FAMILY

6 Alasan Bayi Suka Menjambak Rambut Sendiri, Utamanya Saat Menangis

Mia Vale
Kamis 20 Maret 2025 / 19:09
Jakarta: Bayi yang sedang menangis dan menjambak rambut sendiri, mungkin pernah Moms pernah lihat. Perilaku ini bisa dikatakan umum namun tidak menyenangkan yang berpotensi memengaruhi mereka. 

Memang, apa yang dilakukan oleh kebanyakan bayi ini tidak berbahaya. Namun, jika bayi menjambak rambutnya sendiri secara berlebihan, hal itu bisa menjadi tanda adanya kondisi yang mendasarinya. 

Selain itu, perilaku menjambak rambut dalam jangka panjang dapat mengakibatkan rambut rontok berlebihan, yang menyebabkan kerusakan permanen dalam situasi tertentu. Banyak alasan mengapa bayi melakukan hal itu. 

Dengan Moms mengetahui alasannya, tentu akan membantu Moms menentukan apakah hal itu perlu dikhawatirkan. Dalam artikel yang telah dirangkum oleh laman Mom Junction, kami akan membahas berbagai alasan perilaku menjambak rambut pada bayi. Dan berikut alasan-alasan mengapa bayi melakukannya! 
 

1. Cara menenangkan diri



(Bayi menjambak rambut sendiri saat nangis bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti rasa tidak nyaman, frustrasi, atau tantrum. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Menjambak rambut sendiri dilakukan bayi bisa jadi sebagai bentuk menenangkan diri saat menghadapi situasi yang membuat mereka stres atau kala mereka merasa ingin menenangkan diri tanpa alasan tertentu. 

Moms mungkin memperhatikan si kecil menjambak rambutnya saat mengalami kecemasan. Selain menjambak rambut, cara bayi menenangkan diri, bisa berupa mengisap jempol.
 

2. Frustrasi dan mengamuk


Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), beberapa bayi mungkin menjambak rambut karena frustrasi atau saat mengalami amukan. Hal ini kemungkinan disertai dengan tanda-tanda amukan lainnya, seperti berteriak, menjerit, bahkan sambil menangis. 
 

3. Kesadaran diri


Bayi menjadi sadar akan tubuhnya seiring bertambahnya usia, dan kesadaran mereka biasanya meningkat secara signifikan antara usia 8 dan 12 bulan. Bayi pada usia ini mungkin menjelajahi berbagai bagian tubuh, seperti hidung, jari kaki, dan bahkan rambut. 

Menukil Hello Sehat, bayi mungkin berulang kali menjambak rambutnya dan mungkin melakukannya dalam situasi di mana mereka menjadi lebih sadar diri, seperti ketika melihat diri mereka sendiri di cermin.
 

4. Stimulasi sensorik 


Pada tahap awal kehidupan, bayi mengalami perkembangan pesat dalam kemampuan sensoriknya. Mereka sangat tertarik dengan berbagai sensasi baru yang mereka rasakan melalui sentuhan, penglihatan, penciuman, pendengaran, dan rasa. 

Dengan menjambak rambutnya, bayi belajar mengendalikan gerakan tangan dan jari mereka. Hal ini juga bisa menjadi cara bagi si Kecil untuk berlatih keterampilan motorik halus. 
 

5. Rasa ingin tahu


Bayi yang berusia lebih dari enam bulan mungkin menjambak rambutnya sebagai cara untuk mempelajari sebab dan akibat. Mereka mungkin penasaran untuk melihat bagaimana helaian rambut bereaksi saat ditarik dan bagaimana orang tua mereka menanggapi tindakan ini. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena merupakan bagian dari perilaku anak kecil yang biasa.
 

6. Trikotilomania


Biasanya, ini adalah satu-satunya penyebab serius perilaku menjambak rambut pada bayi. Trikotilomania merupakan jenis gangguan kompulsif yang membuat seseorang merasa ingin menjambak rambutnya secara berulang. 

Ini adalah gangguan mental yang mirip dengan gangguan obsesif-kompulsif dan dapat terjadi pada anak-anak yang masih sangat kecil. Tidak diketahui apa yang menyebabkan trikotilomania, tetapi faktor genetik dan lingkungan mungkin berperan.

Baca juga: Moms, Waspadai Tanda Peringatan Demam Berdarah pada Bayi
 

Segera ke dokter


Perilaku menjambak rambut pada bayi biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, Moms dapat berkonsultasi dengan dokter dalam situasi berikut. 
 
  • - Bayi mencabut rambut hingga menyebabkan pendarahan 
  • - Moms melihat bercak botak di kulit kepala 
  • - Perilaku menjambak rambut selalu disertai kolik  

Dokter anak bisa mengajukan beberapa pertanyaan tentang riwayat kesehatan bayi, perilaku, dan riwayat keluarga dengan perilaku serupa atau gangguan mental. 

Ini dapat membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab serius, seperti trikotilomania. Ingat, dokter akan mendeteksi kondisi yang mendasarinya dan membantu menyarankan cara untuk mengatasinya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH