat tabung saraf, cacat jantung, dan celah orofasial. Jadi, pastikan terlebih dulu apakah tubuhmu sehat atau tidak sebelum merencanakan kehamilan.Yang harus diingat, mempertahankan berat badan dan BMI yang sehat sebelum dan selama kehamilan sangat penting untuk kehamilan yang sehat dan bayi yang sehat. Berkonsultasilah dengan dokter kandungan untuk merencanakan pengelolaan berat badan yang sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)