FAMILY
Pentingnya Protein Hewani untuk Mencegah Malnutrisi pada Anak
Yuni Yuli Yanti
Senin 03 Februari 2025 / 09:00
Jakarta: Saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang signifikan yakni rendahnya asupan protein hewani di kalangan anak-anak. Berdasarkan data, lebih dari 80 persen anak dan remaja Indonesia mengalami defisit protein hewani.
Padahal, protein hewani sangat berperan penting dalam menjaga fungsi kekebalan tubuh, struktur sel dan proses tumbuh kembang anak. Selain memiliki komposisi asam amino esensial yang lebih lengkap, protein hewani juga memiliki biological value dan net protein utilization (NPU) yang jauh lebih tinggi dibandingkan protein nabati, sehingga jumlah protein yang diserap dan dipergunakan oleh tubuh untuk pemeliharaan sel-sel dan pertumbuhan juga lebih tinggi.
"Kekurangan protein hewani dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan (stunting), lemahnya sistem imun, dan rendahnya konsentrasi belajar," ujar Prof. Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, MSi, IPM, Tim Dewan Pakar Badan Gizi Nasional.
- 0-5 bulan: 9 gram (dari ASI)
- 6-11 bulan: 15 gram
- 1-3 tahun: 20 gram
- 4-6 tahun: 25 gram
- 7-9 tahun: 40 gram
- 10-12 tahun: 50 gram (laki-laki) dan 55 gram (perempuan)
- 13-15 tahun: 70 gram (laki-laki) dan 65 gram (perempuan)
- 16-80 tahun: 64 hingga 75 gram (laki-laki) dan 58 hingga 70 gram (perempuan).
Beberapa daftar makanan sumber protein hewani yang bisa dikonsumsi dalam menu harian, antara lain; daging tanpa lemak, telur, susu segar dan produk olahannya seperti yogurt atau keju.
Makanan yang menjadi sumber protein hewani selanjutnya adalah ikan. Selain protein, ikan juga diketahui kaya akan berbagai nutrisi, mulai dari vitamin B12, vitamin D, zat besi, fosfor, dan omega-3. Serta, makanan laut seperti udang.
"Edukasi tentang pentingnya protein hewani dapat membantu mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas kesehatan anak. Orang tua dan guru dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung konsumsi makanan sehat di rumah dan sekolah. Termasuk di dalamnya mengenai pemilihan makanan dan jajanan yang mengandung protein hewani,” tambah Prof. Epi.

(Ki-ka: Pritha, Chief Marketing Officer PT So Good Food, Prof. Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, MSi, IPM, dan Arief Tirtana, S.Pd, Guru dan Content Creator dalam acara Talkshow yang digelar oleh So Nice pada Jumat (31/1/2025), di Jakarta. Foto: Dok. Yuni)
Pritha, Chief Marketing Officer PT So Good Food menyampaikan, saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi, khususnya kekurangan asupan protein hewani pada anak-anak, di mana salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.
"Untuk itu, tahun ini kami menghadirkan “ZONA MAIN SO NICE–JAGOANNYA JAJANAN PROTEIN” yang mengedukasi anak-anak dengan cara seru, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh anak-anak. Secara holistik, fun education ini akan melibatkan guru dan orang tua, sehingga tidak hanya anak yang mengerti tentang pentingnya protein hewani namun juga didukung oleh orang tua dan gurunya," jelas Pritha.
Lebih lanjut, Pritha menambahkan bahwa edukasi untuk anak usia Sekolah Dasar memerlukan cara penyampaian yang menarik, kami menciptakan berbagai permainan seru yang dapat dimainkan oleh banyak siswa seperti permainan ular tangga.
"Anak-anak akan diajak belajar dan bermain sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diingat dengan baik. Selain mengedukasi mengenai pentingnya protein hewani, permainan ini juga dapat melatih kerjasama, komunikasi, fair play, dan solidaritas. Permainan ini kami berikan untuk sekolah sehingga masih dapat terus dimanfaatkan untuk anak-anak bermain bersama," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Padahal, protein hewani sangat berperan penting dalam menjaga fungsi kekebalan tubuh, struktur sel dan proses tumbuh kembang anak. Selain memiliki komposisi asam amino esensial yang lebih lengkap, protein hewani juga memiliki biological value dan net protein utilization (NPU) yang jauh lebih tinggi dibandingkan protein nabati, sehingga jumlah protein yang diserap dan dipergunakan oleh tubuh untuk pemeliharaan sel-sel dan pertumbuhan juga lebih tinggi.
"Kekurangan protein hewani dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan (stunting), lemahnya sistem imun, dan rendahnya konsentrasi belajar," ujar Prof. Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, MSi, IPM, Tim Dewan Pakar Badan Gizi Nasional.
Asupan protein dalam sehari
Kementerian Kesehatan RI membagikan kebutuhan protein per hari berdasarkan kelompok usia, antara lain:- 0-5 bulan: 9 gram (dari ASI)
- 6-11 bulan: 15 gram
- 1-3 tahun: 20 gram
- 4-6 tahun: 25 gram
- 7-9 tahun: 40 gram
- 10-12 tahun: 50 gram (laki-laki) dan 55 gram (perempuan)
- 13-15 tahun: 70 gram (laki-laki) dan 65 gram (perempuan)
- 16-80 tahun: 64 hingga 75 gram (laki-laki) dan 58 hingga 70 gram (perempuan).
Jenis-jenis protein hewani
Seperti yang dikatakan Prof. Epi, protein hewani memiliki kandungan asam amino esensial yang lebih lengkap daripada protein nabati. Tidak hanya itu, protein hewani juga memiliki kandungan nutrisi yang lebih beragam, seperti vitamin B12, vitamin D, zat besi, dan asam lemak omega-3.Beberapa daftar makanan sumber protein hewani yang bisa dikonsumsi dalam menu harian, antara lain; daging tanpa lemak, telur, susu segar dan produk olahannya seperti yogurt atau keju.
Makanan yang menjadi sumber protein hewani selanjutnya adalah ikan. Selain protein, ikan juga diketahui kaya akan berbagai nutrisi, mulai dari vitamin B12, vitamin D, zat besi, fosfor, dan omega-3. Serta, makanan laut seperti udang.
"Edukasi tentang pentingnya protein hewani dapat membantu mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas kesehatan anak. Orang tua dan guru dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung konsumsi makanan sehat di rumah dan sekolah. Termasuk di dalamnya mengenai pemilihan makanan dan jajanan yang mengandung protein hewani,” tambah Prof. Epi.

(Ki-ka: Pritha, Chief Marketing Officer PT So Good Food, Prof. Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, MSi, IPM, dan Arief Tirtana, S.Pd, Guru dan Content Creator dalam acara Talkshow yang digelar oleh So Nice pada Jumat (31/1/2025), di Jakarta. Foto: Dok. Yuni)
Edukasi jajanan berprotein hewani
Memahami besarnya tantangan dalam mengedukasi pentingnya memilih jajanan berprotein hewani, PT So Good Food berkomitmen untuk menggelar edukasi di tingkat sekolah dasar, dan melibatkan guru serta orang tua untuk berperan aktif dalam memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai pentingnya mengonsumsi protein hewani.Pritha, Chief Marketing Officer PT So Good Food menyampaikan, saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi, khususnya kekurangan asupan protein hewani pada anak-anak, di mana salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.
"Untuk itu, tahun ini kami menghadirkan “ZONA MAIN SO NICE–JAGOANNYA JAJANAN PROTEIN” yang mengedukasi anak-anak dengan cara seru, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh anak-anak. Secara holistik, fun education ini akan melibatkan guru dan orang tua, sehingga tidak hanya anak yang mengerti tentang pentingnya protein hewani namun juga didukung oleh orang tua dan gurunya," jelas Pritha.
Lebih lanjut, Pritha menambahkan bahwa edukasi untuk anak usia Sekolah Dasar memerlukan cara penyampaian yang menarik, kami menciptakan berbagai permainan seru yang dapat dimainkan oleh banyak siswa seperti permainan ular tangga.
"Anak-anak akan diajak belajar dan bermain sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diingat dengan baik. Selain mengedukasi mengenai pentingnya protein hewani, permainan ini juga dapat melatih kerjasama, komunikasi, fair play, dan solidaritas. Permainan ini kami berikan untuk sekolah sehingga masih dapat terus dimanfaatkan untuk anak-anak bermain bersama," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)